Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Ardina Praf
Sampul novel The Midnight Library karya Matt Haig (goodreada.com)

The Midnight Library merupakan sebuah novel yang ditulis oleh Matt Haig, adalah kisah yang menggugah tentang kehidupan, pilihan, dan penyesalan.

Haig mengajak pembaca merenungkan bagaimana keputusan yang kita buat sepanjang hidup membentuk realitas kita, dan apa yang bisa terjadi jika kita memiliki kesempatan untuk mengubahnya.

Tokoh utama novel ini adalah Nora Seed, seorang wanita yang merasa hidupnya tidak bermakna dan dibayangi oleh rasa kecewa serta penyesalan atas pilihan yang telah ia buat.

Dalam keputusasaan, Nora memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Namun, alih-alih berakhir, dia menemukan dirinya di sebuah perpustakaan misterius yang disebut 'The Midnight Library'.

Di perpustakaan ini, setiap buku yang ada mewakili kehidupan alternatif yang bisa dijalani Nora jika dia mengambil keputusan berbeda di masa lalu.

Pustakawan di perpustakaan tersebut, Mrs. Elm, membimbing Nora untuk menjelajahi berbagai kemungkinan hidup yang bisa ia jalani, mulai dari menjadi bintang rock hingga ilmuwan sukses.

Dengan setiap buku yang ia baca, Nora masuk ke dunia baru yang memberikan pandangan tentang bagaimana hidupnya bisa berbeda jika dia membuat pilihan lain.

Ulasan Novel 'The Midnight Librabry'

Tema utama 'The Midnight Library' adalah tentang kesempatan kedua, penyesalan, dan penerimaan diri.

Melalui petualangan Nora di berbagai kehidupan alternatifnya, Matt Haig mengajak pembaca merenungkan bagaimana setiap keputusan—besar atau kecil—dapat mengarahkan kita ke jalur hidup yang berbeda.

Namun, tema utamanya tidak hanya berfokus pada apa yang bisa terjadi jika kita memilih jalur yang berbeda, tetapi juga pada pentingnya menerima kehidupan yang kita jalani saat ini.

Nora belajar bahwa meskipun hidupnya memiliki banyak kegagalan, kesalahan, dan penyesalan, setiap momen tersebut merupakan bagian dari dirinya dan membentuk siapa dia sebenarnya.

Haig juga menyoroti isu-isu mental seperti depresi, kecemasan, dan tekanan sosial. Novel ini menggambarkan dengan sensitif perjuangan Nora dengan kesehatan mentalnya, serta bagaimana ia merasakan beban dari ekspektasi yang tak terpenuhi.

Pesan yang diusung oleh Haig adalah bahwa selalu ada cara untuk memaknai kembali kehidupan, terlepas dari seberapa besar kekecewaan dan kesulitan yang dihadapi.

Gaya penulisan Matt Haig dalam 'The Midnight Library' sangat sederhana namun emosional. Ia menggunakan bahasa yang mudah diakses dan ceritanya mengalir dengan ringan, membuat pembaca terhubung secara emosional dengan karakter Nora dan perjalanannya.

Haig menulis dengan penuh kepekaan terhadap emosi manusia, menghadirkan dialog batin yang mendalam dan penuh refleksi tentang arti kehidupan, kematian, dan kesempatan yang terlewatkan.

Nora Seed dalam buku ini digambarkan sebagai karakter yang kompleks dan penuh dengan kelemahan manusiawi, yang membuatnya mudah untuk disukai dan dipahami oleh pembaca. Perjuangannya dengan penyesalan dan kecemasan terasa sangat nyata dan relevan bagi banyak orang.

Sedangkan Mrs. Elm, pustakawan di 'The Midnight Library' digambarkan sebagai karakter lain yang menarik. Dia berperan sebagai mentor yang penuh kebijaksanaan dan kesabaran, membantu Nora menemukan jawaban tentang hidupnya sendiri.

Melalui karakter ini, Haig mengemas filosofi hidup dalam dialog yang menghangatkan hati.

Tidak hanya ceritanya yang menarik, novel ini juga mengandung pesan penting. Pesan yang paling menonjol dari 'The Midnight Library' adalah bahwa kita sering kali terlalu fokus pada apa yang bisa terjadi dan lupa untuk menghargai apa yang kita miliki.

Novel ini juga mengajak kita untuk berdamai dengan masa lalu, merangkul ketidaksempurnaan, dan menemukan kebahagiaan dalam momen-momen kecil yang sering terlewatkan.

Haig menegaskan bahwa hidup bukan tentang menjadi sempurna atau membuat keputusan yang benar setiap saat, melainkan tentang bagaimana kita menerima diri sendiri dan tetap melanjutkan hidup dengan segala kekurangan yang ada.

Nora akhirnya menyadari bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna dan bahwa kehidupan yang tampaknya sempurna di permukaan pun memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri.

Ini adalah refleksi dari pesan bahwa kita sering mengidealisasi "jalan yang tidak diambil," tanpa menyadari bahwa setiap jalan pasti memiliki pasang surut.

Meskipun novel ini sangat inspiratif dan penuh makna, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa alurnya agak dapat diprediksi. Konsep perpustakaan yang memungkinkan seseorang menjelajahi kehidupan alternatif, meskipun unik, terasa seperti ide yang telah dieksplorasi dalam berbagai fiksi sebelumnya.

Selain itu, meskipun Nora mengalami banyak hidup yang berbeda, beberapa dari pengalaman ini terasa seperti kurang mendalam dan sedikit terburu-buru dieksplorasi.

Meski begitu, kisah Nora Seed dalam novel ini menyampaikan pesan penting tentang menerima hidup apa adanya dan menemukan makna di balik setiap kegagalan dan tantangan yang kita hadapi.

Bagi pembaca yang sedang mencari refleksi tentang kehidupan atau yang tertarik dengan eksplorasi fiksi tentang keputusan dan kemungkinan hidup, 'The Midnight Library' adalah bacaan yang patut dipertimbangkan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Ardina Praf