Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | yesicha saragih
Laut Bercerita (instagram.com/@chudoricorner)

Leila S. Chudori merupakan seorang penulis sekaligus wartawan pada majalah berita Tempo. Pada Oktober 2017, ia menerbitkan novel terbarunya yang berjudul "Laut Bercerita". Karya terbaru Leila S. Chudori ini, bukan hanya sekadar novel fiksi biasa, tetapi berperan sebagai laksana perahu yang mengajak pembacanya berlayar menyusuri lorong kelam sejarah Indonesia masa Orde Baru.

Melalui jalinan kisah personal para tokoh dan keluarga mereka, Leila S. Chudori berhasil menyentuh urat kesadaran pembaca tentang pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada masa itu.

Laut sebagai Simbol Kehilangan dan Harapan

Judul "Laut Bercerita" sendiri memiliki arti mendalam. Laut, selain sebagai pembatas geografis, juga kerap dimaknai sebagai tempat persembunyian rahasia dan kuburan massal bagi para aktivis yang hilang pada masa itu.

Laut menjadi saksi bisu atas kekejaman dan kehilangan yang dialami para korban. Namun, laut juga bisa diartikan sebagai harapan. Harapan akan kebenaran yang terungkap, keadilan yang ditegakkan, dan agar kejadian serupa tidak terulang.

Jalinan Kisah yang Memikat

Novel ini tidak berfokus pada satu tokoh utama, melainkan pada beberapa karakter yang saling berkaitan. Ada Laura, perempuan yang mencari keberadaan kakaknya yang hilang, Lana, aktivis yang diculik, dan Ajeng, anak muda yang berusaha menguak tabir masa lalu ayahnya.

Lewat sudut pandang mereka, pembaca diajak untuk merasakan duka, kehilangan, dan perjuangan mereka dalam mencari keadilan.

Sorotan terhadap Kekejaman dan Kemanusiaan

Laut Bercerita tidak hanya menyuguhkan kisah pilu, tetapi juga menjadi kritik sosial yang tajam. Chudori secara lugas menggambarkan kekejaman aparat keamanan pada masa itu.

Penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, dan penghilangan paksa menjadi realitas pahit yang dihadapi para aktivis. Novel ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya menghargai hak asasi manusia dan menegakkan keadilan.

Cerita yang Membuka Luka Lama

Meskipun novel ini berlatar belakang masa lalu, temanya masih terasa relevan hingga saat ini. Perjuangan untuk menegakkan keadilan dan melawan pelanggaran HAM masih terus berlanjut. Laut Bercerita mengajak para pembaca untuk merenungkan, agar kejadian kelam serupa tidak terulang di masa depan.

Kekuatan Bahasa yang Memikat:

Leila S. Chudori dikenal dengan gaya penulisannya yang puitis dan lugas. Ia mampu merangkai kata-kata menjadi kalimat yang menusuk kalbu dan membangkitkan emosi pembaca. Deskripsi yang detail membuat pembaca seakan ikut merasakan penderitaan para tokoh dan suasana mencekam pada masa itu.

Laut Bercerita: Sebuah Cerita yang Wajib Dibaca

Laut Bercerita bukanlah novel hiburan ringan. Ia adalah karya sastra yang sarat makna dan meninggalkan kesan mendalam. Novel ini wajib dibaca bagi siapa saja yang ingin memahami sejarah kelam Indonesia, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, dan berjuang untuk keadilan.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk kamu yang tertarik dengan novel bertemakan historical. Banyak sekali nilai-nilai dan amanat yang terkandung dalam buku ini.

Melalui buku ini, kita diperlihatkan bagaimana beratnya perjuangan para aktivis pada saat itu untuk memperjuangkan keadilan maupun HAM (Hak Asasi Manusia) di negara tercinta kita.

Selain itu, buku ini juga mengingatkan kembali kepada pembaca untuk jangan pernah melupakan sejarah bangsa kita sendiri. Semoga sejarah kelam dalam novel ini tidak akan terulang kembali. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

yesicha saragih