Kerapkali kita temukan anak-anak bermuka sedih, marah, tiba-tiba menangis, dan segala bentuk emosi lainnya. Sementara mereka belum mengetahui dan mengenali apa makna sedih dan marah? Kenapa bisa sedih dan marah?
Sebenarnya, gembira, marah, kesal, sedih, sakit hati, dan lain sebagainya merupakan bentuk reaksi atas sikap orang lain terhadap anak-anak, namun mereka belum mengenali alasan kenapa bisa marah, kenapa bisa tiba-tiba sedih?
Cerita-cerita dalam buku Hari yang Luar Biasa ini, tidak hanya menyajikan cerita kepada anak, tetapi juga mengajak mereka mengenal beragam emosi dalam bentuk cerita fabel yang seru.
Buku dongeng Hari yang Luar Biasa ini singkat sekali. Dalam satu halaman, hanya ada satu kalimat saja. Namun, isinya sangat bagus. Jenis bukunya adalah pictorial book (picbook), jadi lebih banyak gambar daripada tulisan. Cocok dibaca atau dibacakan kepada anak dengan usia tiga tahun.
Ilustrasi buku dongeng Hari yang Luar Biasa ini digarap sendiri oleh Stella Ernes. Indah dan memukau. Karakternya ceria dan mampu menjadikan hari anak-anak kita menjadi semakin seru.
Buku dongeng fabel Hari yang Luar Biasa, berisi lima fabel tentang pengenalan emosi anak. Dengan mengenali emosi mereka, diharap anak-anak semakin bisa berempati dengan teman dan lingkungan sekitarnya, baik saat belajar di sekolah, ketika bermain di rumah, serta di tempat yang lain.
Pada kisah pertama, Stella Ernes mengisahkan Popo, si landak yang baik hati, namun suka mengurung diri di dalam rumah. Sebenarnya ia hendak bergaul dengan teman-temannya, tapi duri-duri di kulitnya selalu membuat gaduh dan rugi temannya.
Saat teman-temannya bermain balon, Popo ingin bergabung dengan mereka. Sontak, mereka berlari dan menjauh dari Popo, sebab khawatir balon yang mereka punya lagi-lagi pecah dan jadi kempes. Popo begitu sedih. Banyak teman-temannya terluka karena duri di tubuhnya, balon-balon mereka pecah, dan baju milik temannya robek.
Suatu ketika, saat Popo sedih dan mengurung diri di rumah, ia mulai merenung mencari solusi agar ia diterima bermain di tengah-tengah teman-temannya. Popo punya jalan keluar. Ia menemukan ide untuk melapisi duri di tubuhnya dengan marshmallow.
"Nah, kalau dilapisi marshmallow seperti ini durinya tidak akan melukaiku," pikir Popo sambil menyentuh Marhsmallow.
Dengan begitu, akhirnya Popo diterima bermain dengan teman-temannya yang lain. Popo pun senang tak terkira. Senyumnya mengembang dan mukanya sangat ceria.
Dengan mengenal beragam jenis emosi, anak juga semakin paham saat melihat teman-temannya sedang sedih dan apa yang harus ia lakukan saat menjumpai temannya dengan emosi sedih. Jadi, ia dapat menghibur temannya agar kembali ceria.
Emosi lain dapat dikenal dengan membaca kisah Bobo, si tupai yang tiba-tiba marah. Ia tidak tahu bahwa dirinya sedang marah. Bobo akhirnya mendatangi teman-temannya dan menanyakan apakah teman-temannya juga pernah mengalami emosi yang sama dengan dirinya?
"Semua temannya pernah marah. Namun, cepat atau lambat semua akan membaik. Bobo jadi lega. Ternyata bukan hanya dirinya yang pernah merasa marah."
Dengan membaca kisah-kisah dalam buku ini, pembaca jadi tahu bahwa sedih tidak akan terjadi selamanya, marah juga tidak akan terus-menerus. Segala macam emosi sama-sama berperan dalam hidup kita. Jadi, sangat penting untuk mengenali emosi dan belajar untuk mengontrol dampaknya, dimulai dari saat anak-anak masih kecil.
Fabel yang seru. Kalimatnya imajinatif, khas dongeng anak-anak. Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Hari yang Luar Biasa
Penulis: Stella Ernes
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Cetakan: I, 2021
Tebal: 100 Halaman
ISBN: 978-623-04-0479-5
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Menkeu Purbaya Ancam Tarik Anggaran Program Makan Gratis jika Penerapannya Tidak Efektif
-
Ferry Irwandi Ungkap Jumlah Orang Hilang pada Tragedi 25 Agustus yang hingga Kini Belum Ditemukan
-
Nadya Almira Dituding Tak Tanggung Jawab Usai Tabrak Orang 13 Tahun yang Lalu
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Horor Moral yang Mirip Sinetron
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
-
Review Film Dongji Rescue: Kisah Heroisme Lautan yang Menggetarkan
Terkini
-
Antusiasme Membludak, Penjualan Tiket Presale Film Wicked: For Good Pecah Rekor
-
Membedah Catatan Patrick Kluivert saat Dampingi Skuat Garuda di Babak Kualifikasi, Memuaskan?
-
AXIS Nation Cup 2025: Final Sengit, Gol Belum Tercipta di Babak Pertama!
-
Suara Para Juara Bergema: SMAN 1 Cianjur Menang Tipis di Laga Futsal Grand Final ANC 2025!
-
AXIS Nation Cup 2025: Suara Para Juara Guncang Istora Senayan