"Seni Tinggal di Bumi" adalah sebuah kumpulan refleksi yang mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan di dunia. Farah Qoonita, melalui gaya tulisannya yang puitis dan penuh makna, mengajak kita untuk menemukan keindahan dalam setiap aspek kehidupan, dari hal-hal kecil hingga peristiwa besar.
Pada bagian awal buku ini mengajak pembaca untuk menyadari bahwa setiap langkah yang kita ambil adalah sebuah karya seni. Setiap tindakan, baik besar maupun kecil, membentuk sebuah lukisan kehidupan yang unik.
Farah membahas tentang pentingnya menjaga hati dan merawat hubungan dengan sesama manusia. Ia mengajak pembaca untuk memahami bahwa setiap individu memiliki kerentanan dan kehausan akan kasih sayang.
Dalam bagian ini, penulis menyoroti peran perempuan dalam masyarakat dan berbagai tantangan yang dihadapi. Ia juga mengangkat isu-isu feminisme dan mendorong pembaca untuk menghargai serta memperjuangkan hak-hak perempuan.
Penulis mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan Tuhan. Farah mengajak kita untuk selalu mengingat bahwa kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki tujuan hidup yang lebih besar.
Tidak hanya itu, penulis juga mengajak pembaca untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan segala isinya. Ia mengajak kita untuk menghargai alam dan segala keindahan yang ada di dalamnya.
Pada bagian akhir buku, membahas tentang kematian dan kehidupan setelah kematian. Farah mengajak pembaca untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan cara yang baik dan selalu mengingat bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara.
Buku ini kaya akan hikmah-hikmah kehidupan yang dipetik dari berbagai sumber, mulai dari sejarah, agama, hingga pengalaman pribadi penulis. Hikmah-hikmah ini disajikan dengan bahasa yang indah dan mudah dipahami.
"Seni Tinggal di Bumi" mendorong pembaca untuk melakukan refleksi diri. Melalui setiap bab, pembaca diajak untuk merenungkan tindakan, pikiran, dan perasaan mereka.
Buku ini menjadi sumber inspirasi bagi pembaca untuk terus belajar dan bertumbuh. Farah Qoonita mengajak kita untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.
Pesan-pesan yang disampaikan dalam buku ini bersifat universal dan dapat diaplikasikan oleh siapa saja, tanpa memandang latar belakang agama atau budaya. Gaya bahasa Farah Qoonita yang puitis dan penuh metafora membuat buku ini sangat indah untuk dibaca.
"Seni Tinggal di Bumi" adalah sebuah buku yang mengajak pembaca untuk menemukan makna hidup yang lebih dalam. Buku ini bukan hanya sekadar kumpulan kata-kata, tetapi juga sebuah undangan untuk melakukan perjalanan spiritual. Melalui buku ini, Farah Qoonita mengajak kita untuk hidup dengan lebih sadar, lebih bermakna, dan lebih penuh kasih sayang.
Identitas Buku
Judul: Seni Tinggal di Bumi
Penulis: Farah Qoonita
Penerbit: Kanan Publishing
Tanggal Terbit: 1 September 2018
Tebal: 178 Halaman
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Review Film Do Patti: Ketika Ikatan Saudara Kembar Berubah Menjadi Neraka
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
-
Ulasan Buku Bob Sadino Karya Edy Zaqeus: Mereka Bilang Saya Gila!
-
Review Film R.I.P.D: Petualangan Polisi dalam Menangkap Berbagai Roh Jahat
-
Ulasan Buku Titik Menuju Dewasa: Panduan dari Remaja Menuju Dewasa
Artikel Terkait
-
Mengulik Dinamika Persahabatan Dewasa dalam Novel 'Museum Teman Baik'
-
Tes Open Book: Senjata Latih Critical Thinking atau Malah Bikin Malas?
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Novel Bungkam Suara: Memberikan Ruang bagi Individu untuk Berpendapat
-
Belajar Merancang Sebuah Bisnis dari Buku She Minds Her Own Business
Ulasan
-
Bisa Self Foto, Abadikan Momen di Studio Terbesar Kota Jalur
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
-
Ulasan Buku Bob Sadino Karya Edy Zaqeus: Mereka Bilang Saya Gila!
-
Review Film R.I.P.D: Petualangan Polisi dalam Menangkap Berbagai Roh Jahat
-
Suara Hati Rakyat kepada Para Pemimpin dalam Buku Bagimu Indonesiaku
Terkini
-
Sosok Radojko Avramovic, Pelatih Tersukses di Piala AFF
-
Calvin Verdonk Berharap Jepang Pakai Tim B saat Jamu Timnas Indonesia
-
Ulasan Film Exhuma, Aksi Dua Dukun Muda Menaklukkan Arwah Misterius Penunggu Tanah
-
Kandungan Paraben dalam Kosmetik Dianggap Menyebabkan Kanker, Benarkah?
-
Review Film Do Patti: Ketika Ikatan Saudara Kembar Berubah Menjadi Neraka