Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Miracle Syalomitha Urbinas
Toko Sarisa Merapi di Kemiri Purwobinangun Pakem Sleman Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Dok. pribadi/Miracle Syalomitha)

Sarisa Merapi merupakan sebuah Perseroan Terbatas Olahan Salak, yang berdiri sejak tahun 2016. Nama Sarisa Merapi memiliki arti yaitu Sari Salak dari Lereng Merapi, sebab letaknya yang di lereng Merapi tepatnya di Kemiri Purwobinangun Pakem Sleman Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan lokasi, komoditas unggulan di kabupaten Sleman adalah Salak. Rini Handayani adalah sosok dari terciptanya Sarisa Merapi. Awal Sarisa Merapi terbentuk adalah dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemiri Edum, Rini merupakan salah satu anggota KWT tersebut.

Sejarah Berdirinya Sarisa Merapi

Foto Bersama Ibu Rini Handayani selaku Pendiri Sarisa Merapi, dan Pak Puguh Manager Sarisa Merapi (Sumber: Dokumentasi pribadi/Miracle Syalomitha)

Pada 2016, harga Salak menurun drastis. Dilansir dari Harianjogja.com, harga harga salak yang biasanya Rp.5.000/Kilo turun hingga mencapai harga Rp.800/Kilo, hal tersebut merugikan para petani salak di lereng Merapi. Diketahui juga bahwa masyarakat miskin di daerah Sleman mayoritasnya adalah petani. Selain itu, minimnya inovasi olahan turunan buah salak.

Melihat hal itu Rini Handayani, berinovasi untuk mengolah salak agar dapat terjual, dimulai dari membuat manisan salak. Dengan begitu, hasil tani salak dari para petani bisa terjual sehingga tidak merugi. Sarisa juga ingin memberikan peluang pekerjaan untuk masyarakat sekitar.

Masyarakat turut ikut serta dalam produksi Sarisa Merapi, seperti mengupas dan memotong salak yang nantinya akan diolah. Akhirnya yang tadinya berawal dari KWT mulailah dibentuk sebuah brand dengan nama Sarisa Merapi.  Hingga saat ini produksi Sarisa Merapi, tetap menggunakan salak dari petani sekitar dan dengan bantuan sumber daya manusia dari masyarakat sekitar. 

Sejak saat itu akhirnya mulai terus berkembang. Sampai saat ini, Sarisa Merapi sudah menghasilkan total 21 produk olahan salak, dan produknya ada di 157 toko oleh-oleh di Yogyakarta. Dalam strategi pemasaran Sarisa Merapi juga mengikuti perkembangan zaman di era digital.

Tidak hanya secara offline, namun Sarisa juga mempromosikan produknya secara online melalui media sosial Instagram di @sarisamerapi.co. Sarisa Merapi juga terus menjaga kualitas produk mereka. Tidak hanya itu, tetapi juga memenuhi legalitas usaha dari pemerintah, sehingga produk Sarisa Merapi sudah terjamin kualitasnya.

Berbeda dengan UMKM lainnya, Sarisa Merapi juga seringkali mengundang tamu untuk datang berkunjung ke rumah produksi mereka, sebagai bentuk promosi dan juga memperkenalkan produk olahan Salak Pondoh dari Sleman, kepada tamu-tamu dari dalam, maupun luar daerah Yogyakarta. Untuk UMKM dengan bahan baku salak juga terbilang masih sedikit sehingga Sarisa Merapi memiliki keistimewaan tersendirinya.

Menurut Rini Handayani sebagai pendiri Sarisa Merapi, momen paling berkesan dalam menjalani usaha ini adalah saat Sarisa Merapi bisa berbagi dan merasa dibutuhkan oleh masyarakat sekitar dan juga melibatkan masyarakat dalam produksinya. Sampai di titik ini Sarisa Merapi akan terus menciptakan inovasi baru dan menjaga kualitas produk yang sudah ada.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Miracle Syalomitha Urbinas

Baca Juga