Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Caca Kartiwa
Adegan film Society of the Snow (IMDb)

Sutradara Juan Antonio Bayona yang dikenal lewat sejumlah film seperti "The Impossible, "The Orphanage", "A Monster Call" dan "Jurassic World: Fallen Kingdom" kembali berkarya dalam film berjudul "Society of the Snow" atau "La sociedad de la nieve" yang diadaptasi dari buku non fiksi berjudul sama yang ditulis Pablo Vierci.

Sebagai catatan film tentang kejadian serupa juga diadaptasi dari buku nonfiksi karya Piers Paul Read, "Alive: The Story of the Andes Survivors, yang diangkat ke layar lebar oleh Frank Marshall berjudul "Alive" tahun 1993.

Bayona menulis naskah "Society of the Snow" bersama Nicolas Casariego, Jaime Marques, dan Bernat Vilaplana yang mengisahkan tim rugbi Uruguay yang, dalam perjalanan ke Chili tahun 1972, mendarat darurat di glester di pegunungan Andes akibat kecelakaan.

Di film ini, seorang penyintas kehidupan nyata, Carlitos Páez, bahkan muncul dalam film sebagai ayah dari salah satu karakter. 

Film "Society of the Snow" dimulai lewat perkenalan beberapa beberapa penumpang pesawat carteran Angkatan Udara Uruguay Penerbangan 571 beberapa hari sebelum kecelakaan fatal mereka. 

Pada bulan Oktober 1972, beberapa pemain rugbi dari tim Old Christians Club bersama beberapa teman dan anggota keluarga menaiki penerbangan sewaan ke Chili untuk memainkan pertandingan dan menikmati liburan akhir pekan panjang. 

Mereka antara lain Roberto Canessa (Matias Recalt), Fernando 'Nando' Parrado (Agustin Pardella), Numa Turcatti (Enzo Vogrincic), dan Adolfo 'Fito' Strauch (Esteban Kukuriczka). 

Saat kelompok tersebut bersiap untuk mendarat di tujuan mereka, pesawat tersebut jatuh di pegunungan Andes yang tertutup salju. Para penyintas dibiarkan terluka, ketakutan, dan berada di medan yang tak kenal ampun yang tidak cocok untuk kehidupan. 

Seiring berlalunya waktu, harapan untuk diselamatkan semakin berkurang, dan para penyintas yang tersisa membuat keputusan yang semakin sulit untuk tetap hidup, sehingga mereka melakukan langkah ekstrem yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya demi bertahan.

Ulasan

Secara visual, "Society of the Snow" membawa pemirsa kembali ke puncak Andes yang tertutup salju, tempat sekelompok anak muda harus melakukan hal yang mustahil untuk tetap hidup selama 72 hari yang mengerikan. 

Film ini menunjukkan realisme yang mengerikan sekaligus menyentuh tanpa memakai teknik berlebihan sehingga terkesan manipulatif untuk membangkitkan emosi penonton, selain itu apa pula eksplorasi seputar agama, moralitas, dan solidaritas di tengah kesedihan dan bencana yang dialami.

Selain itu, jajaran pemain yang tak begitu dikenal juga membuat film ini terasa seperti mengikuti perjalanan orang biasa yang terjebak dalam situasi yang tak terduga sekaligus mengerikan yang mungkin akan terasa berbeda saat diperankan aktor populer.

Sayangnya film ini seperti terkesan tidak tertarik untuk menunjukkan kepada penonton siapa orang-orang ini sebagai individu atau background apa yang mendorong mereka untuk bertahan hidup ketika banyak teman mereka tidak melakukannya. 

Upaya Bayona dengan menyebutkan nama para korban di layar terasa gagal memperlakukan karakternya seperti individu yang unik. 

Penonton, yang tidak mengetahui peristiwa tersebut, hanya melihat sedikit sekali kehidupan mereka sebelum kecelakaan dan lebih sedikit lagi setelah penyelamatan mereka sehingga hampir seperti menonton film dokumenter yang diproduksi dengan sangat baik, di mana terdapat keterputusan emosional antara penonton dan aksi yang ditampilkan. 

Skor untuk "Society of the Snow" 89/100. Sulit rasanya membayangkan cobaan yang dialami para penumpang Penerbangan 571 selama berbulan-bulan yang mereka habiskan di gletser. Film ini menceritakan kembali cobaan mereka dengan realisme mencolok dan menegangkan yang bisa membuat penonton terus penasaran.

Film "Society of the Snow" tayan di Netflix mulai 4 Januari 2024.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Caca Kartiwa