Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Rosetiara Sahara
Dirty Angels (IMDb)

Dirty Angels adalah film thriller aksi yang disutradarai oleh Martin Campbell, dengan naskah yang ditulis bersama Jonas McCord.

Berlatar di Afghanistan dengan konflik antara ISIS dan Taliban, film ini dibintangi oleh Eva Green, Maria, Bakalova, Ruby Rose, Jojo T. Gibb, Rona-Lee Shimon, George Iskandar, Emily Bruni, hingga Aziz Capckurt.

Sinopsis

Ceritanya dimulai ketika Jake (Eva Green), seorang tentara wanita Amerika Serikat, dan timnya yang gagal menjalankan sebuah misi penting.

Dalam kekacauan tersebut, Jake tertangkap oleh sekelompok militan yang dipimpin oleh Amir (George Iskandar). Jake mengalami siksaan brutal dan nyaris kehilangan nyawa saat dirajam.

Akan tetapi keberuntungan masih berpihak pada Jake, ketika bantuan dari Tim Militer Amerika datang tepat waktu. Namun hanya Jake yang berhasil diselamatkan, sementara timnya yang lain tewas.

Beberapa bulan kemudian, Amir dan kelompoknya melakukan serangan brutal lainnya. Kali ini, ia menyerang sebuah sekolah khusus perempuan di Pakistan dan menculik sebagian besar muridnya, termasuk seorang gadis yang merupakan putri dari mantan menteri Pakistan.

Amir menuntut tebusan jutaan dolar dari pemerintah Amerika, tetapi tuntutan ini ditolak. Pemerintah memutuskan untuk tidak tunduk pada tekanan para militan, tetapi mereka membutuhkan rencana untuk menyelamatkan para gadis tersebut.

Di sinilah Jake kembali dilibatkan. Ia direkrut oleh seorang agen militer bernama Travis (Christopher Backus), untuk memimpin misi penyelamatan.

Jake melihat misi ini sebagai kesempatan untuk menebus kegagalan sebelumnya, dan membalas dendam kepada Amir atas kematian timnya. Dalam misi ini, Jake memimpin tim yang terdiri dari perempuan tangguh, masing-masing dengan keahlian khusus.

Ada Mechanic (Rona-Lee Shimon), seorang ahli kendaraan; Bomb (Maria Bakalova), spesialis bahan peledak; Shooter (Emily Bruni), penembak jitu; dan Geek (Jojo T. Gibbs), ahli teknologi.

Jake dan timnya juga bekerja sama dengan penduduk lokal, yakni Abbas (Aziz Capkurt) seorang sopir yang humoris dan kakaknya Malik (Reza Brojerdi). Mereka juga dibantu oleh Mike (Edmund Kingsley), seorang dokter yang sudah lama tinggal di daerah konflik.

Misi penyelamatan ini penuh dengan tantangan berbahaya. Jake dan timnya harus menembus wilayah musuh, menghadapi baku tembak sengit dan memanfaatkan strategi cerdas untuk mengalahkan Amir. Tak hanya itu, Jake juga harus menghadapi pengkhianatan dari seseorang yang begitu ia percayai.

Ulasan Film Dirty Angels

Martin Campbell, sutradara kawakan yang telah menghadirkan sejumlah film ikonik seperti GoldenEye, Casino Royale, dan The Mask of Zorro, kembali dengan karya terbarunya, Dirty Angels.

Dengan reputasi yang gemilang di dunia perfilman, harapan besar tentu tersemat pada film ini. Terlebih lagi, premis yang diangkat cukup menarik: tim operasi khusus yang dipimpin oleh seorang perempuan, melaksanakan misi penyelamatan di Afghanistan. Sebuah ide yang terdengar segar dan penuh potensi.

Namun, meskipun ide dasar ini cukup menjanjikan, eksekusinya kurang mampu membawa film ini menjadi sesuatu yang benar-benar berkesan.

Salah satu kekurangan yang terasa dalam film ini adalah adegan aksinya yang cukup minim. Bagian awal cerita lebih banyak dihabiskan untuk perencanaan misi, dengan dialog yang terasa datar dan kurang membangun suasana. Adegan aksi pertama yang signifikan baru muncul setelah hampir satu jam berlalu.

Sayangnya, saat aksi itu akhirnya hadir, hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi. Adegan-adegan pertempuran terasa biasa saja, tanpa inovasi atau intensitas yang membuat adrenalin terpacu. Bahkan klimaks yang seharusnya menjadi puncak ketegangan terasa terlalu cepat berlalu, meninggalkan kesan tergesa-gesa.

Di tengah kelemahan tersebut, penampilan Eva Green sebagai Jake, menjadi salah satu elemen yang patut diapresiasi.

Jake adalah satu-satunya karakter yang memiliki konflik emosional mendalam. Dihantui rasa bersalah atas kegagalan misi sebelumnya yang menewaskan timnya, ia membawa beban berat sepanjang cerita. Konflik batin ini memberikan dimensi yang membuatnya sedikit lebih menarik dibandingkan karakter lainnya.

Karakter-karakter lainnya dalam tim kurang dikembanngkan dengan baik. Mereka lebih sering hadir hanya sebagai pelengkap, tanpa ada latar belakang atau motivasi yang cukup. Akibatnya, hubungan antar karakter terasa hambar dan tidak cukup memengaruhi alur cerita secara emosional.

Sementara itu, tokoh antagonis, Amir, juga kurang dikembangkan. Meskipun digambarkan brutal dan tanpa ampun, tindakannya terasa biasa saja karena tidak ada eksplorasi yang memperkuat karakternya.

Dari segi teknis, Dirty Angels berhasil dalam beberapa aspek. Sinematografi yang digunakan cukup berhasil menggambarkan lanskap perang yang suram dan penuh ketegangan, memberikan suasana yang tepat untuk latar film ini.

Namun, sayangnya, efek visual film ini tidak selalu konsisten. Beberapa adegan yang menggunakan efk CGI, seperti ledakan helikopter di awal film, terlihat kurang mulus. 

Secara keseluruhan, Dirty Angels adalah film yang menyuguhkan premis menarik namun kurang untuk memaksimalkan potensinya. Meski begitu, film ini masih layak dinikmati sebagai hiburan ringan.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rosetiara Sahara