Take Point, film aksi asal Korea, garapan sutradara sekaligus penulis Kim Byung Woo. Film yang dibintangi Ha Jung Woo dan Lee Sun Kyun ini mengikuti kisah tentang situasi pelik yang dihadapi kelompok tentara bayaran yang diketuai kapten Ahab sewaktu menculik King, pimpinan tertinggi Korea Utara.
Operasi yang sangat sensitif tersebut dilakukan sebagai siasat politik Presiden AS guna terpilih lagi dalam pemilu selanjutnya.
Presiden AS melalui Agen CIA, Mackenzie, menyewa sekelompok tentara bayaran dari perusahaan militer swasta. Mereka dipimpin oleh seorang pria berdarah Korea Selatan bernama Ahab (Ha Jung-woo).
Mereka diberi tugas melakukan penculikan terhadap pimpinan tertinggi Korea Utara agar seolah-olah nantinya Presiden AS berhasil melucuti senjata nuklir Korea Utara, sebagaimana kehendak masyarakatnya.
Ulasan Film Take Point
Take Point, film aksi Korea yang cukup menarik, lumayan beda dibandingkan film sejenis! Hal yang paling mencolok dari film ini yakni ketika menyaksikannya, kamu akan tahu kalau tak banyak aktor Korea yang berperan di dalamnya.
Hanya ada dua aktor Korea yang saya kenal, yakni Ha Jung Woo yang berperan sebagai Kapten Ahab, juga Lee Sun Kyun yang berperan sebagai dokter Yoon Ji Eui.
Sisanya kebanyakan diisi oleh aktor dan aktris luar yang bukan orang Asia khususnya Korea, sehingga film Korea satu ini terasa lemah entitasnya.
Meski demikian, hal tersebut bukanlah masalah! Terlebih latar belakang cerita lebih condong ke kepentingan pemerintahan Amerika. Jadi menurut saya, pemilihan karakternya sah-sah saja!
Di sekian menit pertama, film ini terlalu banyak mengurai informasi, sebagian besar adegan di babak tersebut hanya memuat dialog jarak jauh karakter Ahab dan Mackenzie. Fungsinya bisa dipahami, yakni untuk mengenalkan masalah, namun karena pengemasannya monoton, kamu mungkin akan merasa bosan dibuatnya.
Meski demikian, jangan terlalu dini berpindah hati ke tontonan lain, karena setelah uraian latar belakang cerita tuntas, film ini akan menjejalimu dengan rentetan aksi baku tembak yang menawan! Di babak-babak ini ketegangan suasana terus muncul nyaris tanpa jeda.
Hal yang membuat film ini kian menarik, karakter utamanya dalam hal ini adalah Ahab, tidak begitu aktif berlaga, dibandingkan karakter utama dalam film laga lainnya.
Beralaskan kondisi fisik dan luka tembak yang dialaminya, membuat karakter protagonis kita, Ahab lebih banyak bertindak sebagai pemandu dari balik layar.
Imbasnya, permainan kamera ditonjolkan, shot-shotnya yang ditampilkan variatif dan optimal. Di babak ini akan banyak menghadirkan visual dari sudut pandang Ahab dari balik layar, dan itu akan membuat kamu merasakan dampak lebih dari adegan aksi yang ditampilkan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
4 Drama Korea Bergenre Romansa, Tayang Mendatang yang Pantang Dilewatkan!
-
Ulasan Revelations, Film Korea Sarat Misteri yang Patut Diantisipasi
-
Review Film The Highway Family, Saat Mental Kepala Keluarga Jadi Penentu Nasib Keluarga
-
Ulasan Film Wanita Ahli Neraka, Nasib Istri Solehah Bersuamikan Fir'aun
-
Ulasan Film Robot 'The Electric State', Modal Legit Eksekusi Sulit!
Artikel Terkait
-
Ulasan Film China Just for Meeting You: Manisnya Romansa Remaja saat SMA
-
Isu Diskriminatif di Balik Film Jepang 'Sweet Bean'
-
Ulasan Film Mufasa: The Lion King Nostalgia, Emosi, dan Visual yang Memukau
-
Ulasan Film Flight Risk: Seru, Tegang, tapi Agak Bikin Gregetan!
-
Ulasan Film Kill Boksoon, Dilema Ibu Tunggal Berkehidupan Ganda
Ulasan
-
Review Film High Rollers: Antara Cinta dan Misi Mustahil di Meja Perjudian
-
Ulasan Novel Drupadi: Rekonstruksi Mahabharata dan Citra Istri Lima Pandawa
-
Dibanding Season 1, Squid Game 2 Lebih Sadis atau Lebih Emosional?
-
Ulasan Novel Animal Farm karya George Orwell: Revolusi Menjadi Tirani
-
Ulasan Film 'Setetes Embun Cinta Niyala', Dilema Cinta dan Perjodohan
Terkini
-
Carlo Ancelotti Wajib Jaga Fokus Pemain, Imbas Jadwal Padat Real Madrid?
-
Pihak Kim Sae-ron Kembali Rilis Video Baru Usai Bantahan Kim Soo-hyun
-
4 Rekomendasi Short Drama China Buat yang Suka Cerita Padat Bikin Nagih
-
Lebaran di Tengah Gempuran Konsumerisme, ke Mana Esensi Kemenangan Sejati?
-
Pihak Academy Minta Maaf atas Respons Serangan Israel terhadap Hamdan Ballal