"Bob Marley: One Love" memulai perjalanannya di layar lebar dengan penuh semangat sejak tayang perdana di bioskop Indonesia pada 21 Februari 2024.
Disutradarai oleh Reinaldo Marcus Green, film biografi ini membuka jendela ke dalam kehidupan legendaris Bob Marley, seorang ikon musik reggae yang nggak hanya menciptakan harmoni melalui lagunya, tetapi juga menjadi simbol perdamaian dan cinta di tengah-tengah kekisruhan politik Jamaika.
Film ini diproduksi bekerja sama dengan keluarga Marley, termasuk kontribusi dari putra Marley (Ziggy Marley) dan istrinya (Rita Marley).
Interaksi langsung dengan keluarga dan teman-teman dekat Marley, tampaknya telah memberikan dimensi kemanusiaan yang kuat pada film ini, sehingga memperkaya cerita dengan anekdot dan pandangan pribadi.
Ulasan
Bahagia banget bisa nonton di hari pertama. Dengan durasi 1 jam 47 menit, film ini menggambarkan perjalanan mendalam tentang kisah hidup Bob Marley. Kingsley Ben-Adir memerankan peran Marley dengan penuh dedikasi, membawa karakter tersebut ke dalam dimensi yang lebih dalam.
Ben-Adir pun mengungkapkan bahwa dirinya mendapat banyak informasi mengenai latar belakang sosok Bob Marley yang keras di Trenchtown, Jamaika. Dan sejarah perjalanan karir Bob Marley sangat tersampaikan padaku selaku penonton.
Selama durasi bergulir, aku mendapatkan satu di antara beberapa poin penting: film ini menggali secara tuntas perjuangan Marley melawan inner child-nya yang belum sembuh, konflik pernikahan, dan di masa-masa Bob Marley kekurangan inspirasi dalam menciptakan lagu. Nah, Ben-Adir berhasil membawa penonton pada perjalanan yang menguras emosi.
Film tentang kehidupan Bob Marley ini memang menarik, tetapi kesempurnaan itu nggak benar-benar utuh. Aku merasa terdapat beberapa aspek yang perlu perhatian.
Narasi film ini cenderung memilih poin-poin penting dalam hidup Marley, membuatnya terasa kurang utuh sebagai cerita biografi. Seakan-akan hanya menyentuh permukaan kehidupan sang musisi tanpa menggali lebih dalam.
Satu aspek yang mencolok adalah penggunaan lagu-lagu hits Marley sebagai pengiring sepanjang film. Dalam konteks dampak lagu-lagunya, "One Love," "Redemption Song," dan "No Woman, No Cry", bagiku itu nggak hanya menjadi lagu-lagu yang menyentuh hati penonton, tetapi juga menjadi panggilan untuk merenungkan makna cinta, kebebasan, dan keadilan.
Ya, lagu-lagu Marley memang nggak hanya berkisah tentang kehidupannya, tetapi juga mencerminkan semangat perjuangan dan aspirasi pada tatanan sosial di sekitarnya agar lebih baik.
Akan tetapi, meskipun lagu-lagu itu ikonik dan memberikan suasana yang tepat. Namun, keputusan untuk nggak mengeksplorasi lebih banyak variasi musiknya, menurutku itu sedikit bagian kekurangannya.
Sebuah pendekatan yang lebih mendalam terhadap katalog musik Marley, atau menggunakan lebih banyak lagu-lagu Bob Marley lagi, seharusnya dapat memberikan nuansa yang lebih kaya saat menonton film ini.
Walau begitu, aku mengakui sejak awal, setiap aktor memberikan penampilan yang kuat, lebih-lebih pemeran utamanya. Kemampuan para aktor dalam menangkap esensi dan energi Bob Marley, berhasil menghidupkan kembali momen-momen krusial dalam sejarah musiknya.
Meskipun narasinya terasa terbatas, film ini tetap memberikan wawasan tentang kehidupan Marley melalui interpretasi visual yang kuat. Pemilihan pemeran yang cermat dan atmosfer lagu-lagu hits memberikan kesan yang mendalam padaku.
Meski demikian, bisa jadi, penggemar sejati ingin melihat lebih banyak eksplorasi terhadap sisi-sisi perjuangan Bob Marley dari keadaan dirinya yang paling nol. Tentunya, itu bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang warisan musiknya.
Secara subjektif, "Bob Marley: One Love", menurutku nggak hanya memuaskan hasrat penggemar musik reggae, tetapi juga memberikan pengalaman sinematik yang memikat pada fans maupun non-fans Marley.
Dengan penggambaran yang tajam, penampilan yang memukau, dan pendekatan holistik terhadap kehidupan Marley, film ini menjadi suatu penghormatan yang mendalam terhadap ikon reggae legendaris ini.
Skor dariku: 8/10. Kamu kalau nge-fans dengan lagu-lagu Bob Marley, kalian wajib nonton film ini!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ketika Horor Thailand Mengusung Elemen Islam dalam Film The Cursed Land
-
Review Film Laut Tengah: Ketika Poligami Jadi Solusi Menggapai Impian
-
Krisis Iman dan Eksorsisme dalam Film Kuasa Gelap
-
Kekacauan Mental dalam Film Joker: Folie Deux yang Gila dan Simbiotik
Artikel Terkait
-
Puncak FFI 2024: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih 7 Piala Citra
-
Salah Santet, Film Horor-Komedi yang Angkat Kearifan Lokal Indonesia-Malaysia
-
Review Film Role Play, Menjelajahi Dunia Karakter dan Narasi
-
Review Film Self Reliance, Duet Jake Johnson dan Anna Kendrick
-
Trailer Terbaru Film A Minecraft Movie: Terkuaknya Kisah Asal Mula Steve
Ulasan
-
Ulasan Buku 'Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja', Bagikan Tips Jago Berkomunikasi
-
Mama yang Berubah Jadi Peri di Mummy Fairy and Me 4: Keajaiban Putri Duyung
-
Jambi Paradise, Destinasi Wisata Pilihan Keluarga
-
Melancong ke Jembatan Terindah di Jambi, Gentala Arasy
-
Review Film Role Play, Menjelajahi Dunia Karakter dan Narasi
Terkini
-
Makna Perjuangan yang Tak Kenal Lelah di Lagu Baru Jin BTS 'Running Wild', Sudah Dengarkan?
-
Puncak FFI 2024: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih 7 Piala Citra
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans
-
3 Rekomendasi Oil Serum Lokal Ampuh Meredakan Jerawat, Tertarik Mencoba?