Petualangan Anak Natuna karya Dini W. Tamam, seperti judulnya, novel ini adalah novel anak. Buku terbitan Buana Sastra di tahun 2017 ini pun tidak terlalu tebal, hanya 128 halaman karena targetnya juga anak-anak. Jadi kalau yang sedang mencari cerita petualangan anak, buku ini bisa menjadi rekomendasi.
Buku ini bercerita tentang ikan di pantai pesisir Natuna yang hilang. Karena sedang masa liburan sekolah, Saba pun mencoba mencari ikan di tengah laut bersama ayahnya, Pak Dahlan. Mereka menduga, mungkin kalau di tengah laut, ikannya akan lebih banyak. Namun mereka justru menemukan rumah perahu mencurigakan.
Bersama Jauhari dan Mail, sahabatnya, Saba pun mencari tahu tentang rumah perahu ini. Mereka pun menemukan petunjuk demi petunjuk dalam penyelidikan yang membawa ketegangan.
Konflik semakin seru saat petualangan dalam mencari petunjuk ini membuat Saba dan teman-temannya disekap di sebuah pulau. Apa yang sebenarnya terjadi pada ikan di pantai pesisir dan apa rahasia di balik rumah perahu itu? Apa yang sebenarnya terjadi pada Saba dan teman-temannya?
Menurut saya, novel ini memiliki alur yang lambat. Padahal sudah di pertengahan tapi belum ada tanda-tanda menuju klimaks. Namun saat klimaks, buku ini justru terkesan terburu-buru.
Petunjuk-petunjuk mungkin bisa disebar di setiap bab hingga semuanya teka-teki ini perpecahkan. Sehingga porsinya seimbang.
Lalu karakternya juga tidak unik karena saya merasa tidak ada tokoh yang ditonjolkan. Saya tidak melihat perbedaan yang mencolok antara Saba, Jauhari, dan Mail.
Kemudian setting tempatnya juga belum dideskripsikan sesuai harapan. Saya mengira akan bisa menikmati keindahan Laut Natuna karena kebetulan saya belum pernah ke sana. Namun ternyata tidak dijelaskan melalui aksi tokohnya.
Meski hanya novel anak-anak tapi akan lebih baik bila tetap memperhatikan hal-hal di atas. Karena banyak juga novel petualangan anak yang tetap memberikan kesan mendalam bagi pembacanya, bahkan saat dibaca orang dewasa sekalipun.
Namun, novel ini cukup berbobot dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Jadi bisa dibaca dalam sekali duduk. Sehingga bisa menjadi hiburan sekaligus memberikan banyak pelajaran. Seperti misalnya, mengajarkan pembaca untuk tidak serakah dan lebih peduli pada lingkungan.
Tag
Baca Juga
-
Tak Hanya Sesama Teman, Saat Guru dan Dosen Juga Jadi Pelaku Bully
-
Kisah Relawan Kebersihan di Pesisir Pantai Lombok
-
Viral Tumbler KAI: Bahaya Curhat di Medsos Bagi Karier Diri dan Orang Lain
-
Ricuh Suporter Bola hingga War Kpopers, Saat Hobi Tak Lagi Terasa Nyaman
-
Budaya Titip Absen: PR Besar Guru Bagi Pendidikan Bangsa
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Troll 2: Sekuel Monster Norwegia yang Epik!
-
Review The Great Flood: Kisah Kim Da Mi Selamatkan Anak saat Banjir Besar
-
Hada Cable Car Taif: Menyusuri Pegunungan Al-Hada dari Ketinggian
-
Ulasan Novel Janji, PerjalananTiga Santri Menemukan Ketulusan Hati Manusia
-
Review Film Avatar Fire and Ash: Visual Memukau, tetapi Cerita Terasa Mengulang
Terkini
-
Siluet di Tangga Saat Listrik Padam
-
Rel di Depan SMA 3: Gerbang Senja yang Tak Pernah Sepenuhnya Tertutup
-
5 Scrub Alami yang Bisa Kamu Dapatkan dari Dapur Rumah, Murah Meriah!
-
4 Inspirasi OOTD Kai EXO untuk Gaya Sehari-hari yang Simpel dan Fleksibel
-
Jejak Ketangguhan di Pesisir dan Resiliensi yang Tak Pernah Padam