"Sisi Tergelap Surga" karya Brian Krishna, mengajak pembaca untuk melihat kehidupan di Jakarta dari sudut pandang yang sering terabaikan.
Melalui cerita ini, kita diajak untuk mengenal lebih dekat mereka yang hidup di pinggiran kota, seperti pemulung, pengamen, hingga pekerja seks komersial, yang berjuang setiap hari untuk bertahan hidup.
Kekuatan novel ini terletak pada kemampuannya menggambarkan sisi gelap ibu kota yang jarang tersentuh oleh mata umum, namun penuh dengan cerita kehidupan yang patut diperhatikan.
Novel ini menyajikan kisah dari 18 karakter yang masing-masing memiliki perjuangannya sendiri. Mereka bukan sekadar figur yang terpinggirkan, tetapi manusia dengan harapan, impian, dan keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
Meskipun sering kali dianggap remeh atau tidak penting oleh sebagian besar orang, mereka memiliki kisah yang patut didengar, penuh dengan tantangan dan keberanian yang luar biasa. Dalam keterbatasan mereka, masih ada ruang untuk bertahan, bahkan untuk bermimpi.
Sebagai pembaca, saya merasa terhubung dengan perjalanan hidup para tokoh. Mereka tidak hanya digambarkan sebagai korban dari kondisi sosial, tetapi juga sebagai individu yang terus berjuang meski keadaan tak selalu berpihak.
Kehidupan yang mereka jalani penuh dengan keputusasaan, namun tetap ada kekuatan untuk terus berusaha, untuk menemukan cahaya di tengah kegelapan.
Brian Khrisna benar-benar pandai menyoroti ketidakadilan sosial yang ada, namun dengan cara yang manusiawi. Dalam kisah ini, bukan hanya penderitaan yang ditunjukkan, tetapi juga kekuatan manusia untuk bertahan.
Meskipun banyak yang hidup dalam kekurangan, mereka tetap mencari makna dalam kehidupan mereka. Buku ini juga memberi kita pesan moral yang kuat: meskipun dunia sering kali tampak kejam, selalu ada harapan dan ruang untuk perubahan.
Secara keseluruhan, "Sisi Tergelap Surga" adalah sebuah novel yang menggugah perasaan. Kisah-kisah dalam buku ini mengingatkan kita untuk tidak melupakan mereka yang hidup di luar pandangan umum.
Ini adalah novel tentang perjuangan, keberanian, dan, yang terpenting, tentang kemanusiaan. Brian Khrisna berhasil menanamkan pemahaman bahwa setiap kehidupan, tidak peduli seberat apapun itu, selalu memiliki nilai yang tak ternilai.
Baca Juga
-
Ketika Pekerjaan Sulit Dicari, tapi Janji Politik Mudah Diberi
-
Review Novel 'Kotak Pandora': Saat Hidup Hanya soal Bertahan
-
Review Novel 'Totto-chan': Bukan Sekolah Biasa, Tapi Rumah Kedua Anak-anak
-
Benarkah 'Kerja Apa Aja yang Penting Halal' Tak Lagi Relevan?
-
Review Novel 'Jane Eyre': Ketika Perempuan Bicara soal Harga Diri
Artikel Terkait
Ulasan
-
Five Cities Four Women: Saat Para Penyedia Jasa Teman Kencan Butuh Dekapan
-
The Divorce Insurance: Drama Satir Lee Dong Wook Soal Cinta dan Perceraian
-
Review Way Back Love: Romansa Fantasi tentang Berdamai dengan Masa Lalu
-
James Arthur Tak Mau Ditinggal Sang Kekasih dalam Lagu Say You Wont Let Go
-
Wisata Kebun Gowa, Tempat Liburan Affordable Cocok untuk Wisata Keluarga
Terkini
-
Hugh Jackman Buka Suara soal Kemunculan Wolverine di Avengers: Doomsday
-
Bojan Hodak Perpanjang Kontrak usai Persib Back to Back Juara? Cek Faktanya!
-
Membaca Tak Harus Buku, Saatnya Menggeser Perspektif Literasi yang Kaku
-
Sinopsis Youthful Glory, Drama China Baru Song Wei Long dan Bao Shangen
-
Berhenti Produksi, Serial The Wheel of Time Resmi Tutup Kisah di Season 3