Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Ruangan VAR di Liga Indonesia. (ligaindonesiabaru.com)

Pelatih Bali United, Stefano Cugurra mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan usai mendampingi timnya melakoni laga pekan ke-32 BRI Liga 1 musim 2024/2025 melawan Persija Jakarta pada Sabtu (10/05/2025). Melansir dari laman baliutd.com, mantan pelatih Persija Jakarta tersebut menyebut pengoperasionalan VAR (Video Assistant Referee) di Liga Indonesia masih jauh dari kata memuaskan. Bahkan, dirinya juga mempertanyakan kredibilitas dan kelayakan operator VAR di Liga 1 saat ini.

Ini, saya tidak tahu orang bisa ada di dalam VAR buat anulir gol ini. Kita kecewa sekali. Gol ini harus benar-benar sah. Waktu kita cetak gol bisa beda. Pasti kita punya lebih semangat,” ujar Stefano Cugurra dalam konferensi pers seusai laga Persija Jakarta vs. Bali United.

Kekesalan Stefano Cugurra memang cukup berasalan. Pasalnya, gol Bali United yang dicetak oleh Rahmat Arjuna tak disahkan oleh pengadil lapangan yang saat itu bertugas, yakni wasit Muhammad Santoso. Padahal, setelah melakukan pengecekan VAR yang tersedia di dalam laga, gol tersebut seharusnya tetap disahkan oleh wasit.

Kondisi ini sendiri juga membuat pelatih yang akrab dengan sapaan “Teco” tersebut naik pitam. Dirinya juga menyoroti kondisi kelayakan dan kualitas wasit di Liga 1 yang dianggapnya kurang begitu kompeten dan seharusnya PSSI bisa mengambil kebijakan dengan menugaskan wasit-wasit luar negeri dalam laga di liga Indonesia.

Di sepak bola modern, ada pemain asing, ada pelatih asing. Menurut saya wasit seharusnya juga ada asing. Bisa tuntut yang lokal untuk bersaing. Cuma sekali kami dipimpin wasit asing, orang Malaysia. Yang lain semua wasit lokal,” imbuh Stefano Cugurra.

PSSI Perlu Kaji Ulang dan Evaluasi Wasit Serta VAR di Liga Indonesia?

Permasalahan VAR dan wasit di liga Indonesia musim ini memang menjadi sorotan banyak pihak. Melansir dari laman ligaindonesiabaru.com, beberapa waktu lalu dalam laga Persib Bandung vs. Persis Solo, kebijakan wasit yang tak memberikan kartu merah kepada salah seorang pemain Persis Solo yang melakukan tekel keras ke winger Persib, Febri Hariyadi juga cukup disorot. Bahkan, kartu merah seharusnya dikeluarkan dari kantong sang wasit karena tekel tersebut.

Di sisi lain, banyak pula keputusan wasit di Liga 1 Indonesia yang dirasa merugikan beberapa pihak. Salah satu contohnya adalah laga di pekan ke-31 BRI Liga 1 yang mempertemukan PSM Makassar dan PSS Sleman. Dalam laga yang berakhir dengan kemenangan PSS Sleman tersebut, pihak PSM Makassar juga mempertanyakan kredibilitas dan kualitas wasit yang bertugas karena dianggap merugikan tim mereka dalam pengambilan keputusan.

Kondisi ini sendiri tentunya membuat banyak pihak mulai mendesak PSSI untuk melakukan evalusi terhadap kinerja para pengadil di lapangan dan juga operator bagian VAR yang selalu ada di setiap laga di Liga 1. Salah satunya seperti yang diutarakan oleh pelatih Bali United, Stefano Cugurra seperti yang dikutip dari laman suara.com (10/05/2025) kemarin.

Pelatih kena hukuman, pemain juga. Tapi waktu wasit salah, saya tidak lihat ada hukuman. Mereka pimpin lagi, salah lagi, pimpin lagi,” ujar Stefano Cugurra.

Sejak mulai dioperasikan di babak championship series BRI Liga 1 musim 2024/2025 lalu, keberadaan VAR di Liga Indonesia memang ibarat ‘oase’ yang selalu dinanti sebagai bentuk modernitas pengelolaan liga yang profesional di Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya dalam waktu sekitar 1 tahun terakhir ini, banyak keputusan wasit yang sepertinya keliru karena berdasarkan VAR yang kurang jelas atau kurangnya pemahaman game of rule dalam sepakbola.

Tentunya hal ini perlu dicermati dan dievaluasi oleh PSSI mengenai kinerja wasit-wasit yang memimpin laga di liga Indonesia musim depan, khususnya di kasta Liga 1. Kita harap kedepannya masalah-masalah yang terjadi di musim ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi PSSI kedepannya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

zahir zahir