Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Erlita Novitania
Novel Kalung Setengah Hati (Dok. Pribadi/Erlita Novitania)

Kalung Setengah Hati karya Ramajani Sinaga membawa kita ke dalam kehidupan tiga remaja SMA yang penuh warna. Jack dan Panda, dua sahabat sekelas, menjalani masa orientasi sekolah bersama. Kehidupan mereka berubah ketika mereka bertemu dengan Sasha, seorang kakak kelas yang memikat hati Jack.

Jack yang memiliki ketertarikan pada seni lukis mencoba mendekati Sasha, namun Sasha belum bisa membuka hatinya. Di tengah kebingungan hatinya, Jack mulai merasakan ketertarikan pada Panda, gadis yang sebenarnya sudah lama menyimpan perasaan padanya. Cerita mereka menjadi lebih rumit dengan adanya kalung berbentuk setengah hati yang membawa kenangan masa kecil Panda dan Jack.

Novel ini terdiri dari 21 bab yang dengan cermat menguraikan pemikiran dan perasaan masing-masing karakter. Karakterisasi yang kuat membuat pembaca dapat merasakan setiap emosi yang dialami oleh Jack, Panda, dan Sasha. Ramajani Sinaga berhasil menghidupkan tokoh-tokoh ini dengan narasi yang sederhana namun penuh makna.

Panda memiliki kalung setengah hati yang diberikan oleh mendiang ayahnya, sebuah benda yang menyimpan banyak kenangan dan harapan. Namun, perjuangan batin Panda dalam novel ini kurang terasa emosional, meskipun ia mengetahui bahwa bagian lain dari kalung tersebut ada di tangan seseorang yang penting dalam hidupnya. Meski demikian, interaksi antara karakter utama sangat menghibur dan menambah daya tarik cerita.

Dengan total 126 halaman, novel ini adalah bacaan yang pas untuk menemani waktu luang. Alur cerita yang tidak terlalu rumit membuatnya mudah diikuti, namun tetap menyuguhkan konflik dan penyelesaian yang memuaskan.

Menurut saya, Kalung Setengah Hati adalah novel yang menarik dengan karakterisasi yang kuat dan alur cerita yang menyentuh. Meskipun ada beberapa bagian yang kurang emosional, secara keseluruhan, novel ini berhasil menyampaikan pesan tentang cinta, kehilangan, dan harapan dengan baik. Ramajani Sinaga berhasil menghadirkan kisah yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan pembaca.

Novel ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya menerima kenyataan dan bergerak maju meski ada luka dari masa lalu. Jack, Panda, dan Sasha adalah representasi dari perjuangan remaja dalam menemukan jati diri mereka di tengah konflik perasaan dan kenangan masa lalu. Ini menambah nilai lebih pada cerita yang sudah menarik ini.

Sebagai pembaca, saya merasa terhubung dengan perasaan dan perjalanan emosional karakter-karakternya. Narasi yang digunakan Ramajani Sinaga sangat efektif dalam menggambarkan dinamika dan kompleksitas hubungan antar tokoh. Tidak hanya tentang cinta remaja, novel ini juga mengandung pesan mendalam tentang memori dan bagaimana kita menyikapinya.

Erlita Novitania