Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengkritisi beragam kejadian yang ada di sekitar kita. Entah itu kejadian yang menyangkut ranah sosial, politik, dan lain sebagainya.
Sebuah kritikan yang baik, tentu harus dilandasi dengan hati yang jernih, sehingga dapat tersampaikan dengan baik dan tidak menggurui. Satu lagi, kritik yang baik itu biasanya disertai dengan memberikan solusi atau jalan keluar atas persoalan yang tengah berkembang di tengah masyarakat.
Menurut pandangan saya, karya tulis berupa cerita pendek (cerpen) dapat dijadikan sebagai media yang tepat untuk melayangkan kritikan yang membangun. Selain menjadi sebuah bacaan yang menghibur, dalam sebuah cerpen kita bisa menyisipkan pesan-pesan berharga atau kritik sosial yang bisa menjadi bahan renungan dan introspeksi bagi para pembacanya.
Salah satu cerpen yang bernuansa kritik sosial dapat kita baca, misalnya pada cerpen berjudul “Balada Copet” karya M. Alfan Alfian. Cerpen tersebut merupakan salah satu dari 12 cerpen yang terangkum dalam buku berjudul “Seorang Politisi yang Mendadak Pergi di Pagi Hari” terbitan PT Penjuru Ilmu Sejati (Bekasi, 2017).
Cerpen “Balada Copet” bercerita tentang tokoh bernama Supar yang ingin merantau ke kota Jakarta untuk mencari pekerjaan. Ia memang berhasil mendapatkan pekerjaan, tapi bukan pekerjaan yang halal, yakni menjadi seorang pencopet.
Sebenarnya, menjadi pencopet bukanlah keinginannya. Ia terpaksa menjalaninya setelah barang-barang berharganya raib dicopet oleh gerombolan pencopet saat berada dalam sebuah angkutan umum. Namun di akhir cerita, sebuah kejadian tragis membuat Supar tersadar dan ingin bertobat. Ia pun segera menyudahi profesinya dan memilih kembali ke kampung halaman.
Kisah Supar dalam cerpen Balada Copet dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua, agar selalu berhati-hati saat membawa benda-benda berharga, terutama saat bepergian sendirian atau sedang berada di ruang publik seperti angkutan umum. Pelajaran berharga lainnya: pekerjaan yang dilakukan dengan cara-cara tak baik tentu tidak akan membuat hati tenang, bahkan sangat rentan membuatnya celaka.
Cerpen menarik lainnya yang menarik disimak dalam buku ini berjudul “Seorang Politisi yang Mendadak Pergi di Pagi Hari”, berkisah tentang tokoh bernama Ahmad Rivai, yang berusaha tetap berada di garis lurus saat menjadi seorang politisi. Sayangnya, niat baiknya itu tak disambut baik oleh mayoritas rekan-rekan sesama politisi. Mereka berusaha menyingkirkan posisi Ahmad Rivai yang saat itu sebagai ketua parlemen.
Kisah Ahmad Rivai dalam cerpen tersebut menyelipkan pesan berharga kepada kita bahwa dunia politik memang sangat panas dan bisa membuat seseorang yang tak kuat iman ikut terbakar karenanya.
Sekadar kritik membangun untuk buku ini, masih dijumpai kesalahan penulisan kata-kata. Namun saya rasa, masih bisa dilakukan revisi bila pihak penerbit dan penulis ingin menerbitkannya kembali. Selamat membaca.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
9 Manfaat Membaca Buku untuk Otak, Salah Satunya Atasi Penyakit Alzheimer
-
5 Prinsip Penting dari Buku 'Rich Dad Poor Dad' soal Sukses Keuangan!
-
Ternyata Uang Tak Selalu Menjadi Jaminan Kebahagiaan
-
10 Pantun Politikus Untuk Capres 2024
-
Ulasan Buku In a Blue Moon Karya Ilana Tan: Ketika Benci jadi Cinta
Ulasan
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
-
Mahar Jingga: Cinta yang Halal Tapi Tak Selalu Membahagiakan
-
Ali Band dan Perayaan Musik Dansa dari Timur Tengah ke Jakarta
-
Ulasan Novel Bandit-Bandit Berkelas: Nasib Keadilan di Ujung Tanduk!
Terkini
-
Kode Halus SBY untuk Prabowo di Pameran Seni: Rangkul Seniman Demi Redam Amarah Massa?
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
-
Jejak Kreatif Futsal dalam Mengubah Wajah Gaya Hidup Generasi Muda
-
Futsal sebagai Medium Terapi Jiwa: Mengubah Emosi Menjadi Kekuatan Positif
-
Main Futsal Resmi 2 Babak, Tapi Anak Tongkrongan Tahan Setengah Babak Aja