Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Caca Kartiwa
poster film Rumah Masa Depan (Instagram/@mizanproduction)

Film "Rumah Masa Depan" menghadirkan angin segar di jagat perfilman Indonesia, membuktikan bahwa film lokal tidak hanya tentang horor atau komedi semata. Meskipun sempat dikepung oleh hype film-film horor, film drama lokal ini berhasil tampil sebagai salah satu yang patut dicontoh.

Sebagai informasi, film Rumah Masa Depan merupakan remake dari serial berjudul sama yang tayang di TVRI sekitar tahun 80-an yang dibintangi oleh Deddy Soetomo, Aminah Cendrakasih, dan Wolly Sutinah.

Sinopsis film Rumah Masa Depan

Film ini mengisahkan tentang kehidupan keluarga Sukri (Fendi Nuril) dan istrinya, Surti (Laura Basuki) serta dua anak mereka, Bayu (Bima Azriel) dan Gerhana (Ciara Nadine)

Suatu hari, Sukri secara tiba-tiba membawa istri dan dua anaknya dari Jakarta ke Cibeureum untuk menghadiri pemakaman sang ayah.

Di kampung, berbagai konflik meletup, termasuk pertikaian yang sudah berlangsung lama antara Surti dan ibu mertuanya (Widyawati) yang tidak kunjung mereda termasuk tudingan bahwa Surti memiliki niat untuk mencari warisan.

Ulasan dan skor

Salah satu poin kuat film ini adalah pemilihan cast yang brilian. Fedi Nuril, Laura Basuki, dan Widyawati berhasil membangun chemistry yang luar biasa. 

Terlepas dari ekspektasi awal dan pandangan skeptis terhadap pemilihan cast, kenyataannya, mereka membuktikan bahwa keberanian Max Pictures dan Mizan dalam menghadirkan kombinasi aktor ini adalah langkah yang tepat.

Fedi Nuril, yang sebelumnya sering terlabel dengan peran yang tak jauh dari tema rumah tangga tentang poligami mampu menyuguhkan karakter yang berbeda dan lepas dari citra yang selama ini melekat dengannya.

Begitu juga dengan Laura Basuki, yang mampu menyampaikan konflik batin seorang istri yang tak disukai mertua secara natural.

Namun, yang mencuri perhatian adalah akting luar biasa dari Widyawati. Perannya sebagai sosok mertua judes dan bermasalah berhasil membuat film ini semakin hidup.

Kecerdasan Daniel Rifki sebagai sutradara terlihat dari bagaimana ia memainkan cerita sederhana menjadi sesuatu yang kompleks dan memikat penonton.

Ketika menonton "Rumah Masa Depan," penonton dapat merasakan kepuasan yang mendalam. Film ini berhasil menyajikan drama keluarga dengan nuansa berbeda, membuat penonton terhubung dengan setiap emosi yang ditampilkan. 

Meski tidak sempurna, film ini layak mendapatkan apresiasi tinggi sebagai salah satu film terbaik lokal di akhir tahun.

Untuk film Rumah Masa Depan, saya beri skor 8/10. Selain pemilihan aktor yang pas dan konflik menarik, kehadiran film drama yang dibuat dengan matang, mampu menjadi angin segar di tengah gempuran genre horor yang semakin lama, rasanya, semakin tidak kreatif.

Jadi, bagi yang mencari pengalaman nonton yang berbeda untuk akhir pekan, "Rumah Masa Depan" adalah pilihan yang tepat. 

Caca Kartiwa