Buku Pacar Seorang Seniman karya WS Rendra ini seakan menunjukkan bahwa selain seorang penyair, Rendra juga merupakan seorang cerpenis. Rendra merupakan pujangga terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Ia lahir di Surakarta, 7 November 1935 dan meninggal dunia di Depok, 6 Agustus 2009.
Nama lengkapnya adalah Willybrordus Surendra Bhawana Rendra. Ayahnya bernama Brotoatmojo yang merupakan seorang guru Bahasa Indonesia dan Jawa Kuno. Leluhur ayahnya dulu, para tumenggung jago perang dan guru-guru bela diri. Nama kecil sang ayah adalah Sugeng.
Rendra yang dijuluki Burung Merak dari Parangtritis ini, di Yogyakarta dulu pernah hidup rukun dengan tiga istri dalam satu rumah. Sunarti yang dikawininya tahun 1959, Sitoresmi tahun 1970, dan Ken Zuraida tahun 1976. Sito dan Zuraida sebelum menjadi istri Rendra adalah anggota Bengkel Teater.
Ada tiga belas judul cerita pendek dalam buku kumpulan cerpen ini. Di antaranya, Pacar Seorang Seniman, Ia Punya Leher yang Indah, Ia Teramat Lembut, Pertemuan dengan Roh Halus, Orang-Orang Peronda, Muka yang Malang, Ia Masih Kecil, Sehelai Daun dalam Angin, Pohon Kamboja, Gaya Herjan, Wasya ah Wasya, Napas Malam dan Ia Membelai-belai Perutnya.
Rata-rata cerpen garapan Rendra panjang-panjang dan tidak selesai baca dalam sekali duduk. Seperti cerpen Ia Punya Leher yang Indah, cerita ini tertulis hingga dua belas halaman, yaitu dari halaman 15 hingga halaman 26. Cerpen dengan judul ini mengisahkan tentang wanita bernama Maryam yang tidak menyadari kecantikannya.
Kepada Paman Kirdjo, Maryam mencurahkan kegalauan bahwa di sekolah teman-temannya banyak yang berbicara tentang pakaian-pakaian dan perhiasan-perhiasan. Teman-temannya ngomong tentang kalung, nilon, dan anting-anting yang sangat artistik. Mereka juga berpakaian sangat indah.
Maryam juga mengatakan kepada bibinya bahwa lehernya telanjang, tidak ada kalung. Tidak sama dengan leher teman-temannya. Lalu bibinya menanggapi, kalau leher bagus tak perlu kalung.
"Mereka selalu jadi perhatian orang karena kalung mereka," ucap Maryam.
"Biar saja mereka diperhatikan orang karena kalung mereka, tapi kau diperhatikan orang karena kau cantik," balas bibinya.
"Percayalah, kau lebih cantik dari mereka. Mata lelaki akan mengatakan begitu. Lihat saja mata lelaki. Laki-laki mengatakan kecantikan wanita dengan mata mereka," imbuh bibinya.
Cerpen ini mengajak kepada penikmat cerita agar mampu menjadi hamba yang bersyukur, dan tidak selalu menuntut untuk selalu sama dengan orang lain.
Baca Juga
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP
-
Infinix Note 50S 5G+ Resmi Masuk ke Indonesia, Kamera 64MP dari Sony IMX682
-
Melepas Ibu Berangkat Ibadah Haji dalam Buku Romantisme Tanah Suci
-
Tecno Pova 6 5G Ditenagai Baterai 6000 mAh dan 70 Watt Ultra Charger
-
Adu Spek Infinix NOTE 50 dan Infinix HOT 50, Mana yang Lebih Memikat?
Artikel Terkait
-
"Seorang Politisi yang Mendadak Pergi di Pagi Hari", Cerpen dan Kritik Sosial
-
Hebat! Siswi SD di Purwakarta Dapat Juara 3 Lomba Cerpen Tingkat Nasional
-
Review Buku 'Di Tengah Kegelapan Inuvik', Menghadapi Masa Lalu yang Buruk
-
Saling Memuji Kehebatan Anak di Suasana Duka dalam Buku Fofo dan Senggring
-
Watak Keras Tak Perlu Dilestarikan dalam Buku 'Warisan' Karya Zoya Herawati
Ulasan
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
Mieber Restaurant and Cafe, Rekomendasi Kuliner Estetik dengan View Gunung di Trawas
-
Dari Panti Asuhan ke Langit Malam, Kisah Haru di Novel The Star Outside My Window
-
Ulasan Novel If the Shoe Fits:Kisah Cinderella Modern dalam Menemukan Cinta
-
Bersantap Pagi dengan Lotek Enak di Lapau Rang Sangka Pekanbaru
Terkini
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP