Roy Adimulyo menghadirkan kisah 'The Life Journey of Kachu & Moli' sebagai refleksi ringan namun mendalam tentang perjalanan hidup.
Buku ini menggambarkan petualangan sederhana Kachu, seorang bocah kecil, bersama Moli, kambing peliharaannya, yang tinggal di Desa Nuata.
Tidak ada misi besar atau kisah heroik, tetapi perjalanan mereka adalah eksplorasi ke dalam diri, mengungkap nilai-nilai mendalam yang sering tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui buku ini, pembaca akan diajarkan bagaimana cara menemukan makna dalam kehidupan dan mengupas tantangan yang dihadapi dalam perjalanan hidup.
Awalnya terlihat seperti cerita anak-anak, namun sebenarnya lebih mendalam. Buku ini cocok dibaca perlahan, dengan setiap cerita dilengkapi ilustrasi manis dari penulis. Isinya penuh makna, hangat, dan menyentuh secara emosional.
Selain itu, buku ini juga menyoroti pentingnya menghargai diri sendiri serta penggambaran bagaimana perjalanan hidup membentuk kita.
Setiap bagian dimulai dengan kutipan tokoh terkenal, disusul cerita singkat Kachu & Moli, dan diakhiri dengan refleksi yang menyentuh hati. Pendekatan ini membuat pembaca merasa terhubung, baik secara emosional maupun intelektual.
Buku ini unik karena membalut renungan filosofis dalam bentuk cerita bergaya dongeng anak. Namun, jangan tertipu dengan tampilannya. Meskipun terlihat sederhana, isinya mendalam, menyentuh, dan memancing introspeksi.
Melalui ilustrasi kartun yang manis dan menggemaskan, Roy Adimulyo menyampaikan pesan bahwa hal-hal kecil di masa lalu dapat memberikan pelajaran besar bagi kehidupan kita di masa depan.
Buku ini juga menyoroti pentingnya memaknai perjalanan hidup sebagai proses yang terus berkembang, menunjukkan bahwa perubahan cara pandang adalah bagian dari kedewasaan.
Membaca 'The Life Journey of Kachu & Moli' seperti mengobrol dengan teman lama yang mengingatkan kita untuk melihat kembali perjalanan hidup dengan sudut pandang yang lebih lembut dan penuh syukur.
Buku ini cocok dibaca perlahan, tanpa terburu-buru, karena setiap cerita memiliki pesan yang memerlukan waktu untuk direnungkan.
Buku ini adalah pilihan sempurna untuk pembaca yang ingin menutup tahun dengan refleksi mendalam atau memulai tahun baru dengan semangat introspeksi.
Dengan gaya penulisan yang ringan namun penuh makna, buku ini memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan dan menenangkan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Serunai Maut II, Perang Terakhir di Pulau Jengka dan Simbol Kejahatan
-
Serunai Maut: Ketika Mitos, Iman, dan Logika Bertarung di Pulau Jengka
-
Refleksi Diri lewat Berpayung Tuhan, Saat Kematian Mengajarkan Arti Hidup
-
Ketika Omelan Mama Jadi Bentuk Kasih Sayang di Buku Mama 050
-
Novel Semesta Terakhir untuk Kita: Ketika Ego dan Persahabatan Bertarung
Artikel Terkait
-
Perjalanan Karier Prilly Latuconsina, Dari Ganteng-Ganteng Serigala hingga Raih Piala Citra
-
Novel Warung Bujang, Kolaborasi 12 Cucu dalam Misi 60 Hari Toko Kelontong
-
Ulasan Novel Broken Vessel, Simbol Kapal Retak dalam Masalah Rumah Tangga
-
Ulasan Novel 7 Prajurit Bapak: Ketika Tujuh Mimpi Dalam Satu Harapan
-
Kisah Menginspirasi yang Sarat Makna, Ulasan Novel Tentang Kamu
Ulasan
-
Review Film The Strangers: Chapter 2, Pembunuh Bertopeng Kembali Meneror!
-
Review Film Maria: Kisah Pilu Diva yang Kehilangan Suaranya!
-
Serunai Maut II, Perang Terakhir di Pulau Jengka dan Simbol Kejahatan
-
Ulasan Buku Journal of Gratitude: Syukuri Hal Sederhana untuk Hidup Bahagia
-
Serunai Maut: Ketika Mitos, Iman, dan Logika Bertarung di Pulau Jengka
Terkini
-
Sayang Teman tapi Capek: Kenalan Sama 'Friendship Burnout' yang Bikin Kita Ingin Menghilang
-
4 Facial Wash Anti-Kusam untuk Kulit Berminyak, Harga di Bawah Rp20 Ribu!
-
Ulang Tahun Pertama usai Cerai, Azizah Salsha Dapat Kiriman Bunga Spesial?
-
Melawan Serangan Personal: Menimbang Ide Kritik Pendidikan Anies Baswedan
-
City Girl Look! Sontek 4 Daily OOTD Park Gyu Young Biar Keren saat Hangout