Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Ardina Praf
Novel Warung Bujang (goodreads.com)

Novel 'Warung Bujang' karya Jessica Carmelia menyajikan cerita yang unik dan segar, menggabungkan elemen humor, drama keluarga, dan pelajaran hidup yang mendalam.

Kisahnya berfokus pada tantangan yang diberikan oleh seorang kakek kepada 12 cucunya untuk mengelola toko kelontong selama 60 hari. Cerita ini menawarkan perjalanan penuh konflik, kerja sama, dan transformasi karakter yang memikat.

Ide tentang 12 cucu yang bersaing sekaligus bekerja sama demi menjalankan sebuah toko kelontong sangat membumi, namun juga memiliki daya tarik karena melibatkan keluarga konglomerat.

Jessica Carmelia berhasil menghadirkan kisah yang sederhana namun sarat makna.

Meskipun memiliki 12 karakter utama, Carmelia berhasil memberikan identitas yang jelas dan khas pada masing-masing cucu.

Pembagian peran mereka di dalam toko (seperti pemasaran, administrasi, dan pengantaran) tidak hanya mempermudah pembaca untuk mengenali mereka, tetapi juga memberikan dinamika menarik dalam interaksi mereka.

Penempatan elemen 'false protagonist' dengan sosok Danny yang ternyata bukan pusat cerita utama memberikan kejutan bagi pembaca.

Fokus yang beralih ke Jian dan Juna memberikan kedalaman pada cerita, terutama dalam mengeksplorasi hubungan mereka dengan kakek Wajendra serta bagaimana mereka merespons ekspektasi keluarga besar.

Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pelajaran berharga tentang kerja sama, pentingnya hubungan keluarga, dan bagaimana ekspektasi dalam keluarga dapat membentuk atau menghancurkan seseorang.

Jessica Carmelia juga berhasil menyelipkan humor melalui interaksi para cucu, terutama ketika menghadapi tantangan menjalankan toko, tanpa mengesampingkan momen-momen emosional yang menyentuh hati.

Kekurangan novel ini adalab ketika memperkenalkan 12 karakter utama sekaligus di awal cerita membuat pembaca merasa kewalahan untuk membedakan mereka.

Namun, hal ini teratasi seiring berkembangnya cerita dan karakter-karakter tersebut mulai menonjolkan keunikan masing-masing.

Kekurangan lainnya adalah bagian awal cerita terasa sedikit lambat karena fokus pada pengenalan karakter dan latar belakang. Namun, begitu tantangan toko kelontong dimulai, alurnya menjadi lebih menarik.

Meski begitu, 'Warung Bujang' menjadi novel yang tidak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan makna tentang keluarga, persaingan, dan kerja sama.

Jessica Carmelia dengan cerdas menggabungkan humor, drama, dan konflik keluarga besar dengan cara yang membumi namun tetap menawan.

Novel ini cocok untuk pembaca yang menyukai cerita karakter-sentris dengan banyak pelajaran hidup, serta mereka yang tertarik pada dinamika keluarga besar yang penuh warna.

Kisah ini meninggalkan kesan mendalam, meski jumlah karakter yang banyak mungkin terasa menantang untuk sebagian pembaca. Namun, usaha yang diperlukan untuk mengenali mereka sepadan dengan pengalaman membaca yang diberikan.

Ardina Praf