Pernah terpikirkan tidak kalau di balik eksotisnya film Ketika Cinta Bertasbih, ada perjuangan yang dipenuhi isak tangis dari para pemerannya? Buku Melukis Pelangi adalah autobiografi Oki Setiana Dewi. Di sini juga menceritakan tentang perjuangannya untuk bisa mendapat peran di film ini.
Identitas Buku
- Judul: Melukis Pelangi (Catatan Hati Oki Setiana Dewi)
- Penulis: Oki Setiana Dewi
- Penerbit: Mizan
- Jenis Buku: Non Fiktif
- Tebal: 347 Halaman
Buku ini bukan sekadar kisah seorang aktris yang populer lewat film Ketika Cintaku Bertasbih, melainkan catatan hati yang memperlihatkan betapa kerasnya perjuangan, dalamnya kasih sayang, sekaligus indahnya iman ketika dijadikan pijakan hidup.
Masa Kecil yang Sederhana tapi Kaya Makna
Oki dilahirkan pada 1989 dari keluarga keturunan Jawa dan Palembang. Sang ayah seorang pegawai negeri sipil, hidup sederhana namun penuh kedisiplinan. Di tengah kesederhanaan itu, Oki tumbuh sebagai anak pemberani, kreatif, dan religius. Sejak kecil, ia sudah melatih kemandirian dengan membuat kerajinan, ikut lomba, hingga mencari tambahan uang saku lewat berbagai cara.
Selain itu, ia rajin menuliskan cita-citanya dalam buku harian. Kebiasaan itu membuatnya terlatih memiliki tujuan yang jelas. Tak heran, prestasi akademik maupun non-akademik Oki cukup membanggakan: ia aktif dalam lomba model, MC, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
Hijrah ke Jakarta: Perjuangan Seorang Remaja 16 Tahun
Saat SMA, Oki memutuskan hijrah ke Jakarta demi tantangan baru. Keputusan itu membawa perjuangan yang tidak mudah. Di usia 16 tahun, ia hidup sendiri, bersekolah sambil mencari kerja tambahan, serta mengikuti audisi demi audisi.
Di tengah perjuangan itu, cobaan lain datang ketika ibunya menderita penyakit kulit kronis yang mengharuskan sering berobat ke Jakarta. Namun, justru di tengah kesulitan itu Oki menemukan hidayah. Ia mantap mengenakan jilbab, meskipun awalnya mendapat cibiran dan komentar miring dari orang-orang sekitar.
Perjuangan di Dunia Akademik dan Seni
Keseriusan Oki dalam menuntut ilmu membawanya diterima di Universitas Indonesia. Di kampus, ia aktif dalam teater dan berbagai kegiatan mahasiswa. Dari sinilah pintu karier film terbuka: ia bertemu dengan Kang Abik, penulis Ayat-ayat Cinta, dan Dedy Mizwar, aktor yang lama diimpikannya.
Film Ketika Cinta Bertasbih menjadi titik balik dalam hidupnya, bukan hanya mengantarkannya dikenal publik, tetapi juga meneguhkan langkahnya untuk terus berpegang pada prinsip religius.
Kasih Sayang Ibu dan Anak yang Mengharukan
Salah satu bagian paling menyentuh dalam buku ini adalah hubungan Oki dengan sang ibunda. Ia menuliskan betapa besar cinta kasih ibunya dalam mendukung langkah-langkah hidupnya. Bahkan, dari hasil kerja kerasnya, Oki mampu mewujudkan mimpi besar sang ibu untuk berkunjung ke Baitullah. Kisah ini membuat banyak pembaca menitikkan air mata karena begitu kuat menggambarkan pengorbanan dan kasih sayang dalam keluarga.
Buku yang Penuh Warna dan Inspirasi
Melukis Pelangi hadir dengan desain yang menarik: hardcover, berbentuk persegi, dan penuh warna. Foto-foto masa kecil Oki menambah kedekatan emosional dengan pembaca, membuat seolah kita ikut menyelami perjalanan hidupnya sejak kecil hingga dewasa.
Bahasa yang digunakan Oki sederhana, mengalir, dan menyentuh hati. Tak heran jika ia kemudian dikenal sebagai seorang pembicara publik yang mampu menginspirasi banyak orang, terutama generasi muda dan perempuan.
Lebih dari Sekadar Catatan Harian
Buku ini bukan hanya kumpulan kenangan, melainkan cermin perjuangan seorang perempuan muda dalam menapaki hidup. Ia menunjukkan bahwa kesederhanaan tidak pernah menjadi penghalang untuk bermimpi besar, bahwa iman bisa menjadi pegangan di tengah badai, dan bahwa cinta keluarga adalah energi yang tak pernah habis.
Membaca Melukis Pelangi membuat kita sadar, hidup bukan sekadar menunggu keajaiban, tetapi melukisnya dengan warna-warna perjuangan, kesabaran, dan doa.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Mean Streak: Keberanian Memilih Jalan Hidup Sendiri
-
Ulasan Novel Yang Telah Lama Pergi: Runtuhnya Negeri Penuh Kemunafikan!
-
Ulasan Novel Algoritme Rasa: Ketika Setitik Luka Jadi Dendam Abadi
-
Ulasan Novel Bandit-Bandit Berkelas: Nasib Keadilan di Ujung Tanduk!
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Little Birdies, Empat Burung Kecil dan Kakek yang Penyayang
-
Paradoks Pengetahuan: Semakin Banyak Membaca, Semakin Merasa Bodoh
-
Ulasan Novel The Bitter Tea: Hidup Tak Selalu Memberi Pengalaman Pahit
-
Sisi Lain Unggahan Buku: Bukan Pamer, Tapi Bentuk Dokumentasi dan Motivasi
-
Ulasan Novel A Whole Lotto Love: Romansa Manis di Balik Kemenangan Lotre
Ulasan
-
Matahari Mata Hati: Mimpi yang Tumbuh dari Pesantren dan Persahabatan
-
Review Film Good Boy: Horor dari Sudut Pandang Seekor Anjing yang Setia
-
Menariknya Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung, Sekuel yang Berani Ganti Sudut Pandang
-
Film Rest Area yang Terlalu Ambisius dan Lupa Caranya Memikat Penonton
-
Bukan Tentang Siapa yang Selamat, Memahami Lebih Dalam Film Tukar Takdir
Terkini
-
Ngampus Tetap On Point! Ini 4 OOTD Xaviera Putri yang Bikin Auto Stylish
-
A24 Hadirkan Rom-Com Afterlife Paling Menyentuh Lewat Film Eternity
-
Bukan Skincare Biasa! Brand Lokal Rilis Serum dari Rambutan dan Alga Hijau
-
Filosofi MBG: Kunci MAN 1 Sukabumi ke Grand Final AXIS Nation Cup 2025
-
Runway Virtual: 3 Game Fashion Show untuk Para Fashionista di Roblox