Pada Kamis (11/01/2024) pekan lalu, aliansi Amerika Serikat dan Inggris melakukan serangan tiba-tiba terhadap markas milisi Houthi di Yaman.
Melansir dari laman resmi indomiliter.com, serangan ini dilakukan oleh 2 negara NATO tersebut guna menjaga jalur pelayaran di laut mediterania yang beberapa kali diteror oleh kelompok milisi Houthi.
Pada serangan tersebut, pihak Amerika Serikat meluncurkan berbagai sistem rudal jelajah andalannya guna menyerang instalasi militer dan pangkalan udara yang dikuasai Houthi di pesisir Yaman.
Sementara itu, pihak Inggris juga menurunkan armada pesawat jet tempur andalannya, yakni Eurofighter Typhoon guna menyerang basis militer Houthi.
Jet Buatan Konsorsium Eropa
Sekilas mengenai jet tempur Eurofighter Typhoon, jet ini mulai dirancang pada tahun 1990-an oleh 4 negara, yakni Inggris, Italia, Spanyol dan Jerman.
Awalnya pihak Prancis juga tergabung dengan konsorsium tersebut, namun mereka menarik diri dan mulai mengembangan jet tempurnya sendiri yang dikenal dengan nama Dassault Rafale.
Jet tempu Eurofighter Typhoon mulai memasuki layanan resmi dalam militer Inggris sejak tahun 2001 dan dicanangkan untuk menggantikan jet tempur era perang dingin, Panavia Tornado.
Jet tempur bermesin ganda ini dianggap sebagai salah satu jet tempur terbaik dari generasi 4.5 yang pernah lahir.
Selain digunakan oleh Inggris, Jerman, Spanyol dan Italia, Eurofighter Typhoon juga digunakan oleh Oman, Arab Saudi, Austria, Kuwait dan Qatar. Bahkan, Indonesia sempat menyatakan ketertarikan kepada jet tempur ini sebelum beralih ke pengadaan Dassault Rafale.
Mampu Membawa Rudal Jelajah Berteknologi Siluman
Melansir dari laman resmi Eurofighter (Eurofighter.com), jet tempur Eurofighter Typhoon ditenagai oleh sepasang mesin Eurojet EJ200 afterburning turbofans yang mampu membawa jet tempur ini dengan kecepatan mach 2.0 atau 2.150 km/jam dan mampu mencapai ketinggian maksimal hingga 55.000 kaki.
Jet tempur ini dipersenjatai oleh 1 unit kanon otomatis Mauser BK-27 kaliber 27 mm sebagai sistem senjata internalnya.
Selain itu, pesawat ini juga mampu membawa berbagai jenis rudal dan bom berpemandu, termasuk rudal jelajah berteknologi siluman, Storm Shadow. Rudal inilah yang disinyalir ikut digunakan oleh Inggris saat menyerang markas Houthi di pesisir Yaman dengan pesawat Eurofighter Typhoon.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rahmad Darmawan Jadi Pelatih Liga Indonesia All Star, Kian Kental Aroma Timnas?
-
Media Vietnam Soroti Nasib Mantan Kapten Indonesia, Evan Dimas, Ada Apa?
-
Soroti Performa Pemain Naturalisasi, Pelatih Timnas Putri Indonesia Berikan Kritik!
-
Misi Gerald Vanenburg: Sulitnya Cari Penerus Ernando Ari di Timnas Indonesia U-23
-
Gabung Klub Liga Yunani, Dean James Panaskan Persaingan Bek Kiri Timnas!
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Blindness, Saat Kegelapan Ungkap Sisi Terdalam Manusia
-
Ulasan Novel The Convenience Store by the Sea, Kisah Hangat Toserba di Tepi Laut Jepang
-
Review Film Havoc: Suguhkan Aksi Super Brutal tapi Naskah Terlalu Datar
-
Novel Salah Asuhan: Hagemoni Kolonial, dan Keegoisan Pribumi
-
Ulasan Buku Orang Miskin Dilarang Sekolah: Suara Lantang dari Pinggiran Negeri
Terkini
-
Harga Udara Bersih di Jakarta: Mahal, Langka, dan Terpinggirkan
-
Tiba di Bandung, Patricio Matricardi Antusias Perkuat Lini Belakang Persib Bandung
-
Media Vietnam Tanggapi Sembilan Pemain Keturunan Milik Timnas U-17, Tiga Pemain Disebut Istimewa
-
Sambut Piala Presiden 2025, Reza Arya Ikut Soroti Nasib Pemain Lokal
-
Ungkap Peran Cho Yeo Jeong, My Daughter Is A Zombie Siap Tayang Bulan Juli