Buku berjudul “Undangan Menari” ini berisi kumpulan cerita pendek yang menarik disimak karena mengambil latar atau setting sejarah masa silam yang penting untuk dikenang dan diambil pelajaran darinya. Bercerita tentang seputar para perempuan dan tragedi 1965.
Menurut Dr. Budiawan, buku ini merupakan kumpulan cerita pendek (cerpen) tentang pengalaman pahit dan traumatis sejumlah mantan tahanan politik (tapol) perempuan ‘Peristiwa 1965’. Cerpen-cerpen ini diolah dari tuturan mereka itu sendiri. Sengaja dipilih sastra sebagai medium artikulasi ingatan kolektif mereka, tak lain agar aktualitas sejarah kelam itu tidak berumur pendek. Sebab, dalam sastra senantiasa terkandung “bahan pengawet” yang membuat narasi tidak lekas basi. “Bahan pengawet” itu berupa ruang imajinasi yang membuka diri terhadap beragam interpretasi.
Salah satu cerpen yang menarik disimak berjudul “Undangan Menari” karya Taufan Sukma. Berkisah tentang seorang gadis muda bernama Gendhis, yang nasibnya sangat mengenaskan.
Dikisahkan, Gendhis adalah gadis yang suka menari. Dia seakan menemukan dirinya yang bebas, dirinya yang merdeka, saat menari. Satu hal yang tidak dia temukan dalam setiap aturan dan ajaran pesantren. Dan kegandrungan itu yang membuatnya tak acuh terhadap semua larangan orangtuanya saat dia pamit hendak menari.
Ada dua tarian yang sangat Gendhis sukai dan hapal. Yakni tari Lumbung Desa dan Tari Genjer-Genjer. Adalah pengalaman yang tak terlupakan ketika setahun yang lalu dia diundang untuk menari di Balai Kota. Saat itu tepat pada hari ulang tahunnya yang ketiga belas.
Hingga suatu hari, Gendhis dipanggil oleh kelurahan. Ayahnya yang mengira undangan tersebut adalah undangan untuk menari, dengan tegas mewanti-wanti pada Gendhis agar tidak berangkat. Sayangnya, Gendhis tetap berangkat dan setiba di kelurahan dia diminta oleh pak lurah untuk mengisi data, lalu dikumpulkan.
Di kelurahan, ternyata Gendhis tak sendiri. Rekan-rekan sesama penari juga diundang dan dikumpulkan oleh pak lurah. Setelah terkumpul sebanyak 48 orang, mereka lalu dibawa pergi dengan sebuah truk degan dijaga oleh serombongan orang berseragam.
Gendhis dan teman-temannya dibawa ke suatu tempat. Di sana, mereka dicecar dengan sejumlah pertanyaan. Mereka ditampar, disiksa, bahkan diperkosa dengan secara keji oleh orang-orang yang tak memiliki hati nurani. Gendhis, meski akhirnya berhasil kembali ke rumahnya, namun kondisinya sangat mengenaskan, yakni dalam kondisi mengandung.
Kisah-kisah lainnya masih banyak dan bisa disimak dalam buku terbitan Syarikat (Yogyakarta, 2006) ini. Salah satunya berjudul “Dengung di Telinga” karya Novi Astuti Wulandari. Mengisahkan seorang gadis yang digelandang paksa oleh para tentara. Gadis yang dicurigai sebagai bagian dari para pemberonbtak itu juga bernasib tragis, disiksa dan diperlakukan dengan sangat keji.
Salah satu pelajaran penting yang bisa dipetik dari buku ini bahwa kita harus berusaha memanusiakan manusia. Terlebih kepada kaum wanita yang mestinya harus dihormati dan dilindungi hak-haknya.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Hampir Fotografi': Mengungkap Pernak-Pernik Dunia Fotografi
-
Review Buku "Kepemimpinan Pendidikan Islam Perspektif Aqaid Lima Puluh"
-
Ulasan Buku 'Cashflow Quadrant', Panduan Mencapai Kebebasan Keuangan
-
Berburu Bacaan Islami di Islamic Book Fair 2023
-
Belajar Memanusiakan dari Seekor Hewan Lewat Buku "Anjing Hachiko dan Hilangnya Kemanusiaan Kita"
Ulasan
-
Persahabatan dan Gelapnya Kehidupan dalam Novel Bumi: Empat Jiwa, Meniti Satu Nadi
-
Ulasan Novel Sailing The Seashore: Bertahan di Negeri Asing demi Harapan
-
Ulasan Novel Life's too Short: Tentang Cinta dan Hidup yang Terlalu Singkat
-
Tomi Adeyemi Suarakan Rasisme Terhadap Kulit Hitam dalam Novel Children of Blood and Bone
-
Ulasan Novel As Good As Dead: Ketika Keadilan Harus Dibayar dengan Darah
Terkini
-
5 Drama China yang Dibintangi Yu Cheng'en, Terbaru Coroner's Diary
-
4 Calming Toner Atasi Jerawat dan Redness dengan Harga Pelajar, Rp40 Ribuan
-
Nggak Boring! Ini 4 Look Harian Simpel Arin OH MY GIRL yang Gampang Ditiru
-
Uji Coba Lawan Persik Kediri, PSIM Yogyakarta Perlu Evaluasi Beberapa Aspek
-
Terbukti Plagiat Webtoon Wind Breaker Umumkan akan Dihentikan