Film Tall Girl pertama kali dirilis tahun 2019 yang diperankan oleh Ava Michelle sebagai pemeran utama. Film yang bisa disaksikan di Netflix ini, berkisah tentang kehidupan seorang remaja bernama Jodi (Ava Michelle) yang memiliki tinggi tubuh di atas normal.
Jodi yang saat itu masih berusia 16 tahun sudah mencapai tinggi sekitar 6 kaki setengah. Akibatnya, Jodi kerapkali mengalami bullying sejak kecil dan tumbuh menjadi sosok remaja yang tidak percaya diri.
Jodi hanya memiliki dua sahabat, yakni Fareeda (Anjelika Washington) dan Jack (Griffin Gluck). Namun, Jack sudah menyimpan rasa untuk Jodi sejak mereka kecil, tetapi ia terus ditolak oleh Jodi karena Jodi berambisi untuk bisa mengencani laki-laki yang lebih tinggi darinya.
Suatu hari, sekolah Jodi didatangi oleh seorang murid baru asal Swedia, Stig Mohlin (Luke Eisner), yang memiliki postur tubuh tinggi sehingga menjadi harapan bagi Jodi untuk merasakan kisah percintaan remaja seperti pada umumnya.
Alur cerita yang diusung memang cukup pasaran dengan film-film coming of age asal Amerika Serikat lainnya. Terutama dari tokoh Jodi sebagai remaja yang dikucilkan oleh banyak orang sehingga hanya memiliki sedikit teman. Sayangnya, sepanjang film kita tidak terlalu berfokus pada kisah Jodi sebagai gadis tinggi seperti judul filmnya.
Daripada menyuguhkan kisah tentang proses pencarian jati diri Jodi sebagai gadis tinggi, kita justru hanya difokuskan dengan kisah percintaan Jodi dalam merebutkan pangeran impiannya. Momen pencarian jati diri itu cenderung tampak sebagai momen terselip dibanding masalah utama dalam film ini.
Selain itu, dari sisi pembentukan karakter, film Tall Girl juga mengusung rumus umum seperti film-film remaja lainnya, seperti adanya tokoh gadis protagonis dan antagonis dalam merebutkan laki-laki tampan.
Kemudian, ada sejumlah karakter pendukung yang berperan sebagai sahabat sang protagonis. Rumus pembentukan karakter ini jelas sudah sering ditemukan di berbagai film sehingga kita bisa dengan mudah menebak akhir yang akan terjadi.
Untungnya, film Tall Girl sukses menonjolkan unsur komedi sebagai keunggulan film. Sejumlah adegan ditampilkan dengan gaya visual yang dramatis dan cenderung berlebihan. Sinematografi ini berhasil membuat film terasa lebih ringan untuk dinikmati.
Dialog yang digunakan juga cenderung lucu dengan penggunaan kata yang terkesan hiperbola sehingga relate dengan kehidupan remaja saat ini. Meski Tall Girl menampilkan konsep cerita remaja yang umum, kita pasti akan terhibur dengan adegan konyol di kehidupan Jodi dalam mengejar pujaan hatinya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ditanya Soal Pensiun, Jackie Chan Tegas Tak Butuh Pemain Pengganti
-
Sejumlah Kardinal Mengaku Tonton Film Conclave Sebelum Ikut Konklaf
-
Promotor DAY6 Rilis Permintaan Maaf dan Akan Refund Dana hingga Akhir Mei
-
Jadi Film Terakhir, The Conjuring: Last Rites Tayang 5 September 2025
-
Harry Styles Kepergok di Vatikan, Saksikan Pengangkatan Paus Leo XIV?
Artikel Terkait
-
Review Film My Teacher, Ketika Cinta Tumbuh di Tempat Tak Terduga
-
Review Film Il Mare, Kisah Romansa Lintas Waktu yang Bikin Baper
-
Review Film A Nice Indian Boy: Romantis, Realistis, dan Rekatable
-
Rose BLACKPINK Angkat Tema Cinta Berlebihan dalam Lagu Messy, OST Film F1
-
Review Film Tabayyun: Menggali Luka, Mencari Cinta, dan Menerima Takdir
Ulasan
-
Review Film My Teacher, Ketika Cinta Tumbuh di Tempat Tak Terduga
-
Ulasan Novel Ranjat Kembang: Warisan Keluarga yang Berujung Kutukan
-
Review Film Il Mare, Kisah Romansa Lintas Waktu yang Bikin Baper
-
Review Film A Nice Indian Boy: Romantis, Realistis, dan Rekatable
-
Cinta yang Tak Direncanakan: Pelajaran dari Cahaya Bintang Tareem
Terkini
-
Menyusui: Hak Asasi yang Masih Terabaikan oleh Kebijakan Publik
-
Gerak Cepat Memajukan Pendidikan Indonesia
-
Shayne Pattynama Tinggalkan KAS Eupen, Perkataan Sumardji Terbukti Nyata?
-
4 Variety Show Seru Besutan Na PD, Terbaru Ada NANA bnb with SEVENTEEN
-
Taipei Open 2025: Tiga Wakil Indonesia Melenggang ke Semifinal