Tidak pernah terbayang sebelumnya bagaimana perempuan pribumi hidup di masa pemerintahan Hindia-Belanda, sebelum akhirnya membaca buku karya Dido Michielsen ini.
Lebih Putih Dariku merupakan novel yang diterbitkan dalam bahasa Belanda. Novel bergenre sejarah ini akan membawa kita memahami sisi lain kehidupan perempuan pada masa pendudukan Belanda.
Buku ini mengisahkan kehidupan Isah, putri pembatik keraton sekaligus anak selir bupati yang tidak diakui. latar belakangnya bagai warna abu-abu.
Isah jelas berbeda dari masyarakat luar keraton, tetapi kedudukannya di keraton juga berada pada posisi yang rendah.
Isah bercita-cita memiliki kehidupan yang bebas, sehingga ia memutuskan menjadi nyai seorang perwira Belanda.
Hal yang menarik dari buku ini adalah kita akan lebih dulu dibawa untuk memahami kehidupan Isah selama tinggal di lingkungan keraton.
Tidak heran di awal pengkisahannya, praktis terlihat bagaimana sistem feodal menghiasi kehidupan sosial masyarakat Jawa, terutama Yogyakarta saat itu.
Aturan keraton yang mengikat membuat Isah merasa hidupanya bagai dalam kurungan. Isah akhirnya memutuskan untuk mencari kebebasan atas hidupnya sendiri.
Keputusan ini membawa Isah keluar dari lingkungan keraton dan memulai hidup baru sebagai nyai perwira Belanda, bernama Grey.
Sayangnya, keputusan menjadi nyai bukanlah jalan yang sepenuhnya benar. Bagai keluar mulut, lalu masuk ke kandang buaya.
Begitulah kehidupan Isah pasca menjadi nyai, seorang pembantu rumah tangga sekaligus istri simpanan yang tidak sah atau gundik.
Sosoknya sebagai pembantu rumah tangga dan gundik, justru membawa catatan panjang bagi nasib nyai di masa depan.
Dalam novel ini, diceritakan pula bagaimana para nyai diharamkan untuk memiliki anak karena akan merepotkan di kemudian hari.
Meski ada nyai yang akhirnya diperistri secara sah, sehingga anak-anak mereka mendapat pengakuan resmi di mata hukum.
Banyak pula nyai yang berakhir menyedihkan, termasuk Isah.
Di akhir kisahnya, kita akan diperlihatkan realitas sehingguhnya dari kepedihan.
Setelah tuannya menikah dengan kekasih aslinya di Belanda, Isah akhirnya kehilangan semuanya.
Ia kehilangan anak, kebebasan yang didambakan, dan kehilangan dirinya sendiri.
Kisah tentang nyai hampir luput dari pengetahuan sejarah Indonesia.
Padahal, mereka adalah bagian dari perjalanan panjang perempuan-perempuan Indonesia.
Dido Michielsen berhasil merangkai kisah bertema sejarah ini dengan apik dan Martha Dwi Susilowati berhasil menerjemahkan kisah Isah dengan sangat baik.
Oleh sebab itu, tanpa sadar kita akan makin larut dalam cerita tiap kali membaca lembar demi lembar novel ini.
Dari segi plot, novel ini mengisahkan tentang kehidupan yang berjalan terus ke depan.
Cerita Isah dikisahkan dengan kronologi yang urut sehingga pembaca mampu melihat gambaran kehidupan masa lalu dengan jelas.
Sementara itu, kita tidak akan menyadari bahwa Lebih Putih Dariku adalah novel terjemahan karena bahasa Indonesia yang digunakan sangat alus dan tidak kaku.
Indetitas Buku
Judul: Lebih Putih Dariku
Penulis: Dido Michielsen
Penerjemah: Martha Dwi Susilowati
Penerbit: Marjin Kiri
Cetakan pertama: Juni 2022
Tebal Buku: 288 halaman
Baca Juga
-
Ulasan Komik Nyai Anteh: Cerita Rakyat Bergaya Modern dan Sarat Pesan Moral
-
Ulasan Buku A Starry Journal: Catatan Harian agar Fokus Meraih Impian
-
Potret Isu Patriarki dan Bias Gender yang Diangkat dalam Drama China Reborn
-
Cerita Remaja dan Kuliner Khas Betawi Berpadu dalam Novel Delicious Lips
-
Buku Anak Jadi Solusi Segar ketika Reading Slump Menyerang
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Brick: Dinding Misterius yang Menutupi Akses Hidup Manusia
-
The Old Woman with the Knife, Film Laga Solid dengan Karakter yang Impresif
-
4 Spot Foto Bunga-Bunga Cantik di Batu yang Instagramable dan Bikin Betah!
-
Ulasan Novel How to Slay at Work: Rahasia Kelam Bos yang Terlihat Sempurna
-
Review Film Marcello Mio: Anak yang Hidup di Bawah Bayang-Bayang Sang Ayah
Terkini
-
Yogyakarta Gamelan Festival Ke-30: Festival Musik, Seni dan Anak Muda, dengan Spirit Gamelan
-
Setelah Jepang, Novel Hujan Karya Tere Liye Hadir Versi Bahasa Inggris!
-
Onimusha: Way of the Sword, Kebangkitan Epik Setelah Dua Dekade Vakum
-
4 HP dengan Sensor Kamera SONY Mulai 3 Jutaan, Hasil Foto Bening Maksimal!
-
Olivia Rodrigo dan Louis Patridge Ajak Fans Donasi Palestina di Instagram