Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Gambar Buku 'Hidup Masih Koma, Belum Titik'.[elexmedia.id]

Tak ada yang bisa menebak arah jalan hidup seseorang ke depannya akan ke mana. Apakah ia akan menjadi orang yang baik ataukah jahat. Karena, orang yang saat ini terlihat baik pun belum jaminan ke depannya akan baik selamanya. 

Demikian pula, orang yang saat ini tengah bergelimang dosa, bisa jadi suatu hari nanti ia akan menyadari kesalahannya, bertobat, lalu berubah menjadi orang baik yang taat pada perintah-Nya.

Oleh karenanya, jangan pernah sekali-kali kita menghakimi kehidupan orang lain. Doakanlah yang terbaik untuk mereka. Karena Tuhan maha membolak-balikkan hati manusia.  

Begitu juga dengan kita, berusahalah untuk selalu berdoa, memohon kepada Allah Swt., agar kita selalu berada pada ketaatan, agar kita dapat terus menjaga keimanan kita pada-Nya, kapan pun dan di mana pun kita berada.

Hal yang perlu kita waspadai, jangan pernah merasa diri lebih baik dan lebih suci daripada orang lain. Jangan sampai karena kita sudah rajin ibadah, lantas meremehkan orang lain yang masih jarang beribadah atau bergelimang dosa.

Dalam bukuHidup Masih Koma, Belum Titik’ dijelaskan, jangan sekali-kali memandang sinis pelaku dosa, sebab ia bukan setan yang tidak ada kemungkinan menjadi baik. Jika ia bertobat dan terus-menerus menambah ilmu dan ibadahnya, bisa jadi ia melampaui keilmuan dan kesalehan Anda. 

Anda juga tidak perlu memuja-muja orang saleh yang masih hidup, sebab ia bukan malaikat yang tidak ada kemungkinan menjadi jelek. Tidak ada jaminan bahwa orang saleh, termasuk Anda, bisa tetap saleh seperti sekarang. Esok hari penuh spekulasi baik dan buruk. Hidup itu masih koma, belum titik. Kita berharap titik kita adalah ‘husnulkhatimah’ yaitu mati dengan iman yang sempurna (hlm. 37).

Memanfaatkan waktu dengan baik adalah hal yang mestinya selalu kita ingat dan amalkan. Ini memang tak mudah, tapi kita bisa mengupayakannya. Berusaha agar jangan ada waktu yang terbuang sia-sia. Berusaha agar setiap waktu yang ada, digunakan untuk memperbanyak ibadah dan kegiatan yang positif.

Abdullah bin Al-Mubarak berkata, “Yang paling aku sesali dalam hidup adalah jika ada waktu yang terbuang. Kecerdasan seseorang ditentukan sejauh mana ia mengatur waktu.” (hlm 109).

Buku berisi kumpulan artikel beragam tema karya Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag. yang diterbitkan oleh Quanta ini bisa menjadi bahan renungan bersama. Semoga dengan membaca buku ini, kita dapat lebih memanfaatkan waktu kita untuk memperbanyak ibadah dan menebar kebaikan. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Sam Edy