Buku kumpulan cerita pendek Fofo dan Senggring ini ditulis oleh Budi Darma. Lahir di Rembang, 25 April 1937 dan meninggal dunia di usia 84 tahun, Sabtu (21/8/2021) di RS Islam A. Yani, Surabaya, Jawa Timur. Semasa hidup, sehari-harinya ia bekerja sebagai Guru Besar Sastra Inggris di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Gelar akademik Doctor of Philosophy ia raih di Indiana University, Bloomington, Indiana, Amerika Serikat.
Ia menunjukkan kreativitas dan kerjas kerasnya dengan menulis tiga novel: Olenka (1983), Rafilus (1988), dan Ny. Talis (1996). Juga menulis tiga kumpulan cerpen: Orang-Orang Bloomington (1980), Kritikus Adinan (2002), dan Fofo dan Senggring ini (2005). Dan menulis tiga kumpulan esai: Solilokui (1983), Sejumlah Esai Sastra (1984), dan Harmonium (1995).
Terdapat delapan belas judul dalam buku antologi cerpen ini. Di antaranya bertajuk Alang-Kepalang yang membuat kita terus-terusan tertawa karena menampilkan kejadian-kejadian tak terduga yang beruntun. Derabat berisi tentang kekejaman yang melawan kekejaman. Cerpen Fofo merupakan cerpen yang panjang tentang cinta yang unik dari dua manusia yang tak sanggup melawan takdir.
Cerpen Gadis, menyindir tingkah laku penyair dan kenakalan gadis kota. Gauhati tentang takdir manusia. Kecap Nomor Satu di Sekeliling Bayi mengenai orang-orang yang saling menceritakan kehebatan dirinya. Kitri tentang kekerasan yang dilakukan oleh suaminya. Manggut-Manggut Semacam Ini Biasakah? berkisah tentang tingkah laku pejabat.
Salah satu cerpen dengan judul Kecap Nomor Satu di Sekeliling Bayi menarik jika diulas, meski sedikit. Dalam cerpen ini dikisahkan terdapat mayat bayi berusia satu tahun tergeletak di atas dipan besar. Sementara di sekelilingnya, orang-orang sedang duduk bersila.
Saat salah seorang bertanya soal penyebab kematian bayi tersebut, satu orang yang melayat mengatakan bahwa kematian bayi itu telah diramal oleh anaknya yang kini kuliah di Fakultas Kedokteran. Ibu lain yang baru datang langsung menimpali bahwa anaknya yang hampir lulus jadi dokter itu mengatakan kalau bayi tersebut kemungkinan besar sakitnya adalah pendarahan otak.
Selang beberapa detik kemudian, seorang lain menyahut bahwa ia punya anak tiga dan ketiga anaknya telah menjadi dokter. Tak lupa, ia pun menyebut nama daerah tempat anaknya bekerja.
Dan terus demikian. Saat satunya datang lagi, ia langsung menceritakan keberhasilan anaknya masing-masing dengan bangga, sampai-sampai mereka lupa sedang di mana mereka berada dan untuk apa mereka datang.
Baca Juga
-
Honor X70 5G Hadir Bawa Baterai Jumbo 8300 mAh, Miliki Daya Tahan Pemakaian
-
Redmi K Pad Siap Debut Global, Tablet Mungil yang Diklaim Tandingan Serius iPad Mini
-
Smartphone Vivo V60 Dijadwalkan Rilis pada Agustus 2025 di India, Modul Kamera Mirip iPhone 16
-
iQOO Z10R 5G Meluncur, Ponsel Midrange Murah dengan Layar AMOLED Quad-Curved 6,77 Inci
-
Moto G86 Resmi Masuk ke Indonesia, Ponsel Motorola dengan Tenaga Baterai Jumbo 6720 mAh
Artikel Terkait
-
Review Buku 'Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi' Karya Mareta Firdhausa
-
Kisah Pilu tentang Cinta dan Perang dalam Buku Gerimis Senja di Sebuah Desa
-
Watak Keras Tak Perlu Dilestarikan dalam Buku 'Warisan' Karya Zoya Herawati
-
Transformasi Hidup dengan Buku 'Berani Tidak Disukai'
-
Ulasan Buku 'Begin Bright, Fondasi Sukses Anak Dibangun sejak Dini'
Ulasan
-
Ulasan Novel Kasih Tak Terlarai: Intrik Cinta Terhalang Restu Orang Tua
-
Ulasan Novel Kenangan Manis Takkan Pernah Habis: Mengenang Hewan Kesayangan
-
Ulasan Novel Jepang Colorless Tsukuru Tazaki and His Years of Pilgrimage
-
Menguliti Luka dan Obsesi dalam Novel False Idol Karya Shooastrif
-
Ulasan Buku Sun & Ssukgat: Self-Care ala Korea yang Mudah untuk Ditiru
Terkini
-
Buku di Indonesia: Antara Impian Membaca dan Realita Dompet Tipis
-
BRI Super League: Manajemen Malut Buka Opsi Pinjamkan Pemai Gara-Gara Ini
-
8 Smartwatch Terbaik dengan Fitur Musik: Olahraga Jadi Makin Semangat
-
Dear Pencari Kerja, Mega Career Expo 2025 Hadir Lagi di Jakarta!
-
Dopamin dan Dribbling: Resep Ketagihan Futsal Menurut Otak