Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Ardina Praf
Novel Surat Kematian (goodreads.com)

Tokoh utama dalam novel 'Surat Kematian', Eumenides, adalah sosok anonim yang berperan sebagai hakim dan algojo dalam dunia maya.

Dia menyebarkan ketakutan dengan menargetkan para penjahat yang luput dari jerat hukum. Dengan modus operandi yang terencana dan cerdas, Eumenides berhasil melancarkan serangkaian eksekusi yang tidak hanya mengusik keamanan publik tetapi juga mengguncang sistem hukum itu sendiri.

Saat eksekusi pertama Eumenides gagal dihentikan, kepolisian segera membentuk Satuan Tugas 418. Tim elite ini, yang terdiri dari para detektif dan pakar kriminal terbaik, memiliki satu misi besar, yaitu menangkap Eumenides dan menghentikan rangkaian pembunuhannya.

Namun, di tengah upaya perburuan mereka, Satuan Tugas 418 menemukan fakta yang menghubungkan kasus ini dengan tragedi besar yang terjadi 18 tahun lalu.

Fakta tersebut mulai memecah belah tim ketika beberapa anggotanya diduga memiliki keterkaitan dengan rahasia lama yang mematikan.

Novel ini menggabungkan ketegangan psikologis dan intrik detektif, dengan pertanyaan besar yang menggantung: apakah keadilan sejati bisa ditegakkan ketika sistem yang seharusnya melindungi masyarakat justru dipenuhi korupsi?

Kejutan demi kejutan yang disajikan membuat pembaca bertanya-tanya siapa yang bisa dipercaya di tengah konflik moral dan personal di antara anggota tim.

Awalnya, kisah ini tampak seperti sekadar pemburuan terhadap sosok vigilante yang menegakkan "keadilan" pada orang-orang yang lolos dari jerat hukum.

Namun, semakin jauh membaca, semakin terungkap bahwa ini lebih dari sekadar perburuan penjahat biasa. Polisi yang membentuk Satuan Tugas 418 ternyata menyimpan rahasia dan masa lalu kelam mereka sendiri.

Alur cerita yang cepat dan rapi membuat setiap bab begitu menggugah rasa penasaran. Penulis dengan cerdik menabur petunjuk baru di setiap bab, membuat pembaca tidak ingin berhenti hingga ke halaman terakhir.

Semakin mendekati akhir, plotnya semakin intens, dan pembaca dibawa dalam ketegangan yang terus memuncak.

'Surat Kematian' rasanya berhasil menyajikan dilema moral yang rumit. Siapakah yang benar-benar pantas menjadi hakim?
Dalam narasi yang penuh kejutan dan ketegangan, novel ini membuat pembaca tidak hanya bertanya tentang identitas Eumenides tetapi juga mempertanyakan keadilan di dunia yang korup ini.

'Surat Kematian' juga mengajak pembaca menyelami ketakutan, dilema etika, dan ancaman dari sosok misterius yang mungkin lebih dekat daripada yang dibayangkan.

Secara keseluruhan, 'Surat Kematian' karya Zhou Haohui merupakan bacaan yang memukau bagi para pencinta novel thriller dan kriminal.

Dengan plot yang cerdas, karakterisasi yang kuat, serta misteri yang mendalam, Haohui sukses menciptakan cerita yang bukan hanya mencekam tetapi juga memicu renungan mendalam tentang keadilan dan balas dendam.

Ardina Praf