The Wanker adalah novel karya aliaZalea yang merupakan buku kedua dari seri Pentagon, sebuah seri novel yang menceritakan kehidupan para personel boyband, Pentagon.
Jika pada seri pertamanya, Boy Toy, berkisah tentang kehidupan Taran. Maka di novel The Wanker terbitan Gramedia Pustaka Utama (2018) ini, cerita bergulir di kehidupan pribadi Nicholas Pangestu alias Nico.
Novel ini menggunakan dua sudut pandang dari dua karakter utamanya, yaitu Lu dan Nico. Di sepanjang cerita, pembaca akan mengetahui bagaimana sebuah persoalan akan ditanggapi langsung dari sisi pemikiran Lu dan Nico, dan ini sangat menarik.
Lu dan Nico tinggal berseberangan di sebuah apartemen mewah. Nico selalu mengira bahwa Lu bekerja sebagai perempuan malam atau pelacur, bahkan mungkin Lu adalah perempuan simpanan.
Nico berpikir demikian karena Lu selalu berangkat kerja pada malam hari dan pulang dini hari. Lu juga selalu berpakaian seksi dan serba terbuka. Gadis itu bahkan mampu menyewa unit apartemen mewah, membuat Nico yakin dengan kesimpulannya tersebut.
Sebaliknya, Lu selalu menganggap Nico sebagai The Wanker alias bajingan. Lu tahu, Nico seorang pentolan boyband papan atas di Indonesia. Namun, lelaki itu selalu berekspresi merendahkan saat bertemu Lu. Lelaki itu bahkan mengabaikan Lu, setiap gadis itu berusaha berbasa-basi saat berpapasan dengannya.
Kesan buruk Lu pada Nico bertambah ketika suatu dini hari, Nico tiba-tiba memeluk Lu saat baru keluar dari pintu lift, membuat gadis itu terpaksa memberi pelajaran pada Nico.
Namun, dari penjelasan yang kemudian diberikan Nico pada Lu, dan permintaan maaf yang terus-menerus dilakukannya, lama-lama pertemanan mulai terjalin di antara mereka.
Lu dan Nico juga merasa menemukan kesamaan karena keduanya pernah ditinggalkan oleh kekasih masing-masing. Dari yang awalnya berteman lalu mulai timbul percikan-percikan cinta meskipun hal tersebut disangkal keduanya.
Persoalan usia Nico yang lebih muda menjadi pertimbangan Lu. Sedangkan dari pihak Nico, karena dia masih yakin bahwa Lu perempuan simpanan. Apalagi Nico pernah bertemu dengan lelaki yang diyakininya sebagai sugar daddy Lu. Faktanya, Lu adalah pemilik dari dua kelab bergengsi, Empire dan Underground.
Ketika suatu malam Nico bertemu Lu di Empire dan gadis itu mengaku dirinya sedang bekerja, dengan penuh emosi Nico pun mengeluarkan semua isi benaknya, mengenai dugaannya tentang pekerjaan Lu. Sebuah tuduhan besar yang kemudian merenggangkan jarak di antara keduanya.
“Apa nggak cukup lo punya sugar daddy, lo perlu proyek sampingan?”
“What?”
“Nggak usah pura-pura nggak tahu.”
“Tunggu sebentar, apa lo pikir gue ini …”
“Perempuan yang jual diri ke laki-laki,” potongku. (Hal. 211)
Setelah sebelumnya membaca Miss Pesimis, yang membuat saya pesimis untuk membaca novel karya aliaZalea berikutnya, nyatanya novel The Wanker memberikan suguhan yang amat menarik.
Saya menyukai karakter-karakter utama di novel ini. Nico yang meskipun dianggap ‘wanker’ oleh Lu tapi adalah lelaki yang setia kawan, sayang keluarga, dan merasa harus bertanggung jawab mengurus semua teman-temannya di Pentagon. Sedangkan Lu adalah perempuan yang mandiri, cerdas, peduli, berani, dan sukses.
Jika ada kekurangan di novel ini, mungkin dari informasi yang disebutkan pada blurb bahwa apartemen Lu berhantu. Namun ternyata, fakta tersebut hanyalah sekadar tempelan yang tak berpengaruh pada jalannya cerita.
Kekurangan lainnya, Lu yang digambarkan pemberani karena bisa cuek tinggal satu atap bersama hantu. Namun, fakta bahwa dia justru parno parah sama zombie menjadikan adanya ketidaksinambungan karakter. Hanya karena menonton film zombie, Lu sampai harus minta bantuan Nico untuk menemaninya, sampai dia memastikan tak ada satu pun zombie dalam apartemennya.
Namun di luar dari kekurangannya tersebut, The Wanker berhasil menyuguhkan cerita tentang kisah cinta dan kehidupan personel boyband, dunia musik, kelab malam, persahabatan, dan keluarga dalam satu novel yang sangat apik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Rasuk: Iri Hati, Amarah, dan Penyesalan yang Terlambat
-
Resensi Novel Voice: Kisah di Belakang Layar Para Voice Actor
-
Novel Petualangan ke Tiga Negara: Perjalanan Edukasi yang Sarat Pengetahuan
-
Resensi Novel The Infinite Quest, Kasus Penculikan dan Teknologi Awet Muda
-
Ulasan Novel Pak Djoko, Misteri Keluarga yang Dikemas dalam Bahasa Puitis
Artikel Terkait
-
Review Novel Diandra: Membawa Kisah Persahabatan dan Cinta yang Mengharukan
-
Review Film 'American Fiction', Peraih Best Adapted Screenplay Oscar 2024
-
Petualangan Epik di Tanah Air: Review Novel 'Melangkah' Karya J.S. Khairen
-
Review Vio Don't Mess Up: Menggali Kehidupan Remaja dalam Bahasa yang Segar
-
Pentingnya Berbagi Kasih Sayang lewat Ulasan Novel 'Amour Vrai'
Ulasan
-
Ulasan Buku Abundance: Mengulik Politik Pembangunan di Amerika
-
Review Film Ballerina: Spin-off John Wick yang Kurang Nampol?
-
Ulasan Buku The Family Dynamic:Peran Orang Tua dalam Membentuk Anak Sukses
-
Rumah Makan Ekrik, Ayam Panas Sederhana yang Menyihir Lidah Warga Jambi
-
Ulasan Buku Brand Yourself: Tips Personal Branding untuk Memperluas Relasi
Terkini
-
Indonesia Open 2025: Hanya Lima Wakil Indonesia yang Lolos ke Perempat Final
-
Indonesia vs China: Saat Tim Haus Kemenangan Menjamu Tim Paling Mengenaskan
-
Vivo X Fold 5 Rilis Juli Mendatang, Diyakini Bakal Jadi HP Lipat Paling Ringan di Dunia
-
China Rencanakan Tampil Menyerang, Keuntungan Besar Justru Bakal Didapatkan Timnas Indonesia!
-
Indonesia Open 2025: Match Sengit, Jafar/Felisha Terhenti di Babak Kedua