The Comfort Book adalah buku karya Matt Haig yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2022 dengan 272 halaman.
Menurut saya, The Comfort Book berbeda dari buku pengembangan diri yang lain. Buku ini berisi kumpulan refleksi, kata-kata, dan pemikiran dari Matt Haig. Dia membahas berbagai permasalahan hidup yang sering kita hadapi seperti kecemasan, kesedihan, dan sikap pesimis dengan pendekatan yang sangat lembut dan penuh empati.
Ada banyak kutipan indah dan bijak yang bisa kita renungkan di dalam buku The Comfort Book. Salah satunya, 'Tiada yang lebih kuat daripada sekelumit harapan yang tidak menyerah' yang juga merupakan kutipan favorit saya. Kutipan ini ditulis berulang-ulang oleh Matt Haig sepanjang halaman buku ini.
Kutipan-kutipan Bijak tentang Kehidupan untuk Remaja hingga Dewasa
Buku The Comfort Book ditujukan untuk remaja hingga dewasa. Buku ini sangat tepat untuk mereka yang sedang berjuang melewati masa sulit, karena buku ini menawarkan penghiburan dan juga nasihat dari Matt Haig yang berhasil melewati masa-masa sulitnya.
Salah satu nasihat Matt Haig paling berkesan bagi saya dalam buku The Comfort Book adalah 'Tidak semua buah harus jadi apel. Akan terlalu melelahkan untuk menjalani hidup ini sebagai orang lain. Kalau kita buah delima, jadilah buah delima.'
Pesan yang disampaikan oleh Matt Haig dalam kutipan penuh makna tersebut bahwa kita tidak perlu menjadi seperti orang lain, menjadi diri sendiri itu sudah cukup. Menerima diri sendiri apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan kita.
Ringkasan Buku The Comfort Book
Banyak pelajaran hidup yang paling jelas dan paling menghibur kita pelajari justru pada saat kita berada di titik terendah. Kita baru memikirkan makanan saat kita lapar dan baru memikirkan rakit penyelamat saat kita terlempar ke laut.
Buku ini adalah kumpulan penghiburan yang dipelajari di masa-masa sulit—serta saran untuk membuat hari-hari buruk kita menjadi lebih baik. Mengacu pada pepatah, memoar, dan kehidupan inspirasional orang lain, buku yang meditatif ini merayakan keajaiban hidup yang selalu berubah.
lnilah buku yang bisa kita baca selagi kita membutuhkan kebijaksanaan seorang teman, kenyamanan sebuah pelukan, atau pengingat bahwa harapan datang dari tempat-tempat yang tidak terduga.
Tiada yang lebih kuat daripada harapan kecil yang tak akan menyerah.
Refleksi Perjuangan Matt Haig Melawan Depresi dan Kecemasan dalam Buku The Comfort Book
Sebagai seseorang yang pernah mengidap depresi dan kecemasan, pengalaman pribadi Matt Haig ini sangat memengaruhi buku The Comfort Book. Buku ini merupakan refleksi dari perjalanannya sendiri dalam menghadapi depresi dan kecemasan saat dia berusia pertengahan dua puluhan.
Mengetahui latar belakang penulis dan bukunya, membuat pembaca akan terhubung dengan pesan-pesan dalam buku ini. Terutama bagi mereka yang juga sedang berjuang dengan depresi dan kecemasan, buku The Comfort Book mungkin terasa lebih personal dan relatable.
Menemukan Harapan dan Ketenangan dalam Buku The Comfort Book
Tujuan utama buku The Comfort Book adalah untuk memberikan penghiburan dan harapan kepada pembaca yang sedang berjuang dengan berbagai kesulitan hidup.
Matt Haig menggunakan pengalaman pribadinya, kutipan inspiratif, dan nasihat-nasihat bijak untuk membantu pembaca merasa lebih tenang dan bersemangat dalam masa-masa sulit mereka.
Inilah nasihat bijak dari Matt Haig yang membuat saya pribadi merasa tenang, 'Kita sudah melewati apa pun yang sudah lewat, dan kita akan melewati yang ini pula. Bertahanlah demi menjadi diri kita yang baru'.
Empati di Tengah Buku Pengembangan Diri
Keunikan buku The Comfort Book yang membedakannya dari buku pengembangan diri yang lain adalah gaya penulisan penulis. Matt Haig menulis dengan gaya yang jujur, personal, dan penuh empati. Di sela-sela tulisannya, dia tidak segan untuk berbagi pengalaman pribadinya dengan depresi dan kecemasan, membuat pembaca merasa terhubung dan merasa dipahami.
Buku The Comfort Book tidak hanya memberikan nasihat-nasihat umum tentang mengatasi kesulitan hidup, tetapi menyajikan refleksi pribadi Matt Haig tentang pengalamannya sendiri.
Bacaan yang Hangat dan Positif
Nada buku The Comfort Book bisa digambarkan sebagai hangat, empati, dan menenangkan. Matt Haig menulis dengan gaya yang jujur, membuat pembaca merasa terhubung dengannya. Meskipun membahas topik berat tentang masalah-masalah dalam hidup, namun nada buku ini tetap positif dan memberikan kekuatan kepada pembaca.
Apakah Buku The Comfort Book Tepat untukmu yang Sedang Mengalami Masa Sulit?
Saya merekomendasikan buku The Comfort Book untuk orang-orang yang sedang mencari bacaan yang menenangkan dan inspiratif. Buku ini juga bisa menjadi teman yang baik untuk menemani pembaca yang sedang melewati masa-masa sulit dan membantu mereka menemukan kembali kekuatan dan harapan.
Buku The Comfort Book ditulis untuk dibaca dengan santai dan tidak harus berurutan. Gaya penulisan Matt Haig yang ringan dan penuh empati membuat buku ini mudah dicerna.
Baca Juga
-
Resensi Buku Mengarang Itu Gampang, Sukses Menulis ala Arswendo Atmowiloto
-
Resensi Buku 'Generation Gap(less)', Strategi Komunikasi Lintas Generasi
-
Resensi Buku 'Goodbye, Things', Hidup Bahagia dengan Sedikit Barang
-
Ulasan Memento Pseudo-Daycare, Webtoon Petualangan yang Tak Biasa
-
Review Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring: Belajar Memaknai Duka
Artikel Terkait
-
Ubah Mindset lewat Buku Akses, Informasi, dan Disabilitas
-
Cinta Segitiga dari Sudut Pandang yang Berbeda di Novel Antologi Rasa
-
Ulasan Buku Cape Itu Wajar: Memahami Aspek Kelelahan yang Dirasakan
-
Menggali Potensi Diri Melalui Buku Look Inside Yourself Karya Weda S.
-
Kisah Pencuri Kirim Surat kepada Polisi dalam Buku Persaingan Sang Dukun
Ulasan
-
6 Rekomendasi Desa Wisata di Jogja, Liburan Sekaligus Belajar Budaya Jawa
-
Review Film Birthday, Cerita Luka Mendalam Pasca Tragedi Kapal Sewol
-
Isu Konflik Batin dan Rekayasa Kehidupan Idol di Lagu FIFTY FIFTY Bertajuk Pookie
-
Menyelami Simfoni Cinta Lewat Lagu Oh My Girl Bertajuk Closer
-
Ulasan Lagu Royalty: ENHYPEN Totalitas Tunjukkan Kesetiaan, Bikin Baper!
Terkini
-
7 Rekomendasi Film Horor Terbaik dari tahun 80-an, Sudah Nonton?
-
Mees Hilgers, Laga Kontra Cina dan Performa Buruknya di Timnas Indonesia
-
Harapan Pupus! Ada 2 Alasan Kekalahan MU dari Spurs Kali Ini Terasa Jauh Lebih Menyakitkan
-
Kembang Goyang Luna Maya Patah Detik-Detik Sebelum Akad, Pertanda Apa?
-
Mulai Rp1,4 Juta, Ini Daftar Harga Tiket Konser Doh Kyung-soo di Jakarta