Novel Mania karya Lionel Shriver menghadirkan sebuah pandangan alternatif terhadap realitas sosial-politik pada tahun 2011. Dalam dunia yang digambarkan oleh Shriver, gerakan Paritas Mental merajalela.
Masyarakat Amerika, dalam konteks ini, telah merangkul kebenaran universal bahwa tidak ada lagi variabilitas dalam kecerdasan manusia. Semua dianggap sama pintarnya, dan diskriminasi terhadap orang yang dianggap kurang cerdas menjadi isu sentral dalam "perjuangan hak sipil terakhir."
Di tengah dinamika sosial yang dipenuhi oleh gerakan Paritas Mental ini, tokoh utama novel ini adalah Pearson Converse, seorang instruktur bahasa Inggris di perguruan tinggi.
Pearson, yang pada masa remajanya menolak keras pembatasan dari keyakinan Jehovah's Witness yang konservatif, memiliki sikap yang kritis terhadap dogma dalam bentuk apapun. Namun, ia merasa frustrasi karena merasa impoten di ruang kelas dan terguncang melihat semangat anak-anaknya yang cerdas diremehkan di sekolah dasar.
Seiring berjalannya cerita, Shriver menggambarkan perjuangan Pearson dalam menghadapi tekanan dari gerakan Paritas Mental yang mengekang kebebasan individu. Ia mulai menyadari bahwa semakin dihimpit oleh sistem ini, semakin besar pula ketidakcocokannya dengan ideologi yang dianut masyarakat pada saat itu.
Persahabatannya dengan seorang komentator media menjadi tempat untuk menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap gerakan Paritas Mental. Namun, ketika perbedaan ideologi mulai merusak hubungan mereka, Pearson terpaksa menghadapi keterbatasan dari keyakinannya sendiri.
Mania bukan hanya sekadar cerita fiksi biasa. Dalam hal ini, Shriver berhasil menyajikan kritik yang tajam terhadap bahaya dari memperjuangkan kesetaraan tanpa mempertimbangkan keragaman intelektual.
Dengan gaya satir yang tajam dan sindiran yang menusuk, Shriver mengajak pembaca untuk merenungkan arah peradaban dan konsekuensi dari mengejar cita-cita utopia yang cacat.
Melalui narasi yang memukau dan karakter-karakter yang kompleks, Mania menghadirkan dunia alternatif yang menggugah imajinasi pembaca. Novel ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mengajak untuk berpikir lebih dalam tentang nilai-nilai masyarakat dan pentingnya menghormati keberagaman dalam pandangan dan pemikiran.
Dalam keseluruhan, Mania adalah karya yang memukau dan berani, menawarkan cerita yang menantang dan pemikiran yang mendalam.
Rating 5.0 yang diberikan menggambarkan keunggulan novel ini dalam menggambarkan kompleksitas dunia yang diciptakan Lionel Shriver.
Bagi para pembaca yang mencari kisah yang lebih dari sekadar hiburan, Mania adalah pilihan yang tepat untuk mengeksplorasi tema-tema yang relevan dan kontroversial dalam masyarakat modern.
Baca Juga
-
Kasus Nona Elliott: Misteri, Intrik, dan Petualangan dalam Setiap Halaman
-
Ulasan Novel Aku Ini Manusia Biasa: Kisah Ketenangan di Pelukan Masjid
-
Home Sweet Loan: Perjuangan Milenial Mencari Hunian di Tengah Keterbatasan
-
Ulasan Novel Sadajiwa: Memasuki Dunia Mistis Melalui Gamelan
-
Review Buku The Magic Karya Rhonda Byrne: Mengungkap Kekuatan Kata-Kata
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana
-
Review Film Siccin 8: Atmosfer Mencekam yang Gak Bisa Ditolak!
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
Terkini
-
4 Toner Mengandung Birch Juice, Ampuh Hidrasi Kulit & Perkuat Skin Barrier
-
Dwayne Johnson Bocorkan Jadwal Syuting Jumanji Terbaru Mulai November 2025
-
FOMO Level Akut? Ini 5 Jurus Ampuh Gen Z Biar Lebih Fokus dan Percaya Diri!
-
Rahayu Saraswati Mundur dari DPR, Benarkah Disiapkan Jadi Menpora Baru?
-
Gone oleh Yuqi i-dle: Ungkapan Emosi Jujur Saat Hadapai Perpisahan