‘Agama itu Bukan Candu: Tesis-tesis Feuerbach, Marx, dan Tan Malaka’ karya Eko Prasetyo adalah suatu karya yang menantang pemikiran konvensional tentang peran dan makna agama dalam masyarakat.
Buku ini tidak hanya mengajak pembaca untuk menyelami tesis-tesis dari pemikir-pemikir klasik seperti Feuerbach dan Marx, tetapi juga memperkenalkan pandangan revolusioner dari tokoh Tan Malaka.
Detail Buku
Judul: Agama itu Bukan Candu – Tesis-tesis Feuerbach, Marx dan Tan Malaka
Penerbit: Resist Book
Penulis: Eko Prasetyo
Kertas: HVS
Halaman: 228 halaman
Dimensi: 14 x 21 cm
Ulasan Buku
Eko Prasetyo membawa kita dalam suatu perjalanan filosofis yang mencermati pandangan-pandangan kritis terhadap agama. Buku ini mengulas tesis-tesis yang digagas oleh Ludwig Feuerbach, Karl Marx, dan Tan Malaka, membuka pintu untuk memahami dinamika kompleks antara agama, masyarakat, dan revolusi.
Salah satu poin sentral dalam buku ini adalah kritik terhadap pemikiran Feuerbach. Eko Prasetyo membongkar dan memeriksa tesis-tesis Feuerbach yang menyatakan bahwa agama adalah produk dari keinginan manusia yang tidak terpenuhi. Buku ini memacu pembaca untuk menilai keakuratan dan relevansi konsep tersebut dalam konteks modern.
Buku ini menjelajahi konsep-konsep Marxisme tentang agama sebagai "opium rakyat." Eko Prasetyo membimbing pembaca melalui argumen Marx tentang bagaimana agama dapat digunakan sebagai alat pengendalian sosial oleh kelas dominan. Pembaca diajak untuk merenung tentang konsep pembebasan manusia melalui penghapusan kondisi-kondisi yang mendorong timbulnya agama.
Penting untuk dicatat bahwa buku ini tidak hanya membatasi diri pada pandangan Barat. Eko Prasetyo mengenalkan pemikiran Tan Malaka, tokoh revolusioner Indonesia, yang memberikan perspektif unik tentang agama dalam konteks perjuangan kemerdekaan. Pemikiran Tan Malaka yang radikal dan progresif menjadi tambahan berharga dalam mendekati isu agama.
Buku 'Agama itu Bukan Candu' tidak hanya sekadar mengeksplorasi pemikiran klasik, tetapi juga membahas relevansinya dalam konteks kontemporer. Eko Prasetyo mengajak pembaca untuk menghubungkan teori-teori tersebut dengan tantangan dan perubahan sosial yang terjadi saat ini, memberikan kerangka berpikir untuk merespon dinamika kompleks masyarakat modern.
Gaya penulisan Eko Prasetyo mencirikan ketegasan dan analitis. Ia menyampaikan argumennya dengan jelas dan tajam, memandu pembaca melalui pemikiran-pemikiran kompleks dengan bahasa yang mudah dimengerti.
‘Agama itu Bukan Candu: Tesis-tesis Feuerbach, Marx, dan Tan Malaka’ bukan hanya sebuah tinjauan akademis tetapi juga sebuah panggilan untuk mempertanyakan dan merenung. Eko Prasetyo berhasil menciptakan sebuah karya yang merangsang pikiran, mengajak pembaca untuk meninjau ulang peran agama dalam masyarakat. Buku ini akan menarik bagi siapa pun yang tertarik untuk mendalami pemikiran klasik dan aplikasinya dalam pemikiran kontemporer.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Revolusi Pengharapan, Dinamika Psikologis Masyarakat Kapitalis
-
4 Rekomendasi Toko Buku Bekas di Instagram, Lawas namun Tetap Berkualitas
-
Ulasan Buku Hidup Itu Mudah Jangan Dibuat Susah, dari Kesederhanaan Menuju Kebahagiaan
-
Merekonstruksi Sejarah Palestina Lewat Buku 'Siapa Orang Asli Palestina?'
-
Penderitaan Seorang Ibu di Tengah Gejolak Revolusi, Ulasan Novel 'Ibu'
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Novel Return to the Dallergut Dream Department Store: Misteri di Balik Toko Mimpi
-
Ulasan Film Jurassic World Rebirth: Visual Gila, Cerita Bikin Penasaran!
-
Alunan Piano yang Menghubungkan Rasa Cinta dalam Novel A Song For Alexa
-
Lagu No One Noticed oleh The Marias Bicara Soal Rasa Kesepian, Siapin Tisu!
-
Ulasan Novel Story of My Life: Tawa, Luka, dan Harapan di Pennsylvania
Terkini
-
Tayang 2027, Vin Diesel Ingin Paul Walker 'Muncul' di Fast and Furious 11
-
Momen Langka, Liga Indonesia All Star Diminta All Out Lawan Oxford United
-
Infinix Hot 60i Resmi Rilis, HP Rp 1 Jutaan Bawa Memori Lega dan Chipset Helio G81 Ultimate
-
Indonesia Sudah Otomatis, Bagaimana Perhitungan Rasio Kelolosan Tim-Tim ASEAN ke AFC U-17?
-
Dihuni 15 Pemain Kaliber Timnas Senior, Gerald Vanenburg Wajib Bawa Kembali Piala AFF U-23