Jangan terlalu mendikte anak yang sudah beranjak dewasa untuk mengikuti kehendak orang tua. Namun, selaku orang tua hendaknya memberi kebebasan terhadap anak untuk mencari kebahagiaannya sendiri dengan sembari memantau tingkah laku dan hasil kerjanya. Inilah pesan yang ingin disampaikan oleh penulis novel Garnish, Mashdar Zainal.
Di bagian awal pada novel ini, digambarkan seorang anak laki-laki yang usai lulus SMA oleh ibunya dikuliahkan ke Fakultas Ekonomi agar dapat mewarisi profesi ayahnya sebagai ekonom sejati.
Sayangnya, selepas menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi si anak justru memiliki kebiasaan aneh, ia lebih suka berlama-lama di dapur untuk memasak.
Sejak kecil, setiap ia menginjakkan kakinya di dapur seolah ia menemukan dunianya sendiri. Saat melihat kompor, pisau, perkakas masak, bumbu-bumbu dan sayur-mayur, ia seakan telah menemukan kedamaian yang tiada tanding. Setiap kali memerhatikan orang masak, ia seperti menyaksikan sebuah ritual yang sangat luhur.
Anak laki-laki yang suka berurusan dengan dapur tersebut sering kali dapat reaksi buruk dari ibunya. Si ibu tidak ingin anak laki-lakinya berada di dapur, sebab dapur adalah urusan perempuan. Ibunya ingin ia berkegiatan layaknya anak laki-laki lain yang suka main bola, main musik, merakit mesin, dan bercocok tanam.
Bahkan, saat SMP ibunya selalu memarahinya lantaran ia ambil jurusan ekstrakurikuler Tata Boga. Ibunya mengira bahwa ia bencong. Tapi, untung ayahnya tiba-tiba datang dan membelanya seraya mengatakan bahwa di luar sana banyak pula laki-laki jadi chef atau pun koki di restoran bintang lima.
Karena selalu mendapat respons buruk dari ibu, si anak akhirnya keluar rumah dengan melumurkan saus dan kecap ke seluruh tubuhnya. Persis seperti orang gila yang tidak tahu cara melampiaskan kemarahan dengan benar.
Sedangkan pada bagian kedua novel ini, digambarkan seorang anak perempuan yang memiliki hobi melukis namun tidak sepadan dengan kehendak ayahnya.
Sebab selalu diatur-atur oleh ayahnya, si anak perempuan itu merasa hidupnya seperti robot. Bangun pagi, sarapan dengan menu yang sudah terhidang di meja makan. Jika pun ingin keluar rumah, harus diantar supir dengan waktu yang ketat.
Ayahnya tidak menginginkan si anak perempuan tersebut menjadi seorang pelukis, sebab katanya, melukis adalah pekerjaan seniman pengangguran. Melukis hanya menjadikan rumah kotor, sedangkan ayahnya tidak suka hal-hal yang kotor.
Menanggapi itu, anak perempuan itu akhirnya menumpahkan cat air aneka warna ke seluruh tubuhnya lalu lari dari lantai dua ke lantai satu, dan kabur dari rumah seperti orang gila. Ia menganggap, menjadi gila jauh lebih baik daripada menjadi robot yang dipenjara.
Demikianlah sebagian isi dari novel terbitan de Teens (2016) ini. Seperti karya-karya Mashdar Zainal yang lain, dalam novel ini pun ia meramu tuturan kisahnya dengan bahasa indah dan mudah dipahami. Selamat membaca!
Baca Juga
-
Temukan Potensi Diri dan Kekuatan Pikiran dalam Buku Mind Power Skills
-
Ulasan Buku Memaknai Jihad, Mengenal Pemikiran Prof. Dr. KH. Quraish Shihab
-
Cinta Datang dari Ranum Buah Mangga dalam Buku Kata-Kata Senyap
-
Proses Perubahan Ulat Menjadi Kupu-Kupu dalam Buku Metamorfosis Sempurna
-
Kritik Tajam tapi Santai dalam Buku Kumpulan Cerpen Jreng Karya Putu Wijaya
Artikel Terkait
-
Diungkap Adik, Ray Sahetapy Meninggal Dunia Karena Penyakit Komplikasi
-
Jaringan Predator Seks Anak di NTT: Sosok VK Diduga Jadi 'Makelar' Eks Kapolres Ngada!
-
Setiap Anak Rp500 Ribu, Gibran Ajak Puluhan Anak Yatim Piatu Belanja Baju Lebaran: Biar Senang
-
Maia Estianty Minta Maaf Rayakan Lebaran Tanpa Irwan Mussry
-
Ulasan Novel Drupadi: Rekonstruksi Mahabharata dan Citra Istri Lima Pandawa
Ulasan
-
Lezatnya Bakso Lava Aisyah, Pilihan Tepat untuk Pencinta Kuliner Pekanbaru
-
Review Qodrat 2: Lebih Religius dan Lebih Berani Menebar Teror!
-
Review Komang: Menelusuri Cinta Raim dan Komang yang Bikin Baper
-
Review Anime Mob Psycho 100 Season 2, Kekuatan Esper Bukanlah Segalanya
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
Terkini
-
Gelar Konferensi Pers, Drama Kim Soo-hyun 'Knock-Off' Terancam Tak Tayang
-
Film Muslihat: Tipu Daya Iblis di Panti Asuhan, Siapa yang Akan Tersesat?
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
4 Karakter Wanita dalam Drama China yang Badass Abis, Anti Menye-Menye