Badminton memang telah lama menjadi olahraga yang mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia. Para atlet Badminton tanah air sering meraih prestasi dan mengibarkan Sang Merah Putih di puncak tertinggi. Salah satu bukti sahihnya adalah raihan 8 emas bagi Indonesia di ajang Olimpiade.
Berbagai pencapaian fenomenal pebulutangkis negeri ini menjadikan mereka legenda bangsa ini. Kisah mereka pun terekam dalam berbagai media salah satunya film. Salah satu film tentang pemain Badminton Indonesia adalah Susi Susanti: Love All.
Film yang disutradarai Sim F dan rilis pada 2019 lalu ini berpusat pada perjalanan tokoh utama Lucia Fransisca "Susi" Susanti Haditono atau Susi Susanti yang diperankan Laura Basuki mulai dari awal meniti karir di olahraga Badminton hingga menjadi legenda olahraga tanah air.
Film bermula dari saat Susi Susanti menjalani kehidupan kanak-kanak di kota kelahirannya Tasikmalaya, Jawa Barat. Susi Susanti yang semula akan mengikuti lomba menari justru tertarik bermain bulutangkis. Hasilnya pun Susi Susanti menang dan bakatnya pun tercium dan ditawari masuk PB Jaya Raya. Kemudian lambat laun dengan prestasinya Susi Susanti akhirnya masuk Pelatnas.
Dalam menjalani kehidupan di Pelatnas, Susanti berlatih Badminton dengan keras bersama para atlet Pelatnas lainnya. Hal ini mengingat mereka akan menghadapi turnamen beregu campuran Piala Sudirman 1989.
Di laga final, Indonesia tertinggal 0-2 dari Korea Selatan. Negeri Gingseng tinggal membutuhkan satu kemenangan untuk menjadi juara. Di partai ketiga ini, Indonesia diwakili Susi Susanti melawan andalan Korea Lee Young-Suk.
Sempat kesulitan di awal laga hingga kalah set pertama 10-12, Susi Susanti bangkit dengan menggunakan kelincahannya yang didapat saat berlatih ballet pada masa kecilnya untuk memenangkan dua set berikutnya dengan skor 12-10 dan 11-0 untuk memberi angka pertama bagi Indonesia.
Kemenangan Susi Susanti menjadi pelecut semangat sehingga tim Indonesia menang di 2 laga berikutnya dan menang 3-2 atas Korea Selatan. Piala Sudirman 1989 pun sah menjadi milik Indonesia.
Prestasi Susi Susanti dalam dunia Badminton pun semakin menanjak. Dalam ajang prestisius Olimpiade 1992 Barcelona yang menjadi debut Badminton di ajang multi event terbesar dunia ini, Indonesia menjadi unggulan untuk meraih medali.
Susi Susanti menjadi wakil Indonesia di final tunggal putri menantang Bang Soo-hyun. Sempat kalah di set pertama 5-11, Susi Susanti menang berturut-turut 11-5 dan 11-3 untuk menjadi peraih medali emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade.
Selain menceritakan tentang perjalanan Susi Susanti menjadi pemain Badminton legendaris, film ini juga mengungkap kisah cinta Susi Susanti dengan Alan Budikusuma (Dion Wiyoko), persahabatan dengan Sarwendah Kusumawardani (Kelly Tandiono), serta kerusuhan yang terjadi pada 1998 dan dampaknya bagi tim Badminton Indonesia.
Dilansir smol.id, film ini telah mendapatkan berbagai penghargaan salah satunya dengan mendapat 13 nominasi pada Festival Film Indonesia. Lebih lanjut, dikutip dari kompas.com, pemeran tokoh Susi Susanti yakni Laura Basuki memenangkan gelar Pemeran Utama Perempuan Terbaik.
Film dengan kisah Badminton yang melegenda serta telah berprestasi di ajang seperti Festival Film Indonesia tentu menjadikan film ini recommended banget untuk kamu tonton.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Tundukkan Bahrain, Timnas Indonesia Pecahkan Rekor Asia Tenggara di Ronde 3
-
Optimis ke Piala Dunia 2026, Ini Potensi Lawan Timnas Indonesia di Ronde Keempat
-
Pratama Arhan Main di K-League, Ini Rangkingnya di Jajaran Liga Top Asia
-
Rekap Tim Asia Tenggara di Pekan Perdana Piala Asia 2023, Thailand Menang!
-
Ini Pemain Indonesia yang Masuk dalam Daftar Unggulan di Malaysia Open 2024
Artikel Terkait
-
9 Adu Peran Pemain Death's Game, Drama Bertabur Bintang Korea Kenamaan
-
Dibintangi Jang Dong Yoon dan Nana, Intip Sinopsis My Man is Cupid
-
4 Fakta Menarik 'Rumah Masa Depan', Film Adaptasi Sinetron Tahun 1980-an
-
Ulasan Film Happy Old Year, Upaya Melepaskan Memori Masa Lalu
-
Ulasan Buku 'Happy Little Soul': Belajar Memahami Anak dengan Penuh Cinta
Ulasan
-
Cinta Tulus di Penghujung Ajal, Film Sampai Titik Terakhirmu Sedih Banget!
-
Ulasan Buku Tidak Ada New York Hari Ini, Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur
-
Review Film Dopamin: Terlalu Nyata dan Getir
-
Setelah Suzume, Makoto Shinkai Bikin Pengumuman Mengejutkan Soal Proyek Film Selanjutnya
-
Mengurai Masalah Islam Kontemporer Lewat Buku Karya Tohir Bawazir
Terkini
-
Jadi Groomsmen Boiyen, Andre Taulany Titip Doa Manis untuk Kedua Pengantin!
-
Bukan Cuma Bungkuk, Ini 5 Cara Sederhana Mencegah Skoliosis Biar Gak Makin Parah
-
Bukan Sekadar Hiburan, Ernest Prakasa Sebut Komedi Jalan Halus Kritik Tajam
-
4 Rekomendasi HP 1 Jutaan dengan Kamera Terbaik di 2025, Resolusi hingga 50MP!
-
Polemik Helwa Bachmid dan Habib Bahar: Klaim Istri Siri Dibantah Istri Sah?