Cinta tidak hanya berkutat di sekitar romantisme dan fantasia perasaan. Sebaliknya, cinta yang sama pun menyentuh sisi-sisi problematik kehidupan manusia, yang walaupun getir, merupakan keindahan tersendiri yang patut diungkapkan.
Identitas Buku
Judul: Sekumpulan Surat kepada Cinta
Penulis: Eko Sugiarto
Penerbit: MASmedia Buana Pustaka
Cetakan: I, 2008
Tebal: 153 halaman
ISBN: 978-602-8350-037
Sinopsis Buku
Ketika umumnya surat-surat personal disimpan sangat hati-hati di dalam lemari, melalui buku Sekumpulan Surat kepada Cinta ini, Eko Sugiarto membocorkannya kepada kita.
Dalam kumpulan cerpen ini tampak pula keberpihakan pengarang pada kehidupan kaum menengah ke bawah dengan problem khas mereka, misalnya pada cerpen Rumah Kredit, atau Dering Telepon Setelah Beduk Lohor, dan Senyum yang (Pernah) Hilang.
Sementara problematika hubungan lelaki perempuan yang selalu mengandung dilema, muncul antara lain pada cerpen Fatamorgana, Ini Bukan Selingkuh, dan Seandainya Benih Itu Tumbuh. Dan masih banyak lagi.
Ulasan Buku
Terdapat 13 judul dalam buku antologi cerpen karya Eko Sugiarto ini, yang kesemuanya berbicara soal cinta yang sederhana namun kompleks. Seperti cerpen berjudul Fatamorgana. Tokoh Aku menyamakan kekasihnya dengan fatamorgana.
Mulanya ia tidak tahu mengenai fatamorgana, tapi ia suka dengan kata tersebut. Ketika penasaran atas makna kata itu, ia bertanya kepada seorang guru IPA di kelasnya. Sang guru memberi contoh, fatamorgana seperti genangan air yang seolah-olah terlihat di atas aspal yang terpanggang terik matahari.
Lalu si tokoh Aku mulai menyukai salah seorang teman sekelasnya, baik saat duduk di bangkus SMP, SMA, maupun saat kuliah. Namun anehnya, ia selalu melihat fatamorgana di wajah orang yang ia sukai itu.
Telah puluhan kali ia jatuh cinta, tapi cintanya selalu kandas di tengah jalan, sebab orang yang ia cintai tidak ada yang dapat memberinya jawaban yang memuaskan mengenai arti cinta. Selain itu, di mata para kekasihnya ia tidak pernah menemukan cahaya cinta.
Pada suatu waktu ia merenung dengan hati membatin:
Aku butuh cinta. Aku butuh mencintai. Aku butuh dicintai. Aku tak bisa jika harus hidup tanpa cinta. Meski bukan pemuja cinta, aku sangat menghormati keindahan dan kesucian cinta.
Dan masih banyak lagi pembicaraan soal cinta yang tertuang dalam buku ini. Selamat membaca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
-
Samsung Segera Kenalkan Galaxy S25 FE, Dibekali Prosesor Exynos 2400 dan CPU 10 Core
-
Vivo X Fold 5 Resmi Masuk Indonesia, HP Lipat dengan Durabilitas Tinggi serta Engsel Kuat dari Baja
-
Menganalisis Ideologi Negara dalam Buku Ragam Tulisan Tentang Pancasila
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel Mean Streak: Keberanian Memilih Jalan Hidup Sendiri
-
Sakura dalam Pelukan: Hangatnya Cinta Ayah yang Jarang Diceritakan
-
Ulasan Novel Petjah: Benang Takdir yang Membuka Luka di Masa Lalu
-
Sukses Lancar Rezeki: Nama Penuh Doa, Lirik Humor dan Musik yang Mendobrak!
-
Review Film Baaghi 4: Thriller Psikologis yang Jadi Komedi Tanpa Sengaja!
Terkini
-
Fenomena Maskot dalam Futsal: Sarana Pengekspresian Diri bagi Anak Muda
-
Daniel Craig akan Terus Main di Seri Knives Out, Asal Syarat Ini Dipenuhi
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Ronde Keempat Babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Isyarat Kecurangan Tim Tuan Rumah
-
8+4+5 Program Ekonomi 2025: Strategi Baru Pemerintah Pulihkan Perekonomian