Season to Remember sukses membuat saya baper sejak membaca halaman pertamanya. Awalnya, saya mengira Season to Remember adalah kelanjutan dari novel Ilana Tan ini. Namun begitu membuka bukunya, saya salah besar karena ini adalah buku kumpulan quote.
Sehingga kala membaca buku terbitan Gramedia Pustaka Utama tahun 2013 ini membawa kembali ingatan pada tetralogi musim karya Ilana Tan yang terkenal.
Summer in Seoul, Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan Spring in London, benar-benar menjadi penghibur saya kala itu yang sedang pusing-pusingnya karena perkuliahan.
Sehingga membaca Summer to Remember ini seperti mengingat kembali kisah manis sekaligus kepedihan yang dialami para tokoh dalam masing-masing tetralogi best seller ini.
Buku ini dimulai dengan prakata penulis saat ia menciptakan novelnya secara tidak sengaja. Dulu, saya sering melewatkan bagian prakata sebuah buku. Namun sejak menjadi penulis, membaca prakata membuat saya melihat bagaimana proses di balik layar dari sebuah buku.
Dimana melalui bagian ini, saya menjadi kembali termotivasi untuk melanjutkan karya yang gagal dan tidak pernah menyerah.
Season to Remember mungkin sama seperti buku Kumpulan quote lainnya, yang mana buku ini berisi ilustrasi menarik yang membuat gemas. Juga ada banyak bagian kosong dibuku ini sehingga pembaca bisa meninggalkan catatan tentang perasaannya saat membaca. Font dan ukuran hurufnya juga berbeda di setiap babnya sehingga menambah estetika dari buku ini.
Namun meski saya menikmati dan menyukai semua itu, sepertinya buku Kumpulan quote seperti ini tidak cocok untuk saya. Karena saya berharap membaca novel alih-alih hanya sebuah kutipan.
Namun di akhir buku ini, saya kembali membaca kesan dari orang-orang dengan berbagai latar belakang yang telah membaca tetralogi musim ini. Melalui mereka saya menemukan sudut pandang baru bahwa dengan menulis, kita bisa benar-benar mempengaruhi orang lain.
Sama seperti saya yang saat itu sedang bingung dengan perkuliahan yang semakin sulit dan tuntutan untuk lulus tepat waktu, tetralogi ini membawa angin segar bagi saya untuk tetap semangat belajar.
Meski hanya kisah fiksi, melalui kisah mereka mengandung pesan untuk bersikap dan mengambil keputusan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
TWS 'Last Festival': Nostalgia Perpisahan Sekolah Penuh Emosi
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup
-
Mama yang Berubah Jadi Peri di Mummy Fairy and Me 4: Keajaiban Putri Duyung
-
Doyoung NCT 'The Story': Ceria Hidup Layaknya Healing dan Pelukan Hangat
Artikel Terkait
-
Cerdas dalam Berkendara Lewat Buku Jangan Panik! Edisi 4
-
Ulasan Buku The Alpha Girl's Guide: Menjadi Perempuan Smart dan Independen
-
Ulasan Buku 'Di Tanah Lada': Pemenang II Sayembara Menulis Novel DKJ 2014
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
Ulasan
-
Review Film 'Satu Hari dengan Ibu' yang Sarat Makna, Kini Tersedia di Vidio
-
Review Night of the Hunted, Film Horor Netflix Penembakan di Minimarket
-
Novel Bungkam Suara: Memberikan Ruang bagi Individu untuk Berpendapat
-
Lezatnya Olahan Menu di Skuydieat, Cabe Ijonya Menggugah Selera
-
Belajar Merancang Sebuah Bisnis dari Buku She Minds Her Own Business
Terkini
-
Bukan Adegan Ranjang, Gong Yoo Ungkap Peran Tersulit di Serial The Trunk
-
Review Film 50 First Date: Cinta yang Tak Pernah Membosankan untuk DiIngat
-
Termasuk 'When the Phone Rings', 4 Drama Korea Heo Nam Jun Ini Wajib Kamu Tonton!
-
Kupas Film Bagheera: Perjuangan Sang Penegak Keadilan Melawan Korupsi
-
Spoiler Brewing Love Eps 8, Mantan Lee Jong Won Bikin Cemburu Kim Se Jeong?