Lewat cerpen-cerpen dalam buku Perempuan Terakhir ini, M. Shoim Anwar mengekspresikan suara kebenaran dan kemerdekaannya. Ia meluapkan kegelisahan dari setiap peristiwa yang dilihat, didengar dan dirasa melalui karya cerpen. Mas Shoim seolah menjadi saksi bagaimana pertunjukan seni wayang kulit masa kini, juga mencatat tipe dosen pembimbing yang bertindak semau-maunya.
Lelaki kelahiran Jombang 16 Mei 1963 itu tidak bisa tinggal diam saat nalurinya menangkap keganjilan, kemaksiatan dan kemungkaran. Maka, ia pun memberontak dan ingin memperbaiki suasana keruh itu agar kembali jernih.
Enam belas cerita terhimpun dalam buku kumpulan cerpen terbitan Grasindo (2004) ini. Salah satunya berjudul Perempuan Tawanan, Sunyahni, Sulasih, Prabandari, Gembritt Foury, Musim Gugur, Gairah Para Undangan, Perempuan Terakhir, Roji dan Istri-istrinya, Daerah Garong, Awak Ludruk, Rendemen, Perampok, Kakek, dan lain seterusnya.
Geliat gelisah M. Shoim Anwar kepada pertunjukan wayang kulit kekinian tergambar pada cerpen bertajuk Sunyahni. Sunyahni merupakan satu dari lima sinden dalam sebuah pertunjukan wayang kulit. Sunyahni yang dianggap primadona seringkali mendapat joke-joke dari Ki Dalang yang mengarahkan ke omongan berbau porno.
Pada malam pertunjukan itu, Ki Dalang bertanya kepada Sunyahni siapa di antara penabuh gamelan yang paling ia sukai? Sunyahni menjawab, ia lebih suka kepada penabuh gong. Giliran Ki Dalang bertanya alasan Sunyahni, ia pun menjawab dengan jawaban yang membuat penonton bersorak-sorai sambil tertawa.
"Saya senang, sebab senjatanya besar. Disentuhkan sedikit rasanya sudah lega," jawab Sunyahni.
Berikutnya, Sunyahni yang berkulit kuning dan berhidung mancung itu ditanyai pendapat mengenai salah satu Ki Dalang, Mas Kir**.
"Kalau Mas Kir** itu rokok, sedang saya asbaknya. Rokok dimasukkan ke asbak, angeeet rasanya."
Begitulah. Dari cerpen ini, penulis ingin menyampaikan pesan bahwa pertunjukan wayang kulit harusnya beradiluhung, bahasanya serba halus, dan sopan, tidak bernuansa erotik, suara genit, dan mengekspresikan dengan hal-hal yang berbau mesum.
Sedangkan kegelisahan M. Shoim Anwar kepada fenomena dosen kiler, ia gambarkan dalam cerpen Sulasih. Sulasih adalah perempuan dengan empat anak yang selalu ditinggal oleh suaminya, Bardo, untuk kuliah doktoral.
Dalam sebuah kesempatan, Sulasih mencurahkan keresahan hatinya kepada teman Bardo yang suka datang ke rumah Sulasih di saat Bardo sedang di luar.
"Dosen pembimbingnya kiler, tidak terbuka, sering hanya berkata salah, tapi tak mau menunjukkan letak kesalahannya. Sudah lima kali naskah disertasi Mas Bardo dibuang ke lantai oleh dosen pembimbingnya," ucap Sulasih.
"Susah Mas, ditinggal suami kuliah. Apa-apa saya sendiri. Rumah masih kontrakan, anak empat sekolah semua. Ini belum Mas Bardo mau ujian. Dosen pengujinya ada enam, semua dari luar kota. Ongkos pesawat, hotel, honor, dan lainnya ditanggung Mas Bardo. Ini belum biaya makan-makan dan segala kebutuhan saat ujian terbuka. Padahal biaya penelitiannya saja selama ini sudah tak terhitung. Kalau caranya begini terus, hanya orang kaya yang bisa jadi doktor," imbuh Sulasih.
Kalimat terakhir Sulasih inilah yang menjadi amanat dalam cerpen ini. Suara-suara kaum jelata tersampaikan kepada pemangku pendidikan lewat cerpen ini.
Baca Juga
-
4 Perangkat HP Murah Bawa Chipset MediaTek Helio G99, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Advan Macha Resmi Rilis, HP dengan Chipset Dimensity 7060 Pertama di Indonesia
-
4 Rekomendasi HP Poco Mega Sale pada Harbolnas 12.12, Diskon hingga Rp 500.000
-
Review Buku Walau Jomblo Tetap Produktif: Menjadi Single Berkualitas dan Berprestasi
-
5 Rekomendasi HP Rp 1 Jutaan Tahan Banting dan Tahan Air, Harga Sangat Murah tapi Berstandar Militer
Artikel Terkait
-
Review Buku Iblis Ngambek, Alasan Iblis Mengajukan Pensiun Menggoda Manusia
-
Ulasan Buku "Inilah Dahlan Itulah Dahlan", Sosok Inspiratif yang Antikorupsi
-
Ulasan Buku Dakwah Sambi Ngenet, Cara Asyik Berdakwah Lewat Media Sosial
-
6 Rekomendasi Novel Karya Andrea Hirata, Sudah Baca yang Mana?
-
Ulasan 'Black Night': Saat Kebohongan Menyebabkan Lebih Banyak Luka
Ulasan
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
7 Film Indonesia Paling Laris 2025: Animasi, Horor, hingga Komedi
-
Review Film Qorin 2: Kritik Kasus Perundungan Lewat Teror Jin!
-
Stop Victim Mentality! Insights Akbar Abi dari Buku Berani Tidak Disukai
Terkini
-
Mahalini Cepat Ramping usai Melahirkan Tanpa Tummy Tuck, Kok Bisa?
-
Kevin Diks Ajak Timnas Indonesia Bangkit usai Gagal ke Piala Dunia 2026
-
NCT WISH Nyanyikan OST Ceria untuk Catch! Teenieping 6, "Princeping Song"
-
Dari Korban Bullying Menjadi Inspirasi: Kisah 3 Sosok yang Bangkit Lebih Kuat
-
4 Sunscreen Korea Aman untuk Anak Agar Tetap Ceria di Bawah Matahari