Meira Anastasia dalam bukunya yang berjudul "Imperfect" membagikan kisah dan pengalamannya tentang proses menuju kebahagiaan dengan menjadi diri sendiri.
Ia menceritakan perjalanan pribadinya dalam menerima diri apa adanya, tanpa meratapi kelemahan atau kekurangan, melainkan dengan fokus pada upaya untuk meningkatkan diri demi kebahagiaan pribadi dan juga orang-orang yang dicintainya.
Dalam era media sosial yang serba canggih, Meira harus menghadapi tekanan dari perbandingan dan komentar negatif dari orang-orang yang tidak dikenalnya.
Ia merasakan pahitnya komentar pedas di media sosial yang membuat hatinya terluka. Namun, dari pengalaman itu, Meira memilih untuk membangun kebahagiaannya sendiri, tanpa terpengaruh oleh pandangan negatif orang lain.
Kumpulan tulisan dari sang penulis dihiasi dengan ilustrasi yang manis juga memberikan rasa pengertian kepada pembaca bahwa mereka tidak sendirian dalam perasaan mereka.
Meira juga berbagi perasaan seperti minder, sedih, dan tidak percaya diri yang mungkin juga dialami oleh banyak orang.
Namun, Meira memberikan inspirasi bahwa meskipun mengalami kesedihan, setiap orang memiliki kemampuan untuk menciptakan kebahagiannya sendiri.
Salah satu cerita yang paling menarik dalam buku ini adalah tentang perjalanan Meira dalam menghadapi dilema tentang melakukan operasi plastik pada payudaranya.
Ia merasa minder dengan bentuk tubuhnya, terutama setelah menikah dan memiliki anak. Meskipun merasa cemas, Meira mengambil keputusan yang tegas demi kebahagiaannya sendiri.
Buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan ringan, setiap tulisan dalam buku ini memberikan pesan yang mendalam dan menginspirasi.
Meira juga memberikan panduan olahraga yang bisa dilakukan di rumah untuk menjaga kesehatan tubuh, disertai dengan foto dan penjelasan yang jelas.
Buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh wanita usia 21 tahun ke atas, karena memberikan pandangan yang segar tentang cara mencapai kebahagiaan dengan cara yang positif dan sehat.
Pesan-pesan yang disampaikan Meira tidak hanya memberikan motivasi, namun juga memberikan pandangan baru tentang arti kebahagiaan dan penerimaan diri.
Buku ini juga diadaptasi ke dalam film dengan judul yang sama yang disutradarai oleh Ernest Prakasa.
Meskipun ceritanya berbeda, film ini tetap menggambarkan pesan yang sama tentang pentingnya mencintai diri sendiri dan mengejar kebahagiaan tanpa terpengaruh oleh pandangan negatif orang lain.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
ONF The Stranger: Lagu Ala Michael Jackson Buat Kamu Semangat Membara!
-
Review Series 'Squid Game 2', Lebih Kompleks namun Kurang Menegangkan?
-
Menapak Jejak Warisan Jokowi Selama Satu Dekade Masa Kepemimpinan
-
Ulasan Film Daisy, Perpaduan Romansa dan Thriller yang Tak Terduga
-
4 Rekomendasi Film Korea Dibintangi Ji Chang Wook, Revolver Teranyar
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Ulasan Novel If at First: Misteri Kelam Kehidupan Masyarakat Kelas Atas
-
Membentuk Perubahan dari Kebiasaan Kecil, Belajar dari Buku Atomic Habits
-
Ketika Siswi Populer Ditemukan Meninggal dalam Novel They All Had A Reason
-
Ulasan Novel 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer: Sejarah Kolonial
Ulasan
-
Ulasan Film Hereditary, Kisah Keluarga Diteror Perjanjian Nenek Moyang
-
Kritik terhadap Sistem Feodalisme, Ulasan Novel Gadis Pantai
-
Langgam 'Kuncung' Didi Kempot, Kesederhanaan Hidup yang Kini Dirindukan
-
Review Anime Madome, Raja Iblis Jatuh Cinta Pada Budak Elf
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
Terkini
-
BAC 2025: Tiga Ganda Campuran Indonesia Amankan Tiket Babak Kedua
-
Blunder Fatal Yaman Antar Timnas Indonesia U-17 Pesta Gol: Ini Analisis Lengkapnya!
-
Nova Arianto Capai Tonggak Sejarah Baru, Bukti Nyata Talenta Pelatih Lokal?
-
Kim Soo-hyun Kembali Bantah Tuduhan Pedofilia kepada Kim Sae-ron
-
Dari Ratu Rom-Com ke Horor, Kim Hye Yoon Digaet Bintangi Film Salmokji