Setiap saat bertebaran kabar dan kejadian yang kita temukan, baik di sekitar maupun lewat media sosial. Kejadian tersebut ada yang meninggalkan kesan getir, empati, geram, hingga ketawa terpingkal-pingkal. Kesemuanya mampu memberikan warna yang beragam dalam setiap sendi kehidupan kita.
Dalam buku Persaingan Sang Dukun memuat aneka kejadian ringan yang lucu, menggelitik, menarik, juga pasti menghibur. Aneka cerita unik dan super aneh itu pernah dilahirkan oleh salah satu majalah nasional melalui rubrik Indonesiana.
Cerita-cerita aneh yang tidak terbayangkan itu, ditemukan oleh wartawan majalah tersebut di belahan bumi Nusantara. Lalu disajikan lewat rubrik Indonesiana sejak edisi 30 Januari 1982 dengan gaya tulisan ringan, jenaka, ringkas, dan padat. Kejadian-kejadian itu berupa penipuan, pencurian, perselingkuhan, kawin-cerai, pelacuran, dan lain-lain.
Salah satu kisah unik yang tersaji dalam rubrik Indonesiana yang kemudian dihimpun menjadi satu dalam buku Persaingan Sang Dukun tersebut, berjudul Maling yang Ramah, diterbitkan pada 30 Januari 1982.
Menceritakan tentang kantor pos Desa Banyuajuh, Kamal, Bangkalan yang kebobolan. Pencurinya tidak mengambil apa-apa. Cuma meninggalkan surat yang ditujukan kepada polisi, yang diawali dengan permintaan maaf.
Kisah lengkapnya, awal Januari 1982, Kantor Pos desa Banyuajuh, kecamatan Kamal, kabupaten Bangkalan Madura dirusak oleh pencuri yang masuk lewat pintu belakang. Pencuri tersebut mengobrak-abrik isi kantor tanpa membawa pulang satu barang pun.
Si maling malah meninggalkan surat yang ditujukan kepada polisi setempat. Berikut isi surat tersebut:
"Bapak Polisi, jangan gampang memukul orang dan jangan gampang mistol (menembak) maling. Kalau ada maling, itu saudaranya Bapak sendiri."
Entah apa maksud si maling, namun rupanya agar polisi tidak marah, pencuri tersebut mengawali suratnya dengan minta maaf.
"Kami minta maaf sebelumnya kepada Bapak Polisi, jangan sampai tersinggung." (Halaman 11).
Selain berita itu, pada 13 Maret 1982 rubrik Indonesiana juga pernah menampilkan cerita bertajuk Persaingan Sang Dukun yang kemudian dinobatkan menjadi judul utama buku ini. Berita tersebut mengisahkan seorang dukun bernama Suparno yang didera sakit hati karena ulah teman seprofesinya, dukun Sumardjo, keduanya tinggal di Kudus. Puncak persaingan antara kedua dukun itu, berakhir dengan terbunuhnya Sumardjo oleh Suparno.
Pelanggaran kode etik perdukunan ternyata berakibat fatal. Itu terbukti di Kudus, Jawa Tengah. Awal cerita bermula dari dukun Suparno di desa Pasuruhan Kidul, kecamatan Jati, Kudus, yang sakit hati sebab ulah dukun Sumardjo.
Lewat ilmu yang dimiliki, dukun Sumardjo merusak ilmu dukun Suparno, bahkan menyakiti istrinya secara diam-diam. Tindakan dukun Sumardjo yang berusia 45 tahun itu dianggap kelewatan oleh dukun Suparno. Ia memecahkan kendi alat praktik milik dukun Suparno. Padahal, kendi wasiat itu merupakan pemberian gurunya.
Untuk membereskan masalah tersebut, Suparno bertekad menghajar Sumardjo. Waktu itu, kesempatan ia peroleh pada awal Januari 1982. Sumardjo, 55 tahun, yang seharian praktik dengan pasien yang melimpah, baru sempat memandikan tiga ekor kerbaunya di sungai pada malam hari.
Sepulangnya dari memandikan tiga ekor kerbau itu, Suparno mencegat. Dengan sebilah celurit, ia menghantam Sumardjo berkali-kali. Korban sempat berteriak "maling... maling" sebelum terkapar dan ditinggalkan oleh Suparno.
Para tetangga yang mendengar teriakan Sumardjo, seketika berhamburan keluar, termasuk Suparno yang juga pura-pura kaget. Suparno bahkan ikut menggotong tubuh Sumardjo untuk dibawa ke rumah sakit. Esok harinya, Sumardjo meninggal dunia.
Untuk menutupi ulahnya itu, Suparno ikut sibuk. Ia mondar-mandir ke berbagai radio swasta, memberitahu kematian Sumardjo. Hal ini menimbulkan rasa heran bagi para tetangga, karena biasanya kedua dukun tersebut tidak akur. Kecurigaan itu tercium oleh pihak polisi. Suparno akhirnya diringkus dan mengaku perbuatannya.
Dan masih banyak lagi cerita-cerita ringan lainnya di dalam buku ini yang membuat pembaca terpingkal-pingkal. Cerita-cerita yang bersumber dari rubrik Indonesiana itu, tetap sesuai dengan kondisi sekarang, karena latar belakang dan motifnya tetap sama.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Persaingan Sang Dukun
Penyusun: Pusat Data dan Analisa Tempo
Penerbit: Tempo Publishing
Cetakan: I, 2019
Tebal: 101 Halaman
ISBN: 978-623-207-822-2
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Si Markum dan Kisah-Kisah Peneguh Iman, Kumpulan Cerita Sarat Pesan Moral dan Kritik Sosial
-
Penyebab Korupsi dalam Buku Menguak Sejarah dan Budaya KKN di Indonesia
-
Kisah-Kisah Unik dari Gubuk Pesantren dalam Kumpulan Cerpen 'Santri Lelana'
-
Ulasan Buku Senangnya Bisa Berhemat, Berbagi Rezeki dari Sisa Uang Jajan
-
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan dalam Novel Cahaya Surga di Matanya
Artikel Terkait
-
Antara Cinta dan Pengkhianatan: Pelajaran Hidup dari Novel Layangan Putus
-
Panduan Mengambil Keputusan yang Tepat dari Buku Seni Menentukan Pilihan
-
Ulasan Buku Almost Adulting: Menyikapi Tantangan pada Kehidupan Muda
-
Ulasan Buku Ingatlah untuk Bercermin, Kisah Inspiratif tentang Keluarga
-
Ulasan Buku Let Me Give You a Hug: Menciptakan Rumah yang Sesungguhnya
Ulasan
-
Antara Cinta dan Pengkhianatan: Pelajaran Hidup dari Novel Layangan Putus
-
Mengungkap Seni Ekspresionisme Indonesia melalui Karya Affandi
-
Menjejak Khatulistiwa: Pesona Tugu Equator di Lipat Kain, Kampar
-
Panduan Mengambil Keputusan yang Tepat dari Buku Seni Menentukan Pilihan
-
Ulasan Buku Almost Adulting: Menyikapi Tantangan pada Kehidupan Muda
Terkini
-
Giselle Ungkap SM Entertaiment Sulit Menerima Lagu yang Ditulis Member aespa
-
Uji Coba Hadapi Bali United, Marselino Ferdinan Cetak Gol untuk Timnas Indonesia
-
POTADS DIY: Orang Tua dan Anak dengan Down Syndrome yang Aktif serta Kreatif
-
Drama Korea Bad Prosecutor: Jaksa Nakal yang Membawa Keadilan dengan Cara Unik
-
Maju Calon Ketua PWI Mojokerto, Andy Yuwono: Semoga Konfercab Berjalan Adil dan Bermartabat