'Menjadi Dewasa Tanpa Tahu Apa-Apa' karya Ulnyangyi adalah buku self-improvement berbentuk esai yang mengisahkan pengalaman hidup penulis dalam menghadapi fase dewasa.
Buku ini terbagi dalam empat bagian. Dua bagian pertama membahas pengalaman menjadi dewasa, sementara dua bagian terakhir menyoroti hubungan antar manusia, khususnya dengan pasangan.
Buku ini menggambarkan betapa sulitnya fase dewasa, di mana tanggung jawab, kegagalan, dan kesepian menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Banyak luka yang terus bertambah seiring berjalannya waktu, hingga hal-hal kecil sekalipun bisa memicu kesedihan.
Dalam buku ini, penulis menggambarkan dengan jujur bahwa menjadi dewasa tidak berarti harus tahu segalanya atau selalu kuat. Kebebasan yang dulu diidamkan ternyata datang bersama tanggung jawab yang berat.
Membaca buku ini sangat menyentuh, karena isinya terasa sangat relatable dengan kehidupan sekarang. Ulnyangyi memvalidasi perasaan pembaca yang mungkin merasa lelah, gagal, atau kehilangan arah dalam hidup ketika menginjak di usia dewasa.
Buku ini juga mengajarkan bahwa tidak apa-apa untuk merasa lemah, menangis, atau belum tahu tujuan hidup. Proses dewasa adalah pembelajaran melalui trial and error.
Dari hal tersebut sekiranya bisa membuka fikiran pembaca untuk tidak terlalu suntuk memikirkan masalah yang dihadapi. Karena memang seiring bertambah dewasa, masalah tentu akan selalu datang. Namun, hal tersebut justru menjadi kekuatan dan mendewasakan kita.
Tidak hanya itu, isu yang diangkat dalam buku ini juga sangat relevan, seperti struggle dalam pekerjaan, insecurity, ketakutan terhadap kegagalan, standar kebahagiaan, dan hubungan dengan teman atau pasangan.
Ditambah dengan ilustrasi menarik dan terjemahan yang mengalir, sehingga buku ini terasa ringan namun bermakna mendalam ketika dibaca.
'Menjadi Dewasa Tanpa Tahu Apa-Apa' menjadi teman yang mengingatkan bahwa kita tidak sendirian. Buku ini merangkul sisi anak kecil dalam diri orang dewasa, memberi pesan bahwa tidak apa-apa untuk jatuh, gagal, atau merasa lelah.
Dewasa bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan penuh pembelajaran. Cocok untuk siapa saja yang sedang mencari penghiburan dan pengingat bahwa semua akan baik-baik saja.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Buku The Productive Muslim: Menggabungkan Iman dalam Produktivitas Muslim
-
Ulasan Buku Dont Be Sad, Motivasi Islami yang Menenangkan Jiwa
-
Menemukan Bahagia di Tengah Hidup yang Kacau dalam Buku How To B Happy
-
Isu Mental Health dalam Buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa
-
3 Rekomendasi Buku Islam Anak, Kisah Menyentuh dan Ilustrasi yang Menarik
Artikel Terkait
-
Drama Korea Selatan Memanas: Presiden yang Dimazulkan Yoon Suk Yeol Dikepung, Warga Tuntut Penangkapan!
-
Amerika Serikat Soroti Serius Kasus Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol
-
4 Rekomendasi Novel Klasik Indonesia yang Wajib Dibaca Sekali Seumur Hidup
-
Belajar dengan Suasana Bebas dalam Novel Sekolahku Bukan Sekolah
-
Hear Me: Our Summer, Kisah Cinta dengan Bahasa Isyarat Akan Tayang di Indonesia
Ulasan
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
-
Review Film Menjelang Magrib 2: Cerita Pemasungan yang Bikin Hati Teriris
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
Terkini
-
Sinopsis Film Horor Getih Ireng: Teror Santet yang Bikin Merinding!
-
Kualifikasi AFC U-23 dan 2 Kaki Timnas Indonesia yang Berdiri Saling Menjauhkan
-
Anchor Bikin Candu: Posisi Idaman dalam Futsal
-
Liburan ala Gen Z di Jogja: 6 Spot Hits yang Wajib Masuk Itinerary
-
Pembongkaran Parkiran Abu Bakar Ali: Antara Penataan Malioboro dan Nasib Masyarakat