Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rizky Melinda Sari
Cover buku Kisah Cinta Kesekian (gramedia.com)

Membaca puisi merupakan salah satu pilihan yang bisa dilakukan untuk menikmati akhir pekan. Puisi merupakan sebuah karya sastra yang memiliki ciri khas tergantung penulisnya masing-masing.

Sebuah puisi dengan jumlah kata yang sedikit, tetap mampu memberikan makna yang luas, tergantung bagaimana para pembacanya memaknai. Begitu pula dengan sebuah buku kumpulan puisi yang ditulis oleh Tia Ragat yang satu ini.

Identitas Buku 

Judul Buku: Kisah Cinta Kesekian

Penulis: Tia Ragat

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman: 96 Halaman

Edisi Digital, 2022

Sinopsis Buku 

Berisi kumpulan puisi yang ditulis oleh Tia Ragat dengan total sebanyak 69 puisi. Semua puisi ini ditulis dengan latar yang beragam, mulai dari Kupang, Lourdez, hingga Seoul. Dengan durasi waktu mulai dari 2018 hingga 2022.

Kumpulan puisi yang ditulis oleh Kristiani Adventya Melani Ragat atau Tia Ragat ini mengangkat tema yang cukup beragam, dengan berbagai judul yang menarik. 

Ulasan Buku

Selain memiliki banyak puisi dengan judul yang beragam, beberapa halaman buku ini juga menunjukkan ilustrasi yang apik, hasil dari tangan seorang ilustrator Maria Trysiani Dahur atau biasa dipanggil Teni Dahur. 

Sesuai judulnya, inti keseluruhan puisi ini adalah tentang cinta, dari sudut pandang yang berbeda-beda. Dari ke-69 total puisi yang ada di buku ini, aku telah memilih 5 judul puisi yang menjadi favoritku secara pribadi sebagai seorang pembaca.

Puisi pertama berjudul ‘Tidur’. Puisi ini ditulis di Kupang pada tahun 2021. Puisi ini berisi tentang kehidupan yang terlalu monoton dan membosankan. Setiap berbaring untuk tidur, kita pasti akan terpikir hari esok, mulai dari makan apa, ke mana, dan berbagai aktivitas wajib lainnya yang terasa membosankan. Menurutku, puisi ini cukup relate dengan keadaan sekarang.

Puisi kedua yang aku suka memiliki judul ‘Anak-Anak’. Berkisah tentang anak-anak yang polos dan masih sangat lugu. Mereka pergi ke sekolah di pagi hari, dan ketika malam tiba, kembali menjadi anak ayah dan bunda.

Puisi ketiga yang juga menarik perhatianku adalah puisi berjudul ‘Perayaan’. Hanya terdiri dari 2 baris, tetapi puisi ini termasuk salah satu favoritku. Menggambarkan tentang akhir pekan yang indah di hari minggu, dan amarah yang menggelegak keesokannya harinya di hari senin.

Itulah tiga dari lima puisi favoritku dari buku kumpulan puisi ini. Buku ini cocok dibaca untuk kamu yang senang berburu puisi. Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami, walaupun di beberapa judul aku juga merasa kesulitan untuk menangkap maksud penulis dalam puisi itu.

Rizky Melinda Sari