Jangan bandingkan Wonosari sekarang dengan 30-an tahun yang lalu. Saat imej tentang kota yang dikenal dengan nama lain Gunung Kidul ini lekat dengan keterbelakangannya.
Dahulu setiap mendengar kata Wonosari, yang terbayang adalah kekeringan berkepanjangan. Belum lagi deretan angka kemiskinan yang luar biasa. Kondisi yang membuat warganya 'melarikan diri' mengais rezeki ke ibukota.
Gambaran itu sekarang tidak ada lagi. Jalan lebar dan mulus dari Jogjakarta, membuka Wonosari hingga ke ujung pantai-pantainya. Akses begitu mudah digunakan siapa pun untuk menjelajahi wilayah gunung kapur ini.
Obyek-obyek wisata tradisional, seperti Pantai Baron, Krakal, dan Kukup tidak diminati lagi. Animo masyarakat berpindah pada pantai-pantai yang menawarkan spot-spot foto menarik.
Di sinilah bermunculan para investor yang memburu pantai-pantai curam yang dahulu dijauhi banyak orang. Kekuatan finansial dan dukungan sumber daya manusia yang handal, mengubah pantai-pantai berubah wajah menjadi memikat.
Salah satunya adalah Obelix Sea View. Pantai curam yang dahulu mungkin tidak ada harganya, kini berubah bak berlian. Pada setiap liburan, ribuan wisatawan berdesakan di destinasi ini. Meski mereka tidak bisa menikmati air laut karena tebing yang curam, view yang tersaji dari tebing tersebut justru menjadi daya tarik tersendiri.
Uniknya, kehidupan di pantai-pantai Wonosari berubah 180%. Jika dahulu sore hingga malam suasana sekitar pantai mati, tidak ada kehidupan sama sekali, kini berubah. Justru menjelang sore hari, jalan-jalan menuju pantai dijejali aneka ragam kendaraan bermotor.
Mereka yang datang dari berbagai kota adalah para pemburu sunset. Sebuah pemandangan yang wajar untuk saat ini. Antrean kendaraan yang berjalan tertib, menjadi pemandangan sehari-hari. Bahkan pada saat liburan menimbulkan kemacetan.
Perkembangan wisata ini jelas menggerakkan simpul-simpul ekonomi masyarakat sekitar. Dari mulai relawan pengatur lalu lintas, angkutan shuttle hingga warung-warung makan kecipratan rezeki. Mereka menjadi pelaku ekonomi dengan kapasitas masing-masing
Dari kondisi saat ini, harus diakui keberadaan para investor memegang posisi penting. Lepas dari tujuan mereka mengeruk keuntungan, kehidupan ekomoni masyarakat pun terdampak. Sehingga imej negatif tentang Wonosari masa lalu, terhapus sama sekali.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Setelah Hujani Myanmar dengan 5 Gol, Akankah Vietnam Jadi Korban Berikutnya
-
Piala AFF Futsal 2024: Vietnam Takut Bertemu Indonesia di Babak Semifinal
-
Sikat Australia 3-1, Indonesia Tatap Babak Semifinal Piala AFF Futsal 2024
-
Dua Ganda Putra Indonesia Lolos Babak 16 Besar Korea Masters 2024
-
Tempati Unggulan Kedua Korea Masters 2024, Putri KW Bertualang Raih Gelar
Artikel Terkait
-
Healing Makin Seru Ditemani Promo dari BRImo Sambil Nikmati Sunset di Kebun
-
Nikmati Promo Yang Bikin Healing Makin Seru Dari BRImo di Sunset di Kebun
-
Keseruan SunsetPhoria Festival di Obelix Sea View Yogyakarta, Alunan Musik Syahdu Berlatar Langit Senja
-
Rasakan Pengalaman Sunset yang Beda di Bali, Sunset di Kebun bersama BRImo!
-
Diskon Sunset di Kebun Khusus Nasabah BRI dan QRIS BRImo
Ulasan
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Review Webtoon Pasutri Gaje, Drama Kehidupan Rumah Tangga yang Relate!
-
Ulasan Buku 'Cindelaras', Kisah Permaisuri Raja yang Dibuang ke dalam Hutan
-
Ulasan Film Monolith: Keberanian Seorang Ibu dalam Melindungi Anaknya
-
Ulasan Film REC, Horor Found Footage yang Mencekam
Terkini
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
Sukses! Mahasiswa Amikom Yogyakarta Adakan Sosialisasi Pelatihan Desain Grafis
-
EXO 'Monster': Pemberontakan dari Psikis Babak Belur yang Diselamatkan Cinta
-
Tayang 22 November, Ini 4 Pemain Utama Drama Korea When The Phone Rings
-
Comeback Memukau! VIVIZ Umbar Pesona dan Rasa Percaya Diri di Video Musik Lagu Baru 'Shhh!'