Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | idra Fania
Cover Buku Luka Kata. (goodreads.com)

Candra Malik, sastrawan yang terkenal dengan liriknya yang tajam dan resonansi emosinya yang dalam, kembali melahirkan sebuah mahakarya menawan yang menyentuh hati pembacanya.

“Kata-kata Terluka”, kumpulan puisinya, membawa kita pada perjalanan emosional yang mengeksplorasi rasa sakit sekaligus memberikan harapan.

Dalam karyanya ini, Candra mengajak kita untuk menyadari bahwa luka adalah bagian hidup yang tidak terpisahkan, yang tidak hanya harus diterima, tapi juga dicintai.

Luka sebagai Jendela Emosi

Saat membaca Kata Luka, Anda akan segera menyadari bahwa setiap bait puisi mengajak pembaca ke dalam ruang refleksi pribadi.

Candra menggambarkan luka bukan sebagai sesuatu yang harus dihindari, namun sebagai sarana untuk mengeksplorasi emosi secara mendalam.

Dalam puisinya, luka mewakili lebih dari sekadar rasa sakit; mereka juga menggambarkan bagaimana kita dapat berkembang dari pengalaman kita.

Misalnya, beberapa puisi mengangkat tema kehilangan, entah itu kehilangan orang yang dicintai atau kehilangan sebagian dari diri sendiri.

Dengan bahasa yang puitis dan metafora yang kuat, ia menangkap perasaan ini seperti hujan yang terus turun namun pada akhirnya menyehatkan bumi. Ini bukan sekadar kisah kesedihan; itu adalah ajakan untuk memandang luka sebagai elemen yang memperkaya jiwa.

Keindahan Kata yang Sederhana namun Mendalam

Gaya penulisan Candra Malik dalam Luka Kata memadukan kesederhanaan dengan makna yang mendalam. Dia menghindari penggunaan kata-kata yang rumit, namun dia secara efektif menyampaikan pesan yang sangat menyentuh hati.

Dalam banyak puisinya, kita menemukan analogi unik yang menawarkan perspektif segar. Misalnya, salah satu puisinya mengibaratkan luka seperti cermin retak yang masih memantulkan cahaya.

Simbolisme ini menggambarkan bahwa meski kita merasa hancur, kita tetap bisa bersinar untuk orang lain. Kekuatan terbesar Word Wounds terletak pada kemampuannya menyentuh pembaca pada tingkat yang sangat pribadi, seolah-olah berbicara langsung kepada jiwa yang mencari kesembuhan.

Memeluk Luka dengan Penerimaan

Salah satu gagasan paling kuat yang disajikan dalam buku ini adalah konsep penerimaan. Melalui puisinya, Candra menegaskan bahwa luka tidak selalu perlu dihapus atau dilupakan.

Sebaliknya, beliau mendorong kita untuk menerima luka-luka ini dan memandangnya sebagai bagian integral dari identitas kita. Dalam pandangan Candra, penerimaan adalah langkah awal menuju kedamaian batin.

Pembaca mungkin akan menemukan momen-momen yang sejalan dengan apa yang dipaparkan Candra. Hubungan ini muncul karena puisinya tidak hanya membahas kepedihan pribadi tetapi juga kepedihan kolektif—kepedihan yang mungkin dirasakan masyarakat luas.

Misalnya saja mengeksplorasi perasaan kehilangan terkait budaya, nilai-nilai, atau bahkan rasa kebersamaan di dunia yang semakin terfragmentasi.

Menghadirkan Harapan dalam Kegelapan

Meski bertajuk “Luka Kata-kata”, buku ini lebih dari sekadar kesedihan. Nyatanya, Candra menjalin harapan dalam setiap puisinya.

Seolah-olah dia memberi tahu kita bahwa meskipun kita terluka, masih ada cara untuk menemukan pencerahan. Harapan ini tidaklah naif; sebaliknya, hal ini muncul dari proses penerimaan dan refleksi yang mendalam.

Salah satu bagian yang paling mengharukan adalah bagaimana ia menonjolkan kekuatan cinta dan kebersamaan sebagai sarana penyembuhan luka.

Melalui puisinya, ia memberikan gambaran bahwa kita tidak harus menghadapi rasa sakit sendirian. Dalam berhubungan dengan orang lain, kita dapat mengungkapkan kekuatan yang sebelumnya tersembunyi.

Mengapa Luka Kata Relevan?

Kata Luka sangat relevan dengan kehidupan modern, tekanan kehidupan sehari-hari, kehilangan, dan perasaan kesepian sering kali saling terkait.

Candra Malik memberikan perspektif yang menyegarkan, mengingatkan kita bahwa pengalaman-pengalaman tersebut adalah bagian alami dari perjalanan hidup kita.

Dengan pendekatannya yang jujur namun penuh empati, buku ini dapat menjadi pendamping bagi siapa saja yang ingin memahami dan menerima luka-lukanya.

Bagi pencinta sastra, Luka Kata lebih dari sekedar kumpulan puisi. Ini adalah karya yang mengundang refleksi diri sekaligus menawarkan inspirasi. Ucapan Candra Malik tidak hanya menggambarkan emosi tetapi juga memudahkan penyembuhan.

Kesimpulan: Luka yang Indah

Kata Luka berfungsi sebagai pengingat bahwa luka adalah bagian alami dari kehidupan dan tidak perlu ditakuti. Di dalam setiap tulang yang patah, ada peluang untuk kecantikan dan pertumbuhan.

Dengan sentuhan puitis, Candra Malik menciptakan sebuah karya yang tidak hanya menarik secara visual namun juga sangat emosional.

Buku ini mendorong kita untuk melihat luka kita dari sudut pandang baru, mengenali luka tersebut sebagai pengalaman bermakna yang dapat memberdayakan kita untuk menjadi individu yang lebih kuat.

Jika Anda mencari bacaan yang tidak hanya merangsang pikiran tapi juga menyentuh hati, Luka Kata adalah pilihan yang tepat. Sekali lagi Candra Malik menunjukkan bahwa kata-kata mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan luka yang paling dalam sekalipun.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

idra Fania