Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rizky Melinda Sari
Somewhere Called Home (DocPribadi/rizkymelinda)

Ben memutuskan untuk mencari keberadaan Dila atas permintaan Lila melalui buku jurnal yang ditulis oleh Dila. Ben pun mulai mengunjungi satu per satu tempat-tempat indah dalam misi mencari kakak dari gadis yang ia sukai. Inilah ulasan novel 'Somewhere Called Home' lebih lanjut.

Identitas Buku 'Somewhere Called Home'

Judul Buku: Somewhere Called Home

Penulis: Dhamala Shobita

Penerbit: de TEENS

Jumlah Halaman: 260 Halaman

Sinopsis Buku 'Somewhere Called Home'

Manusia adalah kumpulan dari kenangan-kenangan yang tertata menjadi satu. Isi kepala manusia mungkin memiliki lebih dari lima puluh persen kenangan. Kenangan bahagia, sedih, marah, semuanya bercampur menjadi satu dan membentuk manusia sejak ia lahir dan tumbuh menjadi dewasa.

Menurut Benjamin Murray, seorang surfer blasteran Australia-Indonesia, hidup adalah petualangan tanpa henti. Maka dari itu, ketika dirinya mulai terlihat lebih dalam dengan seorang gadis bernama Lila yang sedang mencari kakaknya, Ben semakin bersemangat untuk melanjutkan petualangannya.

Pertemuan keduanya di Pulau Sipora, Sumatra Barat, dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan, cukup untuk membentuk perasaan antara Ben dan Lila. Sayangnya, gadis itu tidak mempunyai waktu lagi dalam hidupnya. Di sanalah perjalanan Ben dimulai.

Ulasan Buku 'Somewhere Called Home'

Novel setelah 260 halaman ini bercerita tentang Ben yang berusaha menapaktilasi perjalanan Lila, seorang gadis yang ia taksir, melalui buku diary yang ditinggalkan oleh Lila. Selama beberapa waktu, Lila berusaha mencari keberadaan sang kakak yang pergi dari rumah begitu saja setelah kedua orang tua mereka berpisah.

Aku pribadi suka dengan penggambaran latar tempat yang cukup banyak dan beragam yang terdapat di dalam novel ini. Ada banyak tempat wisata menarik, terutama pantai, yang dibahas di cerita ini. 

Salah satu hal yang menurutku agak kurang dari novel ini adalah keterangan waktu yang tidak disebutkan terlalu jelas di setiap pergantian adegan, sehingga aku sedikit bingung menyesuaikan jalannya cerita dengan cerita sebelumnya.

Keterangan sudut pandang rasanya juga perlu dicantumkan di setiap pergantian POV karena beberapa aku terpaksa membaca ulang paragraf terakhir sebab pergantian POV yang terlalu tiba-tiba membuat bingung.

Meski demikian, aku suka ide dan premis yang ditawarkan cerita ini. Tentang seorang laki-laki yang mencari makna rumah. Ben terus berusaha ‘kabur’ dari rumah karena ia merasa rumah yang ia tinggali hanya sebagai tempat singgah sebab tidak ada kehangatan di dalamnya.

Karakter Lila dan Dila, kakak beradik yang sama-sama terlibat dalam kehidupan Ben, cukup menarik. Lila dengan pembawaannya yang lemah lembut dan rapuh, sedangkan Dila dikenal sebagai sosok yang ceria dan suka berpetualang yang ternyata menyimpan banyak luka.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rizky Melinda Sari