Banyak cara yang dapat digunakan oleh para juru dakwah seperti kiai dan ustaz, untuk menyampaikan dakwah atau memberikan tausiah kepada publik. Misalnya, lewat media internet.
Keberadaan beragam media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan TikTok, dapat dijadikan sebagai media yang cukup bagus dan efeketif untuk berdakwah. Tentu saja, saat berdakwah, seseorang harus membekali diri dengan ragam pengetahuan agama yang luas dan bijaksana.
Dakwah yang dilakukan dengan cara-cara kaku, apalagi sampai menggunakan kata-kata yang tidak santun atau menghakimi orang lain, tentu akan sulit bahkan tidak bisa diterima oleh khalayak. Alih-alih diterima, justru dakwah semacam ini hanya akan menimbulkan dampak negatif seperti terjadinya perpecahan dan pertengkaran di kalangan umat.
Dalam buku ini, Saidulkarnain Ishak menjelaskan pengertian dakwah dari para tokoh. Salah satunya Syaikh Ali Mahfudz, bahwa dakwah adalah memotivasi manusia untuk berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
BACA JUGA: Review Novel 'Dua Cinta Sekar', Kisah Kehilangan yang Betapa Menyakitkan
Usaha menyampaikan pesan (dakwah) dewasa ini dapat dilakukan secara mudah dan cepat karena banyak media yang dimungkinkan dimanfaatkan, baik media cetak maupun media elektronik serta media online yang sekarang diminati generasi masa kini. Semua media ini bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan bernilai edukasi. Dakwah sambil ngenet dinilai efektif manakala semua pesan yang disampaikan bermanfaat dan berguna bagi kehidupan manusia (Dakwah Sambi Ngenet, hlm. 8).
Jangan lupa, ketika seorang juru dakwah ingin menebar dakwahnya lewat media sosial, maka ia harus menguasai teknik atau cara berbahasa yang baik. Karena juru dakwah yang memiliki kepiawaian bebicara atau public speaking-nya bagus, belum tentu piawai saat berdakwah dengan bahasa tulisan lewat media sosial.
Dakwah melalui media sosial seperti Facebook atau Twitter juga memerlukan keterampilan menulis dan kemampuan berbahasa yang baik, karena ini kategori komunikasi sepihak. Menyampaikan pesan tertulis di media, termasuk buku juga memerlukan pengetahuan argumentasi dan bahasa logika sehingga para pembaca atau penerima pesan mudah memahami dan meyakininya (Dakwah Sambi Ngenet, hlm. 53).
Terbitnya buku “Dakwah Sambi Ngenet” karya Saidulkarnain Ishak yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ini layak diapresiasi dan dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran bagi siapa saja yang ingin berdakwah lewat media sosial.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Buku Kareem and Khaleel Finding Allah: Refleksi Lembut Soal Keimanan
-
Jeon Somi Narasikan Luka Cinta Lewat Lagu EDM Bertajuk What You Waiting For
-
Musim Panas yang Galau, Plave Sedang Merindu di Lagu Jepang Bertajuk Hide and Seek
-
Luka, Pemulihan, dan Persahabatan, dalam Film Sorry, Baby
-
Review Film Adult Best Friends: Masih Bisa Ketawa Sobatmu Nikah Duluan?
Terkini
-
Targetkan Semifinal, Ternyata Malaysia adalah Tim Besar Paling Tak Beruntung di Piala AFF U-23
-
BabyMonster Usung Energi yang Pedas dan Berapi-api di Lagu Baru 'Hot Sauce'
-
Book Buying Ban: Ujian Terbesar Bagi Pecinta Buku di Era Banjir Diskon
-
Sontek 4 Daily Outfit Minimalis ala IU, Biar Gaya Makin Modis Setiap Hari
-
Super Junior Siap Tunjukkan Sisi Keseksian Dewasa di Lagu Terbaru Say Less