Film animasi Netflix berjudul "Bubble" yang dirilis tahun 2022, menghadirkan kolaborasi berbagai talenta terkemuka dalam industri perfilman.
Dengan Tetsuro Araki, sutradara "Attack on Titan", Gen Urobuchi, penulis "Psycho-Pass" dan "Fate/Zero", Takeshi Obata, desainer karakter dari "Death Note", serta lagu tema dari penyanyi populer Eve,
Cerita berlangsung lima tahun setelah bencana membanjiri Tokyo dan menjebaknya dalam gelembung raksasa yang mengubah gravitasi.
Kota yang ditinggalkan ini menjadi tempat bagi anak-anak yang tersisa, yang bermain dalam olahraga berbahaya bernama "Tokyo Battlekour".
Mereka berlomba melintasi reruntuhan, menghindari gelembung berbahaya, sambil bersaing untuk mendapatkan persediaan esensial.
Hibiki, pembalap Battlekour terbaik, menjadi fokus cerita saat kepekaannya terhadap suara membawanya bertemu dengan gadis misterius bernama Uta.
Uta bukan hanya anggota tim balapnya, tetapi juga menjadi kunci untuk membatalkan bencana yang melanda kota Tokyo.
Review Anime Bubble
Anime ini mencoba mencampurkan elemen dongeng dengan pertandingan olahraga futuristik dan menciptakan atmosfer yang unik.
Daya tarik utama "Bubble" terletak pada visualnya yang memukau. Studio Wit telah membangun reputasi sebagai studio anime terkemuka dengan proyek-proyek seperti "Attack on Titan" dan "Vinland Saga".
Dalam "Bubble", mereka mempertahankan standar kualitas animasi mereka. Gerakan kamera dinamis, perpaduan animasi 2D dan 3D yang mulus, serta desain karakter yang menawan menciptakan pengalaman visual yang mengesankan.
Aksi Hibiki di tengah reruntuhan yang mengambang disampaikan dengan keahlian yang mengingatkan pada sekuens manuver 3D di "Attack on Titan".
Musik karya Hiroyuki Sawano menambah dimensi epik pada adegan-adegan penting, yang menciptakan suasana mendalam. Meskipun begitu, keindahan visual ini tidak dapat sepenuhnya mengatasi kelemahan pada alur cerita.
Cerita anime ini terasa berkelok-kelok, dengan penjelasan berlebihan yang membuat beberapa adegan terasa dipaksakan. Karakter Uta, meskipun memiliki peran penting, kurang mendapatkan pengembangan yang memadai, membuatnya terasa seperti alat plot semata.
Dengan segala kelebihannya dalam visual dan aksi yang mengagumkan, "Bubble" masih harus menemukan keseimbangan yang lebih baik antara keindahan animasi dan pengembangan cerita yang mendalam.
Bagi kamu yang mencari pengalaman menonton yang lebih menyentuh dengan kisah yang kuat, "Belle" karya Mamoru Hosoda mungkin menjadi alternatif yang lebih memuaskan dibanding anime ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Memaknai Filosofi Futsal dalam Pembentukan Karakter Manusia
-
Menyusuri Struktur Futsal dan Ikatan Sosial Lewat Kacamata Sosiologi
-
Manis Tapi Menyakitkan, Kupas Tuntas Perihnya Lagu 'Tampar' Juicy Luicy
-
XG Lepaskan Suara Hati yang Kuat dan Bebas lewat Lagu Bertajuk Howling
-
Gen Z Geser Prioritas Hidup: Menikah Muda Bukan Tujuan Utama Lagi
Artikel Terkait
-
Ulasan Anime SHY, Perjuangan Pahlawan yang Sangat Pemalu
-
Anies Bubble dan Website HaveAniesDay, Sebuah Angin Segar bagi Pemilu 2024
-
Ulasan Anime 'Reborn as Vending Machine', Masuk Isekai Malah Jadi Mesin Minuman
-
Ulasan Anime 'My Tiny Senpai', Rasanya Punya Senior Imut dan Gemesin
-
Tak Cuma Anime, Oshi no Ko Akan Dapatkan Versi Live Action di 2024
Ulasan
-
Ulasan Novel Pulang Pergi: Sisi Gelap dan Mematikan Shadow Economy!
-
Ulasan Novel SagaraS: Sosok Orang Tua Kandung Ali Terungkap!
-
Ulasan Buku Melukis Pelangi: Menghapus Kata Takut dan Menyerah dalam Hidup
-
Ulasan Novel Friends That Break Us: Ketika Persahabatan Lama Menjadi Luka
-
Review Film Pretty Crazy: Romansa Unik Bercampur Tawa dan Misteri Seru!
Terkini
-
Proker KKN Membuat Ganci dari Kain Perca: Edukasi Cinta Bumi Sejak Dini
-
Suara Anak Muda untuk Bumi: Cinta Indonesia, Kok Masih Buang Sampah?
-
4 Gaya Shin Si A yang Bisa Jadi Ide OOTD Nongkrong yang Keren Banget!
-
Tidak Sepopuler Sepak Bola, Ini Alasan Futsal Masih Awam di Masyarakat
-
The Last of Us Season 2 Dihujani Kritik, Bella Ramsey Angkat Bicara