Buku kumpulan cerpen Santri Lelana karya Didik Komaidi ini sebagian besar menceritakan keseharian dengan peristiwa dan tema yang biasa mewarnai dunia pesantren.
Kumpulan cerita ini banyak mengenalkan kepada pembaca mengenai pesantren melalui karya sastra. Maka tak aneh jika judul-judul ceritanya sangat kental dengan sisi kepesantrenan.
Lima belas judul cerpen dalam buku ini adalah Santri Lelana, Nyantri, Penjaga Rumah Tuhan, Pengabdian, Sebersit Cahaya, Sebuah Pengorbanan, Bu Nyai, Mbah Ngali, Pakde Komar, Sowan, Gadis Pesantren, Sebuah Desa, Bayi yang Menangis di Pagi Hari, Lelaki yang Asing, dan Kesetiaan.
Dalam cerpen bertajuk Santri Lelana menggambarkan seorang santri yang berkelana. Pergi dari kampung halaman untuk mencari ilmu sebagai bekal untuk hidup dan mengabdi kepada masyarakat. Kisah ini juga mengandung persepsi seorang santri dalam menyikapi suatu masalah. Juga mengulik pentingnya ilmu, proses menimba ilmu, serta penghormatan terhadap guru dan ilmu.
Cerpen Nyantri, sebuah kisah tentang seluk-beluk proses belajar mengajar di pesantren. Mulai dari etika santri kepada guru saat belajar, perilaku keseharian santri, hubungan antara guru dan santri, dan lain sebagainya.
Penjaga Rumah Tuhan adalah cerita kakek tua yang istikamah menjada masjid, tapi tetap giat bekerja sebagai petani di sebuah desa kecil yang hijau dan damai sentosa.
Cerita pendek berjudul Sebuah Pengabdian, mengisahkan perjalanan seorang pendakwah yang mengajari masyarakat untuk mengaji di sebuah desa terpencil. Ia lalu dilema antara godaan hedonis dan panggilan dakwah.
Sementara dalam cerpen Sebersit Cahaya berisi tentang perjalanan hidup sesosok manusia yang berjalan dari kegelapan hingga menemukan cahaya taubat. Semula ia gemar bermain perempuan, suka berzina, berjudi, mencuri, meminum minuman keras, merampok, dan sejenisnya, hingga ia menjadi sadar dan menempuh jalan lurus usai semua hartanya habis dan ia jatuh menderita.
Cerpen Sebuah Pengorbanan, memuat soal pengorbanan seorang dai muda yang mengabdi di masyarakat untuk mengajari anak-anak terkait agama. Namun, di tengah pengabdiannya ia mendapat teror dari salah seorang warga. Di sinilah, keikhlasan dan pengabdian diuji dan pertaruhkan.
Sedangkan cerita pendek bertajuk Bu Nyai, menggambarkan tentang wanita pesantren dalam menilai makna cinta, hidup, dan keluarga. Mengulik soal hubungan pria dan wanita, hasrat pribadi kepada lawan jenis, dan perjodohan dalam pandangan orang pesantren.
Dan lain sebagainya.
Membaca cerita-cerita dalam buku kumpulan cerpen ini, kita dapat menemukan banyak pengetahuan, pelajaran, hikmah hidup, sekaligus merasa terhibur. Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Santri Lelana
Penulis: Didik Komaidi
Penerbit: P_Idea, Yogyakarta
Cetakan: I, Februari 2006
Tebal: 144 Halaman
ISBN: 979-3920-17-3
Baca Juga
-
Menkeu Purbaya Ancam Tarik Anggaran Program Makan Gratis jika Penerapannya Tidak Efektif
-
Ferry Irwandi Ungkap Jumlah Orang Hilang pada Tragedi 25 Agustus yang hingga Kini Belum Ditemukan
-
Nadya Almira Dituding Tak Tanggung Jawab Usai Tabrak Orang 13 Tahun yang Lalu
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
Artikel Terkait
-
Rahasia di Balik Keajaiban 'Toko Buku Abadi' Milik Sepasang Lanjut Usia
-
"Maniak Genosida": Putra Penulis Palestina Kecam Biden yang Terlihat Membawa Buku Ayahnya
-
Ulasan Buku From Minus to Plus: Mengubah Keterbatasan Menjadi Kelebihan
-
Panduan Mendidik Anak di Sekolah dalam Buku "Guruku Panutanku"
-
Stop Drama di Kantor! Atasi Konflik Kerja Menggunakan Trik dari Buku 'Komunikasi Bebas Konflik'
Ulasan
-
Serunai Maut II, Perang Terakhir di Pulau Jengka dan Simbol Kejahatan
-
Ulasan Buku Journal of Gratitude: Syukuri Hal Sederhana untuk Hidup Bahagia
-
Serunai Maut: Ketika Mitos, Iman, dan Logika Bertarung di Pulau Jengka
-
Review Film Rest Area: Ketika Singgah Jadi Awal Petaka Maut!
-
Review Film Human Resource: Saat Punya Anak Bukan Lagi Hak Personal
Terkini
-
4 OOTD Syifa Hadju Look Hangout Anti Ribet, Dijamin Stylish!
-
Gebrak Menit Awal, SMAN 21 Makassar Tumbangkan SMAN 4 Bantaeng di ANC 2025
-
Nindyan P. Hangganararas, Kiblat Fashion Hijab Anak Muda Masa Kini!
-
Indonesia vs Arab Saudi: Justin Hubner Urung Kembali Adu Otot dengan "Preman" The Green Falcon
-
Rekor Buruk Laga Tandang Warnai Perjalanan Indonesia di Ronde Keempat Kualifikasi