Tuesday menggabungkan realisme A24 dengan keajaiban surealisme khas Studio Ghibli, sebuah pilihan berisiko yang menghasilkan presentasi kreatif tentang kehidupan dan kematian.
Hebatnya, ini adalah debut Daina O. Pusi sebagai sutradara dan penulis naskah.
Judul film ini diambil dari nama protagonisnya, Tuesday (Lola Petticrew), seorang remaja 15 tahun yang harus menggunakan kursi roda karena penyakitnya.
Sang ibu, Zora (Julia Louis-Dreyfus) yang berpura-pura masih bekerja, menghabiskan hari berkeliling tanpa tujuan, meninggalkan Tuesday bersama Billie (Leah Harvey), suster muda yang kurang pandai berkomunikasi.
Zora terlihat mengabaikan tanggung jawabnya, namun seiring berjalannya waktu, penonton akan memahami alasannya.
Lalu seekor burung makaw (disuarakan oleh Arinzé Kene) datang menemui Tuesday. Bukan burung biasa, melainkan perwujudan kematian yang datang untuk mengambil nyawa gadis remaja tersebut.
Menariknya, di usia semuda itu, Tuesday sama sekali tidak takut, dan malah menjalin hubungan akrab dengan burung tersebut, memandikannya, mengajarinya mengisap vape, hingga mendengarkan lagu It Was a Good Day milik Ice Cube bersama.
Tuesday memilih berteman dengan kematian daripada menolaknya atau membencinya, dan Pusi mulai mengembangkan alur secara kreatif.
Terutama setelah sebuah twist mengejutkan ketika Zora menyadari keberadaan burung tersebut, sementara dunia luar dilanda kekacauan mematikan.
Di situlah kita diajak memahami bahwa kematian, meskipun tampak menakutkan, memang diperlukan dan merupakan bagian penting dari siklus kehidupan.
Semakin dalam film ini mengeksplorasi elemen fantasi liarnya, semakin jelas terlihat betapa besar risiko yang diambil oleh Pusi.
Harus diakui beberapa adegan akan lebih efektif dan mengurangi kemungkinan inkonsistensi tone jika dieksekusi dalam medium animasi.
Selain itu, keterbatasan biaya menghambat Pusi dalam merancang berbagai peristiwa magis.
Tuesday masih belum sempurna. Eksplorasi alurnya masih meninggalkan beberapa pertanyaan tentang mitologi dunianya.
Kenapa tidak ada yang berpikir untuk bertindak nekat seperti Zora? Bagaimana mungkin burung itu bisa menemani Tuesday sepanjang hari sementara ratusan ribu orang meninggal di seluruh dunia dalam sehari?
Tapi sekali lagi, kreativitas yang dibawa oleh Pusi sangat menyegarkan.
Apalagi didukung oleh penampilan kuat Julia Louis-Dreyfus sebagai seorang ibu yang belajar betapa pentingnya mendengarkan anaknya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Film Ditto, Kisah Cinta Remaja di Tahun Berbeda
-
Ulasan Film We Have a Ghost, Kisah Hantu Misterius Penunggu Rumah
-
Ulasan Film Jin Qorin: Kisah Horor Jin Pendamping Manusia
-
Ulasan Film Diponegoro 1830, Akhir Kisah Penangkapan Pangeran Diponegoro
-
Ulasan Film Dungeons & Dragons Honor Among Thieves, Aksi Mencuri Relik
Artikel Terkait
-
Persaingan Film Lebaran 2025, Norma: Antara Mertua dan Menantu Paling Tak Diminati
-
Jejak Ray Sahetapy di Hollywood, Peran yang Terhapus dari Captain America: Civil War
-
Sinopsis Setetes Embun Cinta Niyala, Film Lebaran Tayang di Netflix
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Remake Film Mendadak Dangdut: Apa yang Berubah?
Ulasan
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Novel Homicide and Halo-Halo: Misteri Pembunuhan Juri Kontes Kecantikan
-
Ulasan Novel Dunia Sophie: Memahami Filsafat dengan Sederhana
-
Review Film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, dari Ritual Mistis sampai Jumpscare Kejam
Terkini
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?