Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Bahaiyathul Muslimah
Tears for Fears (Instagram/@tearsforfearsmusic)

Everybody Wants to Rule the World” adalah lagu dari album Songs from the Big Chair yang rilis di tahun 1985, dan memiliki genre new wave dan synth-pop yang populer di tahun 80-an. Dibawakan oleh band asal Inggris, Tears for Fears, yang beranggotakan Curt Smith dan Roland Orzabal, lagu ini berhasil memuncaki peringkat di Hot Billboard 100 Amerika Serikat dan bertahan selama enam minggu di lima besar Inggris. Lagu “Everybody Wants to Rule the World” berhasil mengharumkan nama Tears for Fears dan membuatnya dikenal oleh banyak orang di dunia.

Irama Khas Tahun 1980-an

Tempo lagu ini terbilang stabil dan sederhana sekitar 112 BPM, dipadukan dengan sentuhan irama dari gitar elektrik dan keyboard synth khas tahun 80-an, membuat lagu ini cocok untuk didengarkan saat sedang bersantai atau beraktivitas.

Digarap saat era Perang Dingin

“Everybody Wants to Rule the World” dirilis pada tahun 1985, di mana Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet sedang berlangsung. Mengutip dari American Songwriter, hal ini disampaikan langsung oleh salah satu anggota band tersebut, Curt Smith. 

“Saya selalu memikirkan lagu-lagu ini, setelah saya mendengarkannya kembali, sama memilukan nya dengan lagu-lagu sebelum nya. Namun di tujukan kepada orang-orang yang berbeda, dengan wilayah yang berbeda pula,” terang Smith kepada Yahoo! pada tahun 2017.

“Dulu ketika kami menggarap Songs From the Big Chair dan "Everybody Wants to Rule the World", kami benar-benar membahas Perang Dingin,” tambahnya. “Namun saat itu yang menjadi perhatian adalah AS dan Rusia, dan sekarang yang menjadi perhatian adalah AS dan Korea, saya pikir itu hal yang menarik.”

Hal ini juga tertuang dalam sepenggal lirik berbunyi “There’s a room where the light won’t find you” yang memberikan kiasan tentang perang nuklir, serta “Holding hands while the walls come tumbling down”, yang menggambarkan ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada saat lagu tersebut dirilis.

Ironi Kehidupan dan Kritik Sosial

Dari judul lagunya yang cukup panjang namun to the point ini, kita dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa lagu ini mengisahkan tentang salah satu hasrat manusia yang ingin memegang kekuasaan kemudian mengendalikan seluruh dunia dengan kekuasaan tersebut.

Pada dasarnya, ingin berkuasa merupakan hasrat alami manusia. Kepuasan dan kebebasan yang tercipta adalah hasil dari hasrat tersebut yang mempunyai efek ‘memanjakan’, yang lama-kelamaan membuat manusia bertindak semena-mena tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang-orang tak berdosa yang bahkan tidak berkesempatan memegang kekuasaan apapun.

Secara lirik, “Everybody Wants To Rule The World” mengeksplorasi tema kekuasaan, ambisi, kontrol, dan kerentanan manusia. Kontras yang signifikan antara instrumental yang upbeat dengan lirik dari Roland Orzabal dan Curt Smith, yang berbicara tentang era Perang Dingin yang mereka rasakan melalui refleksi tentang keinginan manusia yang tiada henti-henti nya ingin mengontrol. 

Ketika masuk ke verse lagu, kita langsung disambut dengan lirik yang menggambarkan ironi bahwa kita sebagai rakyat biasa yang terlempar ke dunia yang tidak diinginkan serta menunjukkan hilangnya kebebasan dalam dunia yang didominasi oleh kekuatan eksternal, dibuka dengan “Welcome to your life / There’s no turning back”.

Masuk ke bagian chorus pertama, “Acting on your best behaviour / Turn your back on mother nature”, berisi kritik terhadap perilaku manusia yang cenderung mengabaikan prinsip atau nilai-nilai alami mereka dalam mengejar kekuasaan. Perumpamaan “mother nature” ("Ibu Pertiwi" dalam bahasa Indonesia) menyoroti nilai-nilai alami yang mulai mengalami kerusakan akibat sifat manusia yang tamak terhadap kekuasaan.

Chorus selanjutnya berbunyi “It’s my own design / It’s my own remorse”, mencerminkan sebab dan akibat terhadap sifat manusia yang terlalu berambisi mengejar keinginannya tapi berakhir penyesalan. 

Help me make the most of freedom and of pleasure / Nothing ever lasts forever / Everybody wants to rule the world

So glad we’ve almost made it / So sad they had to fade it / Everybody wants to rule the world

Di chorus selanjutnya, terselubung sentimen carpe diem namun dengan nada yang lebih gelap. Di satu sisi terdapat pengakuan bahwa kekuasaan atau bahkan kehidupan itu sendiri bersifat sementara dan tidaklah abadi.

Realita pedih bercampur ironi yang disampaikan Tears for Fears dalam bait tersebut memperingatkan bahwa sebesar apapun ambisi manusia untuk menguasai dunia, hal tersebut tidak akan bertahan lama atau bahkan tidak akan tercapai sama sekali.

Secara keseluruhan, “Everybody Wants to Rule The World” merupakan lagu kebangsaan yang kuat untuk melawan sifat keserakahan dan haus kekuasaan di dunia, serta refleksi tentang hubungan manusia yang kompleks dengan kekuasaan. Lirik yang sederhana namun memiliki pesan yang dalam dan menggugah pikiran, kemudian dipadukan dengan gaya new wave dan pop rock khas tahun 1980-an, menciptakan irama yang easy-listening namun tetap kompleks dalam susunan nya, yang membuat lagu ini tidak lekang oleh waktu.

Bahaiyathul Muslimah

Baca Juga