Film animasi "Uchiage Hanabi, Shita Kara Miri Ka? Yoku Kara Miru Ka?" yang kemudian dikenal sebagai "Uchiage Hanabi", merupakan hasil karya dari studio animasi terkenal Jepang yaitu, SHAFT.
Film ini diadaptasi dari serial drama TV berjudul sama yang disutradarai oleh Shunji Iwai pada tahun 1993, yang kemudian mengalami penyuntingan ulang pada tahun 2015.
Dengan durasi 90 menit, film ini disutradarai oleh Nobuyuki Takeuchi dan Akiyuki Shinbo, dan diproduseri oleh Genki Kawamura. Film ini dirilis pada tanggal 18 Agustus 2017 di Jepang, kemudian tayang di Indonesia pada tanggal 1 November 2017.
Anime ini berkisah tentang Nazuna, seorang remaja dengan latar belakang keluarga broken home. Ayahnya telah meninggal, dan ibunya memiliki pacar baru yang membuat Nazuna merasa tidak nyaman.
Suatu hari, dalam upaya untuk melarikan diri dari situasi rumah yang tidak menyenangkan, Nazuna gagal kabur karena ibunya mengetahui rencananya. Norimichi, teman laki-lakinya, menyaksikan kejadian ini dan merasa ingin membantu Nazuna.
Cerita berlanjut ketika Norimichi dalam keadaan marah dan penyesalan, melemparkan bola kaca pemberian Nazuna sambil berharap agar waktu dapat diulang. Keajaiban pun terjadi yang membawa Norimichi kembali ke masa lalu.
Dengan kesempatan baru ini, Norimichi mencoba untuk mengubah takdir, membantu Nazuna melarikan diri dari ibunya. Namun, setiap usahanya membawa konsekuensi dan penyesalan baru.
Puncaknya, Norimichi dan Nazuna berakhir di kota paralel yang misterius setelah berulang kali mencoba mengubah takdir. Mereka menyadari bahwa mereka hanya berhasil melarikan diri ke dunia paralel, tidak mengubah takdir sejati mereka. Kesedihan atang saat mereka menyadari bahwa mereka tetap harus berpisah.
Ulasan Anime Uchiage Hanabi
Film ini lebih menekankan pada refleksi terhadap kenangan, sementara SHAFT berusaha memberikan klarifikasi terhadap cerita dalam anime ini dengan upaya untuk meraih kenangan tersebut.
Saat sutradara menghadirkan kisah melankolis mengenai masa kanak-kanak, SHAFT mengambil pendekatan yang dapat dianggap heroik dalam membentuk kenangan yang tak terlupakan.
Studio SHAFT yang terkenal dengan eksperimen sinematografinya, memberikan sentuhan khas pada film ini. Gaya animasi 2D yang dicampur dengan epemen 3D ini menciptakan visual yang menarik. Film ini mencoba menghadirkan kisah sederhana tentang kenangan dan cinta pertama dalam suasana yang segar.
Meskipun film ini menunjukkan kemampuan SHAFT dalam sinematografi modern, terdapat kekhawatiran bahwa imajinasi yang berlebihan mungkin membuatnya sulit dijangkau oleh penonton.
Visual yang memanjakan mata mungkin tidak selalu cocok dengan durasi film yang panjang. Alur cerita yang kompleks dan penuh perubahan mungkin lebih cocok untuk format serial daripada film.
Anime ini menjadi contoh bahwa film bertema science fiction romance dapat menciptakan kesan yang memukau namun sulit diingat sebagai kisah yang mendalam.
Meskipun memberikan pengalaman sinematik yang menarik, film ini mungkin lebih memuaskan apabila lebih fokus pada pengembangan karakter dan emosi para tokohnya.
Baca Juga
-
Menapak Jejak Warisan Jokowi Selama Satu Dekade Masa Kepemimpinan
-
Ulasan Film Daisy, Perpaduan Romansa dan Thriller yang Tak Terduga
-
4 Rekomendasi Film Korea Dibintangi Ji Chang Wook, Revolver Teranyar
-
Seru dan Menyentuh! 4 Film Indonesia tentang Keluarga yang Wajib Ditonton
-
Red Velvet Rayakan 10 Tahun Manisnya Nostalgia Lewat Lagu 'Sweet Dreams'
Artikel Terkait
-
Ada Attack on Titan, Berikut 5 Deretan Anime yang Sempat Tuai Kontroversi
-
Nantikan! Anime I Have a Crush at Work Konfirmasi Jadwal Tayang pada Januari 2025
-
Dragon Ball Salip Rekor One Piece Jadi Anime Terlaris Toei Animation
-
Rilis PV Terbaru, Anime Oblivion Battery Resmi Lanjut ke Season 2
-
Review Film Animasi Flow: Perjalanan Kucing Hitam di Tengah Banjir Besar
Ulasan
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
-
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam: Melawan Tradisi Kawin Tangkap
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
Terkini
-
Teka-teki Eliano Reijnders Dicoret STY dari Skuad, Ini Kata Erick Thohir
-
Pilihan Hidup Sendiri: Ketika Anak Muda Memutuskan Tidak Menikah, Salahkah?
-
Kesbangpol dan PD IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama untuk Meningkatkan Toleransi dan Harmoni
-
3 Rekomendasi Film Kolaborasi Memukau Ryan Gosling dan Emma Stone
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Garuda Belum Pernah Menang?