Novel 'Logika Asa' karya Valerie Patkar membawa pembaca masuk ke dalam dunia Milly dan Dion, dua karakter yang berjuang menghadapi harapan, tekanan, dan luka dari latar belakang keluarga mereka.
Cerita ini bukan sekadar tentang hubungan cinta, tapi lebih tentang bagaimana keduanya mencoba berdamai dengan diri sendiri, menemukan jati diri, dan memaknai arti kebahagiaan di tengah tuntutan sosial dan keluarga.
Valerie Patkar menulis dengan gaya yang lembut namun tajam, meromantisasi hal-hal kecil yang sering luput dari perhatian. Ia mampu menggambarkan kedamaian dalam makan sendirian sebagai momen yang tenang, bukan sekadar simbol kesepian.
Penulis juga mengingatkan pembaca untuk tidak sembarangan menilai kehidupan orang lain karena setiap individu memiliki perjuangannya masing-masing yang tak selalu tampak di permukaan.
Karakter Milly dan Dion dibuat tidak sempurna, memiliki kelemahan yang membuat mereka terasa manusiawi.
Milly digambarkan sebagai sosok yang sangat insecure, sering merasa tidak cukup baik, dan selalu berusaha memenuhi standar kecantikan yang dipaksakan oleh lingkungannya.
Perjuangannya sejak masa sekolah hingga dewasa, dari masa-masa dirundung hingga harus menghadapi ekspektasi keluarganya, membentuknya menjadi seseorang yang nyaris membenci dirinya sendiri.
Ketidakpercayaan diri Milly terkadang terasa melelahkan, dengan sikap yang sensitif terhadap pendapat orang lain dan kecenderungan overthinking. Ini bisa membuat pembaca merasa ikut letih dengan pergulatannya yang tampaknya tidak pernah berakhir.
Sementara itu, Dion, meskipun memiliki kelebihan intelektual, menjadi korban ambisi keluarganya yang menjadikannya seperti 'boneka'.
Tekanan untuk selalu menjadi yang terbaik membuatnya kehilangan jati diri, hingga pada akhirnya ia sadar bahwa hidup sebagai bayang-bayang keluarga hanya akan meledak menjadi bumerang.
Konflik Dion tentang prinsip, pilihan hidup, dan upayanya untuk membebaskan diri dari cengkeraman keluarga menambah kedalaman cerita.
Novel ini juga mengangkat tema tentang privilege dan bagaimana memiliki kelebihan atau berada dalam posisi istimewa tidak selalu berarti lebih mudah.
Valerie Patkar secara halus menggambarkan bagaimana kehidupan orang-orang dengan privilege bisa jadi lebih rumit dari yang terlihat, terutama ketika harapan dan tekanan sosial menjadi beban yang sulit diatasi.
Ini tercermin dalam perjuangan Milly dan Dion untuk memahami, menerima, dan mencintai diri mereka sendiri meskipun dunia di sekitar mereka penuh ekspektasi.
Meskipun ada elemen cinta lama bersemi kembali (CLBK), 'Logika Asa' jauh dari klise.
Novel ini memperlihatkan perjuangan Milly untuk mencintai dirinya sendiri, sebuah proses yang tidak mudah, terutama bagi seseorang yang sering terjebak dalam ketidakpercayaan diri dan standar kecantikan sosial yang tinggi.
Begitu juga dengan Dion, yang harus menghadapi kenyataan bahwa tidak semua hal bisa diukur dengan logika, terutama ketika menyangkut perasaan dan identitas.
Secara keseluruhan, 'Logika Asa' adalah novel yang memadukan drama keluarga, romansa, dan pengembangan diri dengan cara yang realistis dan menyentuh.
Novel ini mengajarkan pembaca untuk tidak mudah menghakimi, menerima kelemahan diri, dan tetap berusaha mencari kebahagiaan dengan cara yang autentik.
Meski karakter Milly bisa terasa menguras energi dengan segala kecemasannya, kehadiran Dion memberikan keseimbangan yang menunjukkan bahwa setiap orang memiliki caranya sendiri untuk berjuang dan bertahan hidup.
Novel ini cocok bagi pembaca yang menyukai cerita dengan sentuhan psikologis yang mendalam dan refleksi tentang hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Bebas Tanggungan, Dilema Sandwich Generation dengan Utang Keluarga
-
Ulasan Novel Highly Unlikely, Kisah Anak Pertama Menanggung Beban Keluarga
-
Ulasan Novel Laila Tak Pulang, Pencarian Adik yang Hilang Misterius
-
Review Novel 'Perkumpulan Anak Luar Nikah', Ketika Pemalsuan Data Diri Terungkap
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Bebas Tanggungan, Dilema Sandwich Generation dengan Utang Keluarga
-
Ulasan Novel Highly Unlikely, Kisah Anak Pertama Menanggung Beban Keluarga
-
Ulasan Novel Le Petit Prince, Pangeran Cilik yang Kesepian
-
Alasan Mengapa Kamu Memandang Buruk Orang Lain
-
Atasi Keresahan dengan Cara yang Efektif Lewat Buku Lepas dari Kecemasan
Ulasan
-
Bikin Nagih, Sarapan Kaki Lima Mie Celor Nizam di Telanaipura Kota Jambi
-
Ulasan Buku Ikan Selais dan Kuah Batu: Kisah Persahabatan Manusia dan Ikan
-
Review Film Dokumenter Nai Nai & Wai Po, Kisah Dua Nenek Imigran di Amerika
-
Menyantap Lezatnya Masakan Padang di Rumah Makan Ganto Sori Kuala Tungkal
-
Ulasan Buku 'Manusia Target', Cara Efektif dan Efisien Mengerjakan Tugas
Terkini
-
Kandaskan Arab Saudi, Timnas Indonesia Diprediksi Melesat ke Ranking 125 FIFA
-
Rentan Harapan Palsu, Mengapa Praktik Ghosting Marak di Aplikasi Kencan?
-
Berjenis Kelamin Perempuan, Song Joong Ki Sambut Kelahiran Anak Kedua
-
Tayang Desember, Drama Korea 'Who Is She' Remake 'Miss Granny' Rilis Poster Ceria
-
Tampil Elegan dan Chic, Yuk Sontek 4 Gaya Mid-Formal ala Honey Lee!