Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rion Nofrianda
Suasana hutan mangrove Pangkal Babu, Kuala Tungkal (Dok. Pribadi/Rion Nofrianda)

Patut disyukuri hingga saat ini bangsa Indonesia masih memiliki beragam wisata ekologi di seluruh penjuru negeri. Salah satunya terdapat di wilayah pesisir Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.

Jika pelancong beranjak dari Kota Jambi, berjarak sekitar 126 kilometer atau menempuh perjalanan sekitar tiga jam menempuh perjalanan darat.

Pengunjung jika menggunakan kendaraan roda empat dapat memarkirkannya di lokasi yang telah disediakan masyarakat sekitar dan dapat menyewa kendaraan roda dua menuju lokasi hutan mangrove.

Satu unit kendaraan roda dua disewa dengan harga lima puluh ribu rupiah, bagi pengunjung yang ingin menggunakan jasa ojek juga tersedia dengan biaya dapat didiskusikan dengan penyedia jasanya.

Berangkat dari lokasi parkir dengan menggunakan kendaraan roda dua, pengunjung akan melintasi jalan semenisasi dan disarankan untuk berhati-hati jika melintasi karena jalannya pas untuk dilalui dua kendaraan bermotor saja.

Sepanjang jalan melintasi lokasi ini akan disuguhkan dengan tumbuhan nipah yang berjejer dan tumbuh subur berwarna hijau sekilas menyerupai pohon sawit.

Setelah berkendara kurang lebih sepuluh menit, terlihat ramainya kendaraan roda dua terparkir lengkap dengan pedagang yang menjajakan jualannya. Pengunjung dapat membayar parkir sukarela tanpa ditentukan harga oleh masyarakat.

Memasuki area hutan mangrove, akan menyeberangi jembatan kayu berwarna biru dan menjadi awal perjalanan tracking di hutan mangrove Pangkal Babu Kuala Tungkal. Pengunjung diminta untuk mencatat buku tamu serta membayar uang masuk sebesar tiga ribu rupiah per orang.

Sepanjang perjalanan, pengunjung dimanjakan dengan pemandangan pepohonan kayu mangrove serta beberapa ekor monyet melompat berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya.

Pengelola hutan mangrove juga membuat tulisan-tulisan menarik, tertempel di sepanjang jalan menuju pinggir laut. Hutan mangrove ini juga dilengkapi dengan fasilitas toilet, pameran foto serta kantin yang berada persis di pinggir laut.

Pengunjung juga dapat berswafoto di sekitar area hutan mangrove yang begitu asri serta juga terdapat gazebo berwarna cokelat berjejer di ujung hutan mangrove tepat di samping kantin.

Ombak sesekali menghempas jembatan kayu area hutan mangrove, sehingga disarankan untuk tetap berhati-hati jika melintasi lokasi ini.

Terdapat juga pompong yaitu kendaraan air bermesin yang juga dapat membawa pengunjung berkeliling menyusuri pinggiran perairan laut hutan mangrove Kuala Tungkal. Lokasi ini patut untuk dikunjungi jika melancong ke Kuala Tungkal yang juga terkenal dengan olahan makanan sea foodnya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rion Nofrianda